Dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Suci Muhammad saw., sudah sepatutnya kita merenungkan perjuangan beliau dalam menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan, sebagai manifestasi imannya kepada Allah SWT.
Sebab, tidak lengkap kiranya jika dalam memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad saw. ini, kita tidak merenungkan sukses besar yang telah dicapainya dalam melahirkan revolusi di dalam suatu generasi. Revolusi yang tidak saja menyangkut bidang sosial politik, melainkan pula menyangkut semua aspek kehidupan manusia, bangsa dan negara.
Akhlak Nabi Suci
Di antara orang-orang yang paling mengetahui peri kehidupan Nabi Suci Muhammad saw. sampai yang sekecil-kecilnya adalah Siti ‘Aisyah. Tatkala beliau ditanya tentang budi pekerti Nabi Suci, beliau berkata, “Budi pekerti Nabi Suci adalah Qur’an.”
Ini berarti bahwa Nabi Suci memiliki semua budi pekerti utama yang disebutkan dalam Qur’an Suci. Karena itulah, Allah Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar mempunyai akhlak yang tinggi.” (Al-Qalam, 68:4).
Nabi Suci adalah orang yang sederhana dan jujur. Dalam pergaulan sehari-hari, beliau tidak pernah menempatkan diri lebih tinggi dari yang lainnya. Beliau amat mencintai para sahabat dan bemurah hati terhadap orang yang memusuhi. Dalam mengadili perkara, Nabi Suci selalu bertindak adil. Kawan dan lawan dianggap memiliki kedudukan yang sama.
Kedermawanan Nabi Suci tidak ada bandingannya. Beliau tidak pernah membiarkan para pengemis pergi tanpa menerima apapun dari beliau. Beliau memberi makan kepada orang yang lapar, karena beliau sendiri sering berlapar-lapar.
Sekalipun sikap Nabi Suci rendah hati dan lemah lembut, tetapi beliau juga orang yang paling berani di antara para pemberani. Beliau tak pernah sekalipun gentar menghadapi musuh. Pada waktu orang-orang Mekah berusaha hendak membunuhnya, misalnya, beliau keluar rumah siang malam sendirian tanpa rasa takut sedikit pun.
Ketulusan dan kejujuran Nabi Suci sudah terkenal di seluruh tanah Arab. Berulang kali para musuh mengakui jika beliau tidak pernah berdusta dan ingkar janji. Sekali beliau berjanji, pasti akan ditepati, sekalipun harus mengorbankan banyak hal dan tebusannya mahal.
Demikianlah sekelumit contoh-contoh budi pekerti luhur junjungan kita, Nabi Suci Muhammad saw. Beliau adalah contoh teladan yang paling baik yang harus diikuti oleh seluruh umat Islam.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya kamu mempunyai dalam diri Rasulullah teladan yang paling baik.” (QS Al-Ahzab 33:21).
Ajaran Tentang Tuhan
Nabi Suci Muhammad saw. mengajarkan bahwa Tuhan adalah suatu realitas, bukan suatu imaji yang menyesatkan manusia. Beliau mengajak manusia untuk senantiasa menyertakan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, ia mengajari manusia untuk melihat, berbicara, dan memohon segala kebutuhan kepada-Nya, seperti layaknya seorang anak terhadap orang tua mereka.
Nabi Muhammad saw. mengajarkan manusia kesadaran akan adanya Allah yang tepat berada di hadapan mereka. Allah itu amat dekat dengan manusia, bahkan digambarkan lebih dekat daripada urat lehernya sendiri (QS Qaf 50:16).
Nabi Muhammad saw. mendekatkan manusia kepada Allah tanpa perantara. Beliau benar-benar menghapus sistem kependetaan atau kerahiban dari agama, dan menjadikan agama melulu urusan pribadi orang-seorang langsung kepada Allah.
Tuhan dalam ajaran Nabi Muhammad saw. adalah Sempurna dan Maha Tinggi. Dia bebas dari segala kekurangan dan cacat. Ia dapat dimengerti, diinsyafi, dan ditelaah melalui pengalaman-pengalaman nyata manusia dalam hubungannya dengan alam semesta, tempat di mana Allah memantulkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya.
Nabi Muhammad saw. menyapu bersih segala macam tahayul tentang Tuhan. Islam menyuruh orang menggunakan akal pikiran dan melarang ketundukan membabi buta, layaknya seorang budak kepada tuannya.
Karena itu, kaum Muslimin di zaman Nabi Muhammad saw. tampak tenggelam dalam Tuhan (fanaa fillaah). Mereka hidup dan bergerak dalam Tuhan semata-mata.
Tentang Sikap Beragama
Nabi Muhammad saw. memperlihatkan bahwa iman (keyakinan) dan amal (perbuatan) sekali-kali tidak dapat dipisahkan, sebagaimana pohon tak bisa dipisahkan dari akarnya. Iman dan amal adalah unsur-unsur yang wajib ada dalam proses yang sama.
Beliau membuat agama menjadi sederhana dan masuk akal, sehingga orang yang bodoh sekalipun dapat memahaminya dengan mudah. Nabi Muhammad saw. menjadikan agama sejalan dengan kehidupan, sebagai perkara yang harus dipraktekkan, bukan hanya dipercakapkan saja. Karena itu, agama tidak melulu bicara soal upacara atau ritual yang tak berarti.
Nabi Suci Muhammad saw. adalah guru pertama yang menekankan budi pekerti dan perkembangan ruhani sebagai tujuan semua agama. Beliau meletakkan ajaran jihad di tempat yang sebenarnya. Beliau mengajarkan bahwa jihad bukanlah semata-mata membela agama dalam bentuk formalitas belaka, tetapi jihad melambangkan perjuangan manusia melawan hawa nafsunya sendiri.
Nabi Muhammad saw. mengajarkan bahwa mengasingkan diri dunia dan godaan-godaannya bukanlah perbuatan utama. Sebaliknya, beliau mengajarkan bahwa untuk mencapai keluhuran akhlak, manusia harus membabarkan semua kekuatan yanq terpendam dalam dirinya, dan secara jantan berani berkelahi melawan dan menaklukkan godaan-godaan dunia.
Nabi Suci mengajarkan bahwa ibadah bukanlah tujuan. Ibadah hanyalah sarana untuk mencapai tujuan, yaitu memperkembangkan batin manusia melalui jalan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Sempurna. Hubungan dengan Tuhan dapat menumbuhkembangkan ruhani manusia menuruti garis-garis yang benar, dengan cara mengamalkan dan mempraktekkannya dalam wujud budi pekerti yang baik.
Nabi Muhammad saw. menekankan kepada setiap orang untuk bertanggung jawab atas segala perbuatannya, dan beliau menolak ajaran bahwa dosa manusia bisa ditebus oleh perantara selain dirinya sendiri.
Nabi Muhamnad saw. meletakkan dasar perdamaian universal dengan mewajibkan kepada umatnya supaya mengimani dan menghormati semua nabi dan utusan dari segala agama, seperti Siddarta Buddha, Sri Rama, Musa, Yesus, dan lain-lain.
Dalam ajaran Islam, seorang Muslim tidak diperkenankan mencela para nabi dari berbagai agama itu, sekalipun umat para nabi itu mencerca dan memaki-maki Nabi Muhammad saw.
Ihwal Ilmu, Politik, Ekonomi, Sosial
Nabi Muhammad saw. mewajibkan setiap orang Islam, pria dan wanita, untuk mencari ilmu. Beliau mendorong umatnya untuk mengadakan riset dan penyelidikan terhadap rahasia-rahasia alam. Qur’an Suci adalah Kitab yang pertama-tama membuka mata manusia, bahwa alam adalah pelayan bagi manusia. Alam semesta diciptakan untuk diambil faedahnya bagi kehidupan manusia.
Yang terpenting, ilmu pengetahuan harus berselaras dengan amal perbuatan, dalam rangka pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa ilmu, Islam tidak akan maju. Islam akan maju seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Karena itulah, selang beberapa tahun saja setelah berdiri tegaknya Islam, berbagai macam sekolah, madrasah dan universitas dibangun oleh umat Islam di berbagai penjuru negeri, baik di Asia, Eropa, dan Afrika.
Nabi Muhammad saw. adalah yang pertama kali memproklamirkan bahwa dasar kedaulatan negara dan bangsa. Kedaulatan yang mutlak berada di tangan Tuhan, sedang manusia di dunia diberi amanat oleh Tuhan untuk memerintah seluruh muka buni.
Nabi Muhammad saw. mengamanatkan pemerintahan tidak di tangan orang-orang yang pandai semata, tetapi juga di tangan orang-orang yang saleh, yang dipilih oleh rakyat dan menjalankan pemerintahan dengan musyawarah dengan wakil-wakil rakyat.
Musyawarah adalah dasar pemecahan segala masalah yang berhubungan dengan kepentingan rakyat. Karena itu, musyawarah adalah sendi demokrasi. Tetapi bukan demokrasi liberal yang hanya mengandalkan kekuatan suara terbanyak, bukan pula sistem demokrasi totaliter dimana suara ditentukan oleh yang berkuasa. Demokrasi dalam Islam adalah demokrasi yang dilandasi oleh hikmah kebijaksanaan melalui jalan permusyawaratan.
Nabi Muhammad saw. bukanlah keturunan raja, dan penggantinya dalam bidang kepemerintahan juga bukanlah keturunannya, tetapi dipilih dari antara rakyatnya, oleh rakyat sendiri. Ini mengisyaratkan bahwa sistem pemerintahan kerajaan atau monarki, yang meniscayakan kekuasaan diwariskan secara turun-temurun, tidak diakui oleh Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. melarang peperangan, penjajahan dan agresi. Perang hanya diizinkan apabila kemerdekaan menjalankan agama atau kemerdekaan suatu negara dalam bahaya. Peperangan yang dijalankan oleh Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya adalah perang yang terpaksa dilakukan karena membela diri.
Dalam suasana perang, Nabi Suci melarang membakar rumah, merusak pohon dan buah-buahan, membunuh tawanan, dan lain-lain. Bahkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, tawanan perang di zaman nabi diperlakukan bukan hanya dengan baik, tetapi juga dipandang sebagai saudara.
Dalam lapangan ekonomi Nabi Muhammad saw. menghapus akibat buruk yang timbul karena distribusi yang tidak adil. Beliau menghormati hak milik orang per orang. Beliau melarang riba, yang di kemudian hari menjadi alat yang bengis dalam sistem kapitalisme.
Tapi dalam Islam juga tak dikenal sistem sosialis, nihilis atau komunis. Islam mengajarkan supaya kaum kaya memandang kaum yang miskin sebagai saudara dan membantu mereka. Sebaliknya, kaum miskin tidak boleh iri hati kepada kaum kaya, bahkan diharuskan menghormati mereka, juga selayaknya sebagai saudara.
Nabi Muhammad saw. tak membeda-bedakan manusia atas dasar golongan, keyakinan, keturunan dan kebangsaan. Konsepsi Nabi Muhammad saw. dalam aspek sosial bersifat dinamis, memandang semua manusia secara egaliter sebagai satu keluarga besar (ummatan wahidah).
Manusia dilihat dan ditentukan dari budi baiknya, bukan oleh namanya, pangkatnya, atau keturunannya. Manusia diukur menurut kelakuannya, keadilannya, kebijaksanaannya, kesuciannya dan pengorbanannya. Konsepsi ini tampaknya telah menginspirasi dunia, dan di kemudian hari dicantumkan dalam piagam hak-hak asasi manusia yang dicanangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations).
Mengenai perkawinan, yang menjadi peraturan dasar ialah monogami. Nabi muhammad saw. hanya mengizinkan poligami secara terbatas dan dipagari dengan syarat-syarat yang kuat, agar dalam keadaan normal, poligami tidak merosot menjadi semata pelampiasan hawa nafsu. Dalam sistem sosial yang diidealkan oleh Nabi Suci, poligami adalah semata jaminan keamanan terhadap perbuatan zina.
Mencapai Sukses Besar
Nabi Suci telah berjuang menegakkan kalimah Allah, sehingga Allah memberikan beliau kemenangan dunia dan akhirat. Beliau berhasil menaklukkan dunia dan mencapai kemenangan hanya dengan kekuatan iman kepada Allah semata-mata.
Nabi Suci juga telah sukses menyelenggarakan pembangunan dalam bidang material, intelektual, moral dan spiritual. Nabi Muhammad saw. memecahkan problematika kemanusiaan, seperti misalnya soal perang, kedudukan wanita, minuman keras, perjudian, perzinaan, dan sebagainya.
Beliau berjuang dengan gigih, berkorban dengan tulus ikhlas, hingga mencapai kemenangan. Tetapi dalam kemenangan gilang gemilang itu, beliau tetap rendah hati, menampilkan budi pekerti luhur, dan penuh kasih sayang terhadap sesama manusia
Nabi Suci menyelesaikan pembangunan mental dan spiritual, sekaligus pembangunan di bidang sosial dan politik secara serentak, dalam jangka waktu yang relatif singkat. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Beliau meningkatkan kemajuan bangsanya sampai ke tingkat yang paling tinggi.
Bangsa yang amat percaya dengan tahayul dan menyembah berhala, beralih menjadi bangsa yang memiliki semangat menyala-nyala dalam menyiarkan tauhid ke seluruh dunia. Bangsa yang biadab dan suka berpecah belah satu sama lain, ditempa menjadi bangsa yang bersatu dan beradab, yang siap berbuat sesuatu yang baik guna kepentingan orang lain.
Bangsa yang paling jahil di dunia, disulap menjadi bangsa yang cinta kepada ilmu, dan membawa obor ilmu pengetahuan ke segala penjuru dunia yang kala itu berada dalam kegelapan.
Bangsa yang tak menaruh penghargaan kepada kaum wanita, menjadi kampiun dalam membela hak-hak kaum wanita, dan memperlihatkan jiwa kesatria dalam melindungi kaum lemah yang sebelum itu tak dikenal orang. Bangsa yang dahulu paling hina karena perbuatannya yang jahat, kini menjadi bangsa yang paling jujur, mematuhi segala perintah Tuhan dan undang-undang masyarakat.
Bangsa yang dahulu menjalankan perbuatan dengan motof-motif kotor, kini mendasarkan perbuatannya atas nilai-nilai yang tinggi, yang menggerakkan mereka ke arah kedermawanan, cinta kasih kepada sesama manusia. Perjudian, minuman keras dan perbuatan zina disapu bersih. Kesucian wanita dijunjung tinggi, perbudakan diberantas, baik perbudakan jasmani maupun perbudakan ruhani.
Di Madinah, Nabi Suci saw. membentuk sistem pemerintahan tanpa kekuatan polisi, dengan tetap menjamin ketertiban dan kedamaian. Orang sukar membayangkan, bagaimana suatu negara dapat membentuk sistem pemerintahan tanpa kekuatan polisi.
Tapi pada kenyataannya, kejahatan di masanya benar-benar mati. Setiap orang yang berbuat dosa, sekalipun tak diketahui orang, membuat pengakuan di hadapan Nabi Muhammad saw. Kehadiran Tuhan seolah benar-benar menjadi kenyataan yang hidup di kalangan para sahabat, sehingga mereka mengutamakan perbuatan taqwa, dan menyingkiri segala perbuatan dosa.
Demikianlah sumbangan yang telah diberikan oleh Nabi Muhammad saw. untuk kemanusiaan. Atas dasar hasil-hasil inilah beliau memperoleh gelar rahmatan lil ‘alamin (sebesar-besar rahmat bagi manusia).
Oleh karena itu kita harus memperbanyak mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Suci Muhammad saw, sebagaimana diperintahkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya mengucapkan shalawat kepada beliau. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya, dan sampaikanlah salam serta penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab 33:56).
(Ditulis ulang oleh Asgor Ali dari Buku “Kapita Selekta: Hari Besar Islam” oleh R. H. Soewindo, 1987)
Comment here