Siapa sangka, Rasulullah Muhammad saw. juga mempunyai selera humor yang tinggi. Setidaknya, terdapat tiga riwayat hadits yang menceritakan bagaimana Rasulullah saw. juga suka bercanda dengan para sahabatnya.
Kisah pertama diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan juga oleh Abu Dawud dan At-Tarmidzi.
Suatu hari, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw. Sahabat itu berniat meminjam seekor unta kepadanya untuk memindahkan barang-barangnya yang cukup berat.
Secara spontan, Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Bawa saja anak unta di seberang sana untuk memindahkan barang-barangmu itu.”
Sahabat merasa bingung, kenapa hanya anak unta yang dipinjamkan kepadanya? Bukankah barang-barang yang akan ia pindahkan itu berat?
Ia pun memberanikan diri bertanya, “Ya Rasulallah, tidak adakah unta yang lebih dewasa, yang sekiranya sanggup memikul barang-barangku yang berat ini?
Rasulullah saw. tersenyum, lantas berkata: “Siapa yang mengatakan bahwa anak unta itu masih kecil? Mau yang sudah besar ataukah yang masih kecil, bukankah keduanya juga anak unta? Apa mungkin seekor unta lahir dari rahim ibunya yang bukan unta?”
Sang sahabat pun tertawa kecil. Ia mafhum dengan candaan Rasulullah saw. kepadanya.
Kisah kedua diriwayatkan oleh Abdu Ibnu Humaid dan Al-Baghawi, dan termaktub pula dalam Riwayat Tarmizi.
Suatu ketika, datanglah seorang nenek-nenek menemui Rasulullah saw. Ia ingin diyakinkan oleh Rasululllah, apakah perbuatan baiknya akan membuatnya masuk surga ataukah tidak.
Sambil tersenyum, Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Ketahuilah, tidak ada nenek-nenek di surga.” Mendengar jawaban Rasulullah saw., si nenek terlihat muram dan bersedih.
Tetapi tak lama, Rasulullah saw. menerangkan ucapannya, bahwa setiap orang akan menjadi muda kembali saat masuk Surga, sebagaimana diisyaratkan dalam Surat Al-Waqi’ah (lihat ayat 35-38). Si nenek pun menghela nafas lega dan pulang dengan bahagia.
Kisah canda Rasulullah saw. yang ketiga terdapat dalam hadits riwayat Imam Bukhari.
Suatu ketika, Rasulullah saw. dan sepupunya, Ali bin Abi Thalib, duduk bersebelahan sambil makan kurma.
Rasulullah saw. berpikir untuk mencandai Sayyidina Ali. Setiap kali makan kurma, Rasulullah saw. diam-diam menyelipkan bijinya ke gundukan sisa biji kurma yang ada di samping Sayyidina Ali.
Ketika mereka selesai makan, Nabi berkata,“Ayo kita lihat, siapa yang paling banyak makan kurma.”
Tentu saja, gundukan biji kurma yang ada di samping Sayyidina Ali lebih banyak daripada yang ada di depan Rasulullah saw. Mendengar hal ini, Nabi tersenyum. Namun, menyadari lelucon itu, Ali membalas dengan mengatakan:
“Wahai, sepertinya engkau sangat lapar, Ya Rasulallah, sampai-sampai engkau makan kurma berikut dengan bijinya.”
Keduanya pun lantas tertawa lepas.
—dari berbagai sumber—
Comment here