Ketika kita melakukan penelusuran terhadap nama Maulana Muhammad Ali, terdapat dua kemungkinan yang muncul, yakni Maulana Muhammad Ali Ahmadiyah Lahore dan Maulana Muhammad Ali Jauhar (Politikus), bahkan akan muncul nama Muhammad Ali seorang legenda
SelengkapnyaJauh dari keramaian dan kemajuan kota, di sebuah dusun bernama Qadian, hiduplah seorang laki-laki keturunan Persia, bernama Ghulam Ahmad (1839–1908). Nenek moyangnya pindah dari Persia ke India, pada masa awal Kerajaan Mongol, dan menetap di Punj
Selengkapnya”Erfan Dahlan dahulu dari Indonesia menuju Thailand Selatan menjadi guru agama Islam dalam suatu perutusan (mission) Ahmadiyah Lahore di Kota Petani, salah satu dari 4 provinsi negara Thailand yang asalnya suatu kerajaan Petani yang diperintah oleh s
SelengkapnyaDjodi Ahmad (berkemeja putih) pada Jalsah GAI Tahun 2016. Bersamanya dari kiri ke kanan: Ir. Muslich Zainal Asikin, Yudjono, S.H., dan Prof. Tina Afiatin. Djodi Ahmad Husain Suparto, demikian nama lengkapnya. Lahir di Semarang, pada Selasa Pahing,
SelengkapnyaFoto Pengurus PB GAI Tahun 1934. R. Muh. Husni berdiri di tengah (nomor 5 dari kiri). Lihat Keterangan Lengkap Foto di sini Dari GAI cabang Surabaya diberitakan bahwa pada hari Rabu, 21 Juni 1978, telah meninggal dunia dengan tenang Bapak Haji R. Mu
SelengkapnyaMansyur Basuki lahir pada 1 Agustus 1943 di Malangbong, Garut, Jawa Barat. Ia berdarah campuran Sunda-Arab-Jawa. Ibunya, Hj. Siti Nurhaya, adalah perempuan asli keturunan Sunda. Sementara sang Ayah, Soedaryo Soeryopranoto, adalah seorang blasteran ke
SelengkapnyaSiap Mati Demi Kebenaran Menjadi mubaligh adalah panggilan hati, meski banyak rintangan menghadang. Bahkan berbagai ancaman yang mengincar keselamatannya, tidak menyurutkan tekatnya untuk menyampaikan kebenaran. Jalan hidup dan riak riuhnya
Selengkapnya"Boleh dikata tak ada orang yang pelayanannya lebih besar dan lebih bernilai dalam menyongsong kebangkitan Islam kembali selain Maulana Muhammad Ali, dari Lahore." -- Muhammad Marmaduke Pickthall, Penerjemah Al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris. "Baran
SelengkapnyaImam Musa Projosiswoyo lahir di Solo pada 19 Juli 1942 dan wafat di Jakarta pada 15 Januari 2005. Menurut penuturannya, ia mengenal Ahmadiyah-Lahore dari Kakeknya dan juga kedua orangtuanya. Sang kakek, Moehamad Aspari, mengenal Ahmadiyah-Lahore d
SelengkapnyaSaya kurang ingat, apakah saya mulai nderek Bapak Djojosoegito di Malang, atau hanya diajak Eyang Lurah (R. Ngt. Kramadihardja, Lurah Linggasari, Purwokerto) berkunjung. Tetapi kira-kira akhir tahun 1938 atau 1939, saya berada di Malang. Waktu itu a
Selengkapnya