Ada seorang profesor matematika yang suatu ketika dalam memberi kuliahnya memberi selingan, “Matematika itu seperti gadis. Jika anda acuh kepada matematika, akan dibalas dengan acuh. Jika anda cinta kepada matematika, akan dibalas dengan berlipat-lipat.”
Kiranya sang profesor telah mengalami bahwa menjadinya dia amat menguasai matematika, sebab amat cintanya dia kepada matematika. Dan pasti matematik adalah INDAH baginya.
Ternyata siapapun dapat cinta kepada ilmu yang manapun, dan ia akan dibalas dengan penguasaan yang penuh atas ilmu itu, dan pasti ilmu itu indah baginya. Maka “semua ilmu itu seperti gadis, acuh kepada ilmu akan dibalas dengan acuh, cinta kepada suatu ilmu akan dibalas dengan berlipat-lipat”. Maka luar biasalah daya cinta kasih yang keindahan pasti menyertainya.
Guru yang cinta kepada mata-pelajaran yang ia berikan akan menguasai penuh apa yang diajarkan, membuat mengajarnya seperti “kesurupan”, itulah keindahan yang adalah daya tarik tersendiri bagi para siswa.
Demikian juga diri dicurahkan kepada profesi apapun dasarnya ialah cinta kepada profesi itu dan akan mendatangkan prestasi-prestasi. Juga usaha apapun akan berhasil dengan sukses jika dikelola dengan cinta kasih. Mengelola apapun yang profesional mendatangkan sukses, dan profesionalisme dasarnya adalah cinta kasih.
Dapat dibuat kesimpulan bahwa Tuhan berada di belakang semua aktivitas manusia. Tuhan Maha Tahu dan Maha Adil, bagi manusia yang beraktivitas dengan cinta kasih, Tuhan akan memberi sukses yang berlipat-lipat. Dan yang dialami manusia adalah serba KEINDAHAN.
Insya Allah suatu keluarga mengalami evolusi dan kebahagian jika orang tua dan anak-anak bersatu dalam cinta kasih dan keindahan. Demikian juga insya Allah jika kalbu manusia berada dalam cinta kasih dan keindahan, manusia bakal mengalami sehingga akhirnya yakin bahwa Tuhan menjadi makin dekat dan makin dekat lagi setiap saatnya.
Tuhan menyampaikannya dalam ayat, “Allah telah membuatmu CINTA kepada iman dan membuatnya INDAH di kalbumu” (QS 49:7). Itulah tandanya manusia sudah ber-IMAN. Maka cinta dan keindahan tersebut pasti akan dialami, jika salatnya KHUSYUK karena sudah beriman (QS 23:1, 2).
Maka kita kerjakan salat, dikir, istighfar dengan mencari keindahan di kalbu, dengan sendirinya kalbu berada dalam cinta kasih yang identik dengan PENINGKATAN lahir batin. Maka sedang berada dalam keadaan yang bagaimanapun, kita cari untuk adanya cinta kasih dan keindahan di kalbu.
Bukankah manusia telah diberi oleh Tuhan serba KEINDAHAN dengan dapat melihat, mendengar, berpikir, berperasaan, menerima ilham-ilham dari Tuhan (QS 10,64, 91:8), kesadaran akan itu semua mendatangkan CINTA KASIH, dibalas dengan berlipat-lipat berupa evolusi lahir batin. Sehingga insya Allah manusia bakal mengalami dirinya makin dekat kepada Tuhan dan makin dekat lagi.[]
Oleh : Mardiyono
Comment here