Sebagian kalangan menuding bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad wafat secara mengenaskan akibat mubahalah dengan Tsanaullah, seorang ulama Islam yang sezaman dengan beliau. Setidak-tidaknya, hal ini tergambar dalam tulisan bertajuk ”Matinya Mirza Ghulam
SelengkapnyaDalam Qanun Asasi Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) Pasal 4 butir ke 2 dinyatakan bahwa Gerakan Ahmadiyah meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai nabi yang terakhir. Sesudah beliau tidak akan datang nabi lagi, baik nabi lama ataupun nabi baru. Masala
SelengkapnyaSalah satu permasalahan dalam menekuni apa-apa yang dijelaskan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Mujaddid Abad 14 Hijriyah, adalah memahami pokok-pokok persoalan yang telah dikemukakan oleh dirinya, mengenai statusnya dalam kehidupan keberagamaan, ant
SelengkapnyaSetidak-tidaknya, terdapat dua pendapat yang mengemuka mengenai arti kata khatamun-nabiyyin yang diterapkan kepada Nabi Suci Muhammad saw. di QS 33:40. Pertama, khatamun nabiyyin bicara mengenai keberakhiran kenabian yang membawa syari’at. Karen
SelengkapnyaBerkembangnya isu gerakan Ahmadiyah yang memiliki nabi setelah nabi Muhammad saw di tengah masyarakat Indonesia khususnya, menimbulkan akibat yang tidak sederhana. Pendoktrinan atas kesesatan Ahmadiyah, pernah dialami oleh penulis saat menjadi si
SelengkapnyaKami adalah orang Islam yang mempunyai Aqidah (dasar keimanan) dan Qaumiyah (dasar kebangsaan) sebagai berikut: Kami menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang disembah, selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah hamba dan Utusan-Nya, serta sebagai nabi
SelengkapnyaBanyak orang keliru paham tentang kapan dimulainya proses mubahalah antara Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dengan Maulvi Tsanaullah. Banyak yang mengira, mubahalah itu berlangsung sejak tahun 1907. Untuk memahami kasus ini, berikut saya uraikan kronologi t
SelengkapnyaBelum lama berselang, ada dimuat dalam harian yang saudara pimpin, isi sebuah surat Bapak Presiden kita (Soekarno –Red), ketika beliau masih ada di Endeh, yang terdapat juga dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi (Jilid I cetakan ke-2, 1963, hlm. 345,
SelengkapnyaJonathan Z. Smith dalam bukunya, To Take Place: Toward Theory in Ritual (1987), menyebutkan bahwa sebuah tempat itu menjadi suci sebetulnya bukan karena tempat itu pada dasarnya suci. Ia berubah statusnya menjadi suci karena ada peristiwa sejarah ter
SelengkapnyaBerikut adalah dialog antara anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Qadiani, selanjutnya disebut JAQ) dan anggota Gerakan Ahmadiyah Indonesia (selanjutnya disebut GAI) yang terjadi secara tidak langsung melalui peramban whatsapp berkenaan deng
Selengkapnya