Oleh: K.H. S. Ali Yasir
Banyak orang mengidentikkan Ahmadiyah dengan munculnya nabi baru, yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Bahkan, boleh dibilang, salah satu hal yang terutama menjadi kontroversi dan seringkali disalahpahami oleh umat Islam pada umumnya terkait Ahmadiyah antara lain adalah soal kenabian Hazrat Mirza Ghulam Ahmad itu.
Secara faktual, sesungguhnya Gerakan Ahmadiyah berada di luar tudingan itu. Bahkan, secara historis, Gerakan Ahmadiyah lahir justru dilatarbelakangi oleh misi untuk mengoreksi dan meluruskan kekeliruan pihak yang menganggap dan mendudukkan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Karena, dalam keyakinan Gerakan Ahmadiyah, kesempurnaan Islam menjadi mutlak dengan berakhirnya kenabian pada diri Nabi Muhammad saw. Sehingga dengan begitu, tertutup kemungkinan bagi datangnya kembali nabi setelah Rasulullah Muhammad saw, baik nabi lama maupun nabi baru.
Kontroversi di atas, bermuara pada perbedaan penafsiran terhadap kata “khatamun nabiyyin” yang termaktub dalam surat Al-Ahzab ayat 41.
Berikut adalah penjelasan dan penafsiran Gerakan Ahmadiyah terkait dengan kata “Khatamun Nabiyyin”.
[mp3player width=900 height=200 config=fmp_jw_widget_config.xml file=http://ahmadiyah.org/wp-content/uploads/2012/09/02.-Khatamun-nabiyin-.mp3]
Comment here