Yatimin AS kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia (PB GAI) Masa Bakti 2024-2029. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PB GAI juga tetap dijabat oleh Mulyono.
Peserta Muktamar, yang terdiri dari 40 orang Majelis Amanah Organisasi (MAO) dari unsur perwakilan cabang GAI seluruh Indonesia, kembali memilih dan menetapkan Yatimin AS sebagai Ketua Umum PB GAI, setelah sebelumnya secara serempak juga menerima laporan pertanggung jawaban beliau sebagai Ketua Umum PB GAI masa bakti 2019-2024.
Baca: Laporan Ketua Umum PB GAI Masa Bakti 2019-2024
Pemilihan dan penetapan Ketua Umum PB GAI itu diselenggarakan dalam gelaran Muktamar XIX Gerakan Ahmadiyah Indonesia yang berlangsung pada 28 hingga 29 Desember 2024 lalu di Kompleks Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI), Baciro, Yogyakarta.
Selain memilih ketua umum, Muktamar juga memilih dan menetapkan jajaran pengurus Pedoman Besar GAI, serta menyusun dan menetapkan pula program kerja untuk kepengurusan PB GAI masa bakti 2024-2029. Dalam muktamar ini, juga ditetapkan ketua, wakil ketua, dan anggota MAO GAI untuk masa bakti 2024-2029.
Penetapan dan Pelantikan Ketua Umum PB GAI dan jajarannya, beserta ketua MAO dan anggotanya, dilangsungkan pada rapat pleno Muktamar hari kedua. Upacara pelantikan berlangsung khidmat, dipimpin oleh Ketua MAO GAI, Dr. H. Soekasno Warnodirdjo.
Sesudah pelantikan, Ketua Umum dan segenap jajarannya mengucapkan sumpah jabatan, dilanjutkan dengan mengikrarkan Janji 10 secara bersama-sama dengan seluruh peserta Muktamar.
Dalam arahannya sesudah upacara pelantikan, Ketua MAO, H. Soekasno Warnodirjo, mengingatkan seluruh pimpinan dan pengurus PB GAI untuk bersiteguh pada misi GAI dalam membela dan menyiarkan Islam.
Perbedaan antara pengurus dan anggota, kata Soekasno, hanya dalam soal jabatan saja. Tetapi kesemuanya memiliki tugas yang sama, yakni membela dan menyiarkan Islam sebagaimana diamanatkan dalam anggaran dasar GAI.
Karena itu, Soekano berharap adanya kerja sama dan kekompakan antara pengurus dan anggota, sehingga kendala-kendala organisasi yang pasti akan ada bisa diatasi secara bersama-sama.
Dalam sambutan pertamanya sebagai Ketua Umum PB GAI masa bakti 2024-2029, Yatimin AS juga menegaskan hal yang sama dengan yang diungkapkan oleh Ketua MAO GAI. Di samping itu, Yatimin meminta seluruh jajaran pengurus untuk menjaga kekompakan, berkolaborasi dan bekerja sama demi suksesnya misi membela dan menyiarkan Islam.
Di samping itu, Yatimin mengingatkan seluruh jajaran pengurus untuk meluruskan dan meneguhkan niat, dengan cara menyediakan diri berkorban dan mengabdi kepada organisasi tanpa berharap imbalan materi.
Sebabnya, kata Yatimin, GAI adalah organisasi yang kecil dan serba lemah. Bagi mereka yang tidak cermat melihat pelajaran kehidupan, dan melihat situasi dan keadaan organisasi ini sebagai ujian, pasti akan lari mencari organisasi lain yang serba kuat.
“Tetapi bila niat kita tulus dalam pengabdian dan pengorbanan lillahi ta’ala,” lanjut Yatimin, “maka ujian seberat apapun bisa dilalui, semata-mata dengan harapan dapat menggapai ridha dan berkah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di ujung sambutannya, Yatimin AS meminta seluruh jajarannya, juga anggota GAI pada umumnya, untuk bermunajat ke hadirat Allah, agar supaya berkenan memberi petunjuk atau hidayah, agar organisasi GAI dapat berjalan sesuai dengan koridor dan tuntunan-Nya.[]
Comment here