Artikel

Ahmadiyah: Tasawuf Modern

Dalam era globalisasi yang kompetitif ini kemajuan sain dan teknologi yang serba materialistik, rasionalistik, verbalistik dan sekularistik digugat, karena tak mampu  menjangkau  realitas-immaterial yang  sifatnya subyektif, intuitif dan eksperimentalistik. Tuntutan  ini hanya bisa dicapai  lewat jalur sufisme atau tasawuf modern  yang sifatnya Qur’anik sebagaimana dipraktekkan oleh Nabi Suci Muhammad saw. dan para sahabatnya.

Oleh: S. Ali Yasir | Ketua Umum PB GAI Periode 1995 – 2001

Bacalah dengan nama Tuhan dikau Yang menciptakan, Yang menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhan dikau adalah Yang paling Murah-hati, Yang mengajar (manusia) dengan pena, Yang mengajarkan kepada manusia apa yang ia tak tahu (QS 96:1-5)

Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Suci Muhammad saw di atas, semua ayatnya mengandung nilai sufistik. Perintah membaca dengan nama Tuhan dikau (Rabbika) yang implementasinya adalah  “Bismillahir-rahmanir-rahim”, artinya “Aku mohon pertolongan Allah Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih”. Hanya dengan  pertolongan Tuhan sajalah  manusia dapat mencapai  kesempurnaan sebagaimana yang dituju oleh sufisme. Dalam ayat  pertama ini, Allah SWT menyatakan  diri-Nya sebagai Rabb, yaitu Yang memelihara hingga sempurna, berarti wahyu yang diterima oleh Nabi Suci, baik Quran Suci maupun Sunnah  dan Hadits  sarana untuk menyempurnakan diri beliau sebagai uswatun hasanah. Oleh karena itu  beliau  bersabda, bahwa siapa pun tak akan tersesat untuk selama-lamanya jika berpegang kepada dua perkara yang beliau tinggalkan yakni Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.

Ayat kedua menginformasikan, bahwa manusia diciptakan dari ‘alaq. Kata ‘alaq artinya segumpal darah, yang di tempat lain disebutkan proses terjadinya manusia melalui suatu tahap yang disebut ‘alaqah (23:14). Akan tetapi kata ‘alaq menurut Tajul-Arus dan Lane Lexicon dapat juga diartikan  kelekatan dan kecintaan. Maka dari itu Dr. Mourice Bucaille, seorang dokter bedah Perancis dalam bukunya La Bible le Coran et la Science (1976) menerjemahkan  ayat ini sbb: “Yang menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat.”  Arti ini menurut Maulana Muhammad  Ali dalam tafsirnya The Holy Qur’an ayat ini dapat diartikan “menciptakan manusia dari kecintaan”, karena menurut beliau “diriwayatkan dalam sebuah Hadits bahwa Allah  berfirman: ‘Aku suka agar Aku dikenal, maka dari itu Aku menciptakan  manusia” (tafsir no. 2770). Arti ini amat sufistik.

Ayat ketiga berisi perintah membaca diikuti informasi bahwa Tuhan adalah yang paling Murah-hati. Ini berarti berkat membaca dengan memohon  pertolongan Tuhan derajat manusia terangkat, dari alaq atau segumpal darah yang mengandung arti bahwa betapa tak berartinya asal-mula manusia dapat mencapai derajat mulia yang kemuliaannya melebihi malaikat. Al-Junaid yang dikenal sebagai salah seorang tokoh sufi terkenal mengemukakan bahwasannya sufi adalah perpindahan manusia dari budi pekerti tercela menuju budi pekerti terpuji.

Ayat keempat “Yang mengajar (manusia) dengan pena”  ini berarti, bahwa pena  dan tulisan bukan saja  alat ampuh untuk mempropagandakan ilmu tentang keesaan Ilahi saja, melainkan pula pena dan tulisan digunakan untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan menjaga keaslian Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Suci Muhammad saw. Betapa pentingnya pena (qalam) dalam wahyu kedua digunakan Ilahi untuk bersumpah (68:1), agar manusia memperhatikannya. Berkat  pena ilmu dan pengalaman suatu generasi dapat ditransfer kepada generasi berikutnya atau dari seseorang  yang memiliki  atau dikaruniai ilmu kepada orang lain yang belum mengetahuinya.

Ayat kelima “Yang mengajarkan kepada manusia apa yang ia tak tahu”. Ayat ini melengkapi ayat sebelumnya. Ada dua cara yang digunakan  Ilahi dalam mengajar manusia, yaitu: pertama, melalui  pena (tulisan) yang harus dibaca oleh manusia guna mengetahui hal – hal yang telah terjadi, dan  yang kedua,  pengajaran secara langsung tanpa  pena (tulisan)  yang banyak  dialami oleh para Nabi Utusan Allah dan orang-orang suci, yakni  para wali dan  mujaddid dari abad ke abad,  yang berupa  ilham, kasyaf (visium) dan ru’ya atau ru’yash-shalihah, dengan cara ini  seseorang tidak  hanya  mengetahui hal-hal yang telah terjadi  saja, melainkan pula dapat  mengetahui hal-hal yang sedang dan akan terjadi.

Dari wahyu pertama  yang diterima  oleh Nabi Suci itu saja  dapat digaris-bawahi pernyataan  Titus Burckhardt dalam bukunya An Introduction to Sufi Doctrine (1976) bahwa “peranan sufisme dalam dunia Islam benar-benar seperti hati dalam diri manusia.” Hal ini nampak nyata dalam kehidupan Nabi Suci dan para sahabatnya yang mulia, terutama Abu Bakar, Umar bin Khathab, Utsman bin ‘Affan dan Ali bin  Abi Thalib. Meski sebagai kepala negara yang telah menaklukkan Romawi dan Persi, kehidupan mereka  sufistik seperti penghulunya, mereka hidup dalam kesederhanaan  dan wafat tanpa meninggalkan istana dan harta yang diwariskan kepada ahli warisnya.

Tasawuf modern

Memang sejarah mencatat pula bahwa pasca abad ke-4 Hijriah dunia Islam mengalami kemunduran yang sufisme menjadi salah satu sebabnya sebagaimana  telah dinubuatkan oleh Quran Suci dan Hadits Nabi, misalnya surat At-Takwir dan Hadits riwayat Baihaqi dari Ali bin Abi Thalib, bahwa pada akhir zaman Islam tinggal namanya dan Quran Suci tinggal tulisannya, karena umat Islam terpecah dalam dua pola kehidupannya, satu pihak terbuai oleh kenikmatan duniawi yang serba glamour dan dipihak lain terjerumus kedalam kehidupan mistik yang dipengaruhi oleh filsafat Yunani, Kristiani, Persia dan Vedanta.

Dalam era globalisasi yang kompetitif ini kemajuan sain dan teknologi yang serba materialistik, rasionalistik, verbalistik dan sekularistik digugat, karena tak mampu  menjangkau  realitas-immaterial yang  sifatnya subyektif, intuitif dan eksperimentalistik. Tuntutan  ini hanya bisa dicapai  lewat jalur sufisme atau tasawuf modern  yang sifatnya Qur’anik sebagaimana dipraktekkan oleh Nabi Suci Muhammad saw. dan para sahabatnya. Untuk mencukupi kebutuhan ini Allah Yang Rahman dan Rahim membangkitkan H.M. Ghulam Ahmad sebagai Mujaddid dalam bidang syariat dan tarekat. Tarekat beliau adalah tarekat Nabi Suci Muhammad saw. yang menjadi sumber kemajuan, baik di bidang duniawi maupun ukhrawi.

Gerakan tajdid (pembaharuan) beliau kemudian dinamakan Ahmadiah. Untuk menunaikan kewajiban agama bergabung dengan beliau caranya sebagai berikut. Pertama mengucapkan bai’at sbb:

Bismillahir-rahmanir-rahim.

Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar-rasulullah.

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah; dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu Utusan Allah.

Pada hari ini saya menyatakan diri sebagai pengikut Gerakan Mujaddid Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Masih yang dijanjikan dan Mahdi. Dengan segala keikhlasan  hati saya bertobat atas dosa saya  sampai hari ini, dan saya berjanji akan menjauhkan diri dengan sekuat-kuatnya  dari segala perbuatan dosa. Saya berjanji dengan sekuat-kuatnya hendak menjunjung agama melebihi dunia. Dengan sekuat-kuatnya saya hendak menetapi  shalat, zakat, puasa dan naik haji ke Mekkah. Dengan sekuat-kuatnya saya hendak tabligh agama Islam dan meluaskan Gerakan  Ahmadiyah seperti yang diperintahkan oleh Gerakan   Ahmadiyah Indonesia. Ya Allah, ya Rabbi! Saya mohon ampun atas kesalahan saya, dan mohon perlindungan dari dosa.  Ya Tuhan, saya mengakui kesalahan saya, maka ampunilah kesalahan saya, karena tidak ada yang dapat mengampuni kesalahan selain Engkau.

Lalu mengucapkan ”Janji Sepuluh” sbb:

  1. Selama hidup tak akan berbuat dosa syirik (yaitu menyembah Tuhan selain Allah).
  2. Akan mengingkari segala macam kejahatan, seperti misalnya: berdusta, berzina, memandang orang lain dengan nafsu birahi, khianat, sewenang-wenang, mengacau dan berbuat bencana, lagi pula tak akan tunduk kepada meluapnya hawa nafsu.
  3. Akan tekun menjalankan  shalat lima waktu sebagaimana diperintahkan Allah dan Rasul-Nya; dan dengan sekuat-kuatnya akan menjalankan shalat tahajjud, dan memohonkan rahmat atas  Nabi Suci  (sholawat), memohon perlindungan daripada dosa (istighfar),  mengucapkan syukur atas nikmat Ilahi (tasyakur), memuji dan memahasucikan Allah (tahmid dan tasbih).
  4. Tak akan menyakiti sesama manusia, teristimewa kaum Muslimin, baik dengan tangan, lisan ataupun  dengan cara-cara lain.
  5. Akan tetap  setia  kepada Allah,  baik di waktu  senang maupun susah, di waktu  kecukupan maupun kesempitan, di waktu sehat maupun sakit; dan akan  menghadapi  segala kesukaran  dan kehinaan  di jalan  Allah  dengan gembira; di saat-saat  derita  tak akan mundur selangkah  pun  bahkan semakin menguatkan  tali pengikat dengan Allah.
  6. Akan menjauhkan diri dari  kelakuan buruk atau menurut ajakan nafsu  daging; dan akan mentaati sepenuhnya segala perintah  Qur’an Suci; dan akan menjunjung tinggi sabda Allah dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup.
  7. Akan menjauhkan diri dari kesombongan, dan sebaliknya akan hidup dengan andap asor, rendah hati dan lemah lembut.
  8. Akan menjunjung tinggi kehormatan agama Islam melebihi apa saja, bahkan melebihi jiwa, harta, tahta , anak dan saudara.
  9. Akan mencintai sesama manusia demi cinta saya kepada Allah; dan dengan sekuat-kuatnya hendak menggunakan nikmat pemberian Allah untuk kebahagiaan umat manusia.
  10. Akan mentaati  perjanjian ini sampai mati, dan dengan segala  keikhlasan akan meneguhkan tali persaudaraan ini lebih daripada ikatan keluarga dan ikatan-ikatan lainnya.

 

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comments (1)

  1. Assalamu’alaikum wrwb.
    Saya mencoba mengritik paragraph di bawah ini.

    ===6. Akan menjauhkan diri dari kelakuan buruk atau menurut ajakan nafsu daging; dan akan mentaati sepenuhnya segala perintah Qur’an Suci; dan akan menjunjung tinggi sabda Allah dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup.==

    Apakah Ahmadiyah Lahore mentaati perintah2 ALLAH dan as sunnah Rasul dibawah ini?

    1. Mubaligh2,doi2 dan usztad2 haram menerima uang dari pengikut2 dan sponsor2 dalam menyampaikan risalah2 ALLAH kepada masarakat.

    Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan [mengharapkan kepatuhan] orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya. QS 25:(57)

    Hai kaum ku : Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.QS 36: (21)

    Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. QS. 26:109)

    Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan [Al Qur’an]”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.QS 6: (90).

    2. Rasul tidak dibolehkan oelh ALLAH menerima uang dari siapa saja dlm menyampaikan risalah2 ALLAH, maka Rasul mencari nafkah dengan berwirasawsta,berniaga sampai beliau menjadi seorang pedagang berprestasi dan jujur amanah dijuluki oleh masarakat Al AMIN.

    Sesungguhnya pedagang2 yang jujur dan benar akan berada di bawah naunganArsy ALLAH pada hari kiamat.HR Dailami.

    Bahwa 90% dari pengasilan beliau (Muhammad saw) datang dari hasil perdagangan,10% yang datang dari hasil perternakan.HR Dailami.

    ALLAH lebih senang muslim yang kuat iman dan ekonominya dari pada muslim yang lemah. HR Muslim.

    3. ALLAH melarang menjadikan orang2 ALIM sebagai seorang yang suci dari kesalahan2 sebagai manusia.Yang Suci dan tidak bisa bersalah dan berdosa itu hanya ALLAH dan Malaikat saja.

    Apakah pengikut2 Ahmadyah beranggap bahwa HMGA itu adalah orang suci,artinya semua fatwa2nya harus dikuti tanpa reserve?

    Ini larangan ALLAH tertulis dlm Al Quran.

    Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah [6], dan ..QS 9:31,

    Orang2 Kristen telah mentuhankan orang2 Alimnya, oleh karena itu ALLAH mengingatkan Rasul dan pengikut2nya agar jangan mengikuti umat terdahulu yaitu mentuhankan orang2 alimnya.
    Orang2 alim ini telah menyimpang dari ajaran Bible.

    3. ALLAH memerintahkan kepada Rasul untuk beriman kepada wahyu2 ALLAH di Bible(taurat,zabur dan Injil). QS 3:1-7.

    Apakah pengikut2 Ahmadiyah benar2 beriman dan mengamalkan wahyu2 ALLAH di Bible yg tidak bertentangan dgn Al Quran?

    4. ALLAH dan Rasul tidak ada menjelaskan bahwa kitab2 ALLAH sebelumnyanya itu sudah PALSU atau dipalsukan oleh manusia. Apakah pengikut2 Ahmadiyah masih tetap percaya bahwa wahyu2 ALLAH di Bible itu semua sudah palsu sebagaimana ulama2 Salaf dan ulama2 Fundamentalis berpendapat bahwa Bible itu sudah palsu.

    Sedangkan ALLAH dan Rasul2 mengatakan dlm al Quran dan bible bahwa kitab2 ALLAH dijamin kesuciannya dari tangan2 manusia dan jin2 sampai hari kiamat.

    Malah ALLAH menjelaskan dlm Bible ( Rev.22:18.Matthew. 24:35,Matthew 5:18 Psalm 102:26 ,Psalm 119:89 ) dan Al quran bahwa ALLAH akan menjamin semua wahyu2Nya dari pemalsuan dari tangan2 manusia dan jin.QS 80:(16). Qs.6:115.(QS.15:41). QS 39;(62).

    5. Menurut ulama2 salafi dan syiah Fundamentalis wajib mendirikan sistem pemerintahan Syariat Islam. Dan sistem seculer-demokrasi adalah haram karena ciptaan manusia Barat (kafir).

    Apakah pengikut2 Ahmadiyah percaya bahwa ALLAH dan rasul memerintahkan manusia untuk mendirikan sistem Syariat Islam.Apakah ada perintah itu dlm al Quran secara explicit?

    Kami berkeyakinan bahwa sistem pemerintaan seperti Saudi dan Iran adalah sbukanlah sistem Syariat Islam tapi sistem komunis berbaju Islam. Sistem komunis itu adalah RACIST,diskriminasi, tidak adil, zolim, tidak ada kemerdekaan beragama,berkaykinan ,berexpressi dan berbicara.

    Kami berkeyakinan bahwa sistem Syariat Islam yang tertulis dlm al Quran adalah sistem Secular-demokrasi.

    Dalilnya;
    SECULAR.
    Bismilahirrahmanirrahiim.
    Hai orang-orang yang beriman, (1) taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan(2) ulil amri di antara kamu. QS 4:59.
    Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya.Dan kalau mereka menyerahkannya kepada ( 1) Rasul dan( 2 ) Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). QS.4:83
    Artinya ada 2 institute; satu adalah Ulil Amri,pemerintahan yang syah yang wajib ditaati.Kedua adalah taati ALLAH dan Rasul sebagai wakil dari agama Islam,yang mempunyai autoriti tentang agama Islam.Disamping itu tentu ada pula gol.Kristen dan Yahudi dll ,semua golongan2 itu wajib mentaati peraturan Ulil amri atau pemerintahan.
    Jadi pemerintah dan Gereja,Mesdjid,temple dll adalah terpisah.

    DEMOKRASI DALAM ISLAM.
    “..dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan2 ( duniawi seperti sistem
    pemerintahan,tentara, polisi dll ) itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. QS 3:[159].
    Dan [bagi] orang-orang yang menerima [mematuhi] seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan2 mereka ( urusan tentara,polisi,warisan dll) [diputuskan] dengan musyawarat antara mereka (yahudi,nasrani,mukmin ); dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (38)QS 42:(38).

    Dalam menentukan peraturan2 yang berkenaan dengan masalah duniawi–hablul minnas, haruslah bermusyawarah dengan golongan2 lainnya dan kalau tidak tercapai dalam musyawara,maka solusi lainnya adalah voting suara atau pemilihan umum dalam menentukan siapa yang menjadi pemimpin umat atau President sebuah bangsa yang pluralistik.

    Demikian kritikan2 saya kepada saudara2 saya di Ahmadiyah,
    kalau ada waktu mohon di respond,bagaimana pendapat ahmadiyah dgn ayat2 yang saya sampaikan sebagai pedoman dlm membantah pendapat Ahmadiyah.

    With Love
    http://muslimbertaqwa.blogspot.com/p/secular-islam.html
    alatif.

Comment here

Translate »