Nasehat Imam Zaman

Shalatlah dengan khusyu’

Masalah yang amat penting ialah bagaimana orang dapat memperoleh rahmat Tuhan. Allah memberi jawaban atas pertanyaan ini, “Dan mohonlah pertolongan dengan Sabar dan Shalat” (2:153).

Apakah shalat itu? Shalat ialah permohonan yang ditujukan kepada Allah Yang Maha Suci dengan sekhusyu’-khusyu’nya dan seyakin-yakinnya, disertai dengan permohonan sedalam-dalamnya untuk diberi ampun dan diberi rahmat bagi Nabi Suci.

Oleh sebab itu jika saudara bershalat, janganlah seperti orang bodoh yang hanya puas dengan membaca kalimat-kalimat berbahasa Arab, karena bagi kebanyakan orang, shalat dan istigfar itu hanya upacara lahir, bukan kesungguhan hati. Jika saudara bershalat, selain menetapi semua aturan yang tercantum dalam Quran (Sabda Allah) dan dalam Hadits (Sabda Nabi Suci), saudara harus bermohon dengan segala kerendahan hati kepada Tuhan dengan menggunakan bahasa sendiri agar membekas dalam batin saudara.

Dalam shalat itulah terletak obat penawar bagi segala macam kesukaran. Saudara tak tahu, kesukaran apakah yang sedang mengintai saudara. Oleh sebab itu, sebelum saatnya tiba, mohonlah agar saudara diberi rahmat dan keselamatan.

Wahai orang-orang kaya, para raja dan kaum  bangsawan! Sedikit sekali golonganmu yang takut kepada Allah dan berjalan di jalan Allah. Kebanyakan dari anda hanya mementingkan urusan duniawi, menghabiskan hidup anda dalam kesibukan dunia. Dan lupa bahwa anda akan mati. Jika anda tak bershalat, dan bahkan anda acuh tak acuh terhadap Allah, anda akan memikul dosa orang-orang yang berhubungan dengan anda. Jika anda berminum-minuman, anda akan memikul dosa orang-orang yang berminum dengan anda.

Wahai orang bijaksana! Dunia ini tak akan kekal. Maka jagalah diri anda sebaik-baiknya. Hentikanlah segala macam kejahatan. Jauhilah segala macam minuman keras seperti anggur, wiski, bir dan sebagainya, semua itu adalah minuman yang membahayakan. Candu, ganja, opium dan sebagainya, yang menjadi kebiasann anda, benar-benar buruk sekali pengaruhnya yang akhirnya akan menyebabkan kematian. Hendaklah anda menjauhkan diri dari barang-barang ini. Sebenarnya kami tak mengerti, mengapa anda menggunakan barang-barang ini, padahal telah anda saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa beribu-ribu orang telah binasa menjadi korban, sedang siksaan di Akhirat akan lebih berat lagi.

Jadilah orang yang bertaqwa kepada Allah, menjaga diri dari kejahatan, agar saudara berumur panjang dan diberkahi Allah. Menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, berfoya-foya, bergelimang dalam kemewahan, hidup tak bertanggungjawab, adalah laknat, karena dengan demikian anda tak ingat, tak memikirkan, dan tak menghiraukan akan penderitaan orang lain.

Setiap orang kaya bertanggung jawab terhadap Allah dan sesama manusia akan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagaimana orang miskin juga harus bertanggung jawab akan hak dan kewajibannya. Bahkan sebenarnya, orang kaya itu mempunyai pertanggungjawaban yang lebih besar lagi.

Sungguh celaka sekali orang yang menjauhkan diri dari Allah, yang tanpa takut-takut lagi makan semua barang haram larangan Allah. Jika mereka marah, mereka mengamuk seperti orang gila, melontarkan kata-kata kotor, siap untuk memukul, melukai dan membunuh. Dan celaka sekali orang yang mengejar kesenangan dan kemewahan dengan tanpa malu sedikit pun. Orang semacam ini tak akan mengerti apakah kesenangan yang sebenar-benarnya.

Wahai saudara-saudara yang tercinta. Saudara tak akan hidup lama di dunia, apalagi jika saudara sudah banyak umur. Janganlah saudara mengecewakan Tuhan. Pemerintah dunia pun, jika tak senang kepada saudara, pasti dapat membinasakan saudara. Maka dari itu, saudara harus lebih tak mengecewakan Tuhan Yang menciptakan saudara.

Tak ada yang dapat membinasakah saudara, jika menurut penglihatan Allah, saudara benar-benara taqwa kepada-Nya. Dia sendiri yang akan melindungi saudara, dan tak seorangpun dapat mengganggu saudara, sekalipun orang itu musuh saudara yang haus darah. Jika saudara tak bertaqwa kepada Allah, Allah tak akan melindungi saudara, saudara akan hidup penuh ketakutan, perasaan tak tenang dan tak tentram, dan pada usia lanjut, saudara akan  penuh sesal dan duka cita.

Allah hanya akan melindungi orang-orang yang menyertai Dia. Oleh karena itu, datanglah kepada-Nya, dan janganlah memusuhi Dia. Jangan sekali-kali saudara acuh tak acuh akan kewajiban yang Dia bebankan kepada saudara. Janganlah saudara bertindak sewewang-wenang terhadap sesama mahluk, baik dengan mulut maupun dengan tangan dan hendaklah saudara takut akan kutukan Allah. Hanya inilah jalan ke arah keselamatan.

Wahai para ulama! Janganlah anda tergesa-gesa menuduh saya sebagai penipu. Sungguh banyak sekali rahasia Tuhan yang orang tak dapat menangkap semuanya seketika itu juga. Janganlah anda terburu-buru menolak pada waktu anda mendengar itu. Karena sikap semacam ini bukanlah sikap orang tulus. Karena jika anda menafsirkan Hadits bertentangan denga arti yang sebenarnya, maka turunnya Masih sebagai Hakim yang adil, tak akan ada artinya.

Anda berpendapat bahwa datangnya Masih itu membawa tugas untuk bersama Imam Mahdi memerangi semua orang kafir, agar mereka memeluk Islam. Kepercayaan ini merendahkan sekali derajat agamat Islam. Di manakah ayat Quran yang menerangkan bahwa agama harus disiarkan dengan pedang? Sebaliknya, Allah bersabda dalam Quran Suci, “Tak ada paksaan dalam agama” (2:256)

Lalu dari siapakah Masih Mau’ud diberi wewenang untuk menggunakan kekerasan supaya orang-orang memeluk Islam? Quran Suci tak membenarkan penggunaan paksaan dalam hal agama, dan dalam sejarah Nabi Suci dapat dibaca dengan terang bahwa pada waktu beliau mengangkat senjata, ini bukan sekali-kali untuk menyiarkan Islam, melainkan untuk menghukum orang-orang yang membunuh dan atau mengusir kaum muslimin dari tempat tinggal mereka. Sebagaimana Sabda Allah dalam Quran Suci, “Izin perang diberikan kepada orang-orang yang diserang, karena mereka telah dianiaya, dan sesungguhnya Allah itu berkuasa untuk menolong mereka” (22:39). Alasan lain perang Nabi Suci dilakukan untuk membela diri terhadap serangan orang-orang yang berusaha mati-matian untuk menghancurkan Islam, untuk menghentikan fitnah yang dilakukan dengan kekuatan senjata, dan untuk menuntut kemerdekaan.

Selain tiga tujuan ini, Nabi Suci dan Khulafa-ur-Rasyidin tak melakukan peperangan apapun lagi. Sebenarnya, kaum Muslimin mengangkat senjata untuk membela diri, mereka telah menanggung segala macam penganiayaan dengan sabar yang dalam sejarah bangsa-bangsa tak ada persamaannya. Lalu Masih dan Mahdi macam apakah ini, yang akan memenggal leher setiap orang kafir yang tak mau memeluk Islam?[]

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here