Kliping

Gubernur Jateng Ajak Gerakan Ahmadiyah Perkokoh Persatuan

Magelang (KR) – Gubernur Jawa Tengah mengajak warga Gerakan Ahmadiyah memperkokoh persatuan dan kesatuan, baik inter organisasi maupun dengan organisasi lain.

Hal ini penting. Karena sekarang ini, demikian Gubernur, kita dihadapkan kepada tantangan-tantangan dan ancaman-ancaman, yang apabila tidak waspada akan membahayakan integritas bangsa.

Demikian amanat Gubernur hari Minggu lalu pada Jalsah (sarasehan kerohanian) XXV Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GAI) di Pusdik Tegalrejo, Magelang. Sambutan itu dibacakan Kadit Sospol Jateng Kolonel Sayyid Abbas.

Integritas itu tidak lain adalah nilai-nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat kita, yang bersumber dan berakar pada budaya Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Oleh karena itu marilah kita perkuat integritas dan tonjolkan identitas kita sebagai Bangsa dalam rangka memperkuat ketahanan nasional, ajak Gubernur.

Akhirnya Gubernur berpesan, dalam menyusun program masukan program Ahmadiyah, sedapat mungkin dapat membantu pelaksanaan pembangunan Jawa Tengah dan di Indonesia umumnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pedoman Besar GAI, Prof. dr. Ahmad Muhammad Djojosoegito, dalam keterangannya kepada pers menjelaskan secara garis besar perbedaan prinsipil Ahmadiyah Lahore dengan Qadian.

Bagi Gerakan Ahmadiyah Lahore, Mirza Ghulam Ahmad adalah Mujaddid, bukan nabi. Sedangkan bagi Qadian, Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi. Padahal semasa hidupnya, Ghulam Ahmad sendiri tidak pernah menyatakan sebagai Nabi, ujar Ahmad Muhammad, yang juga guru besar Fakultas Kedokteran UGM itu.

Jalsah berlangsung tiga hari, diikuti 330 utusan dari GAI seluruh Indonesia, membahas 21 makalah, termasuk KB dalam Islam oleh Prof. dr. Ny. Sumiati Ahmad dari Fakultas Kedokteran UGM. (Yud)

  • Sumber: Harian Kedaulatan Rakyat, 27 Desember 1983
  • Lihat Sambutan Gubernur Jateng pada Jalsah GAI Tahun 1983 selengkapnya di sini
Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here