Dalam kehidupan di dunia ini, tidak ada manusia yang bebas sama sekali dari masalah dan kesulitan (QS 90:4). Itulah sebabnya, manusia kadang kala mengalami kegelisahan dan mengeluh.
Allah berfirman, “Sesungguhnya manusia itu diciptakan gelisah. Jika tertimpa keburukan, dia mengeluh.”
(Al-Ma’arij, 70:19-20).
Agar kegelisahan dan keluhan itu tidak menimbulkan dampak negatif dan menyebabkannya terpuruk dalam kerugian, manusia perlu berhati-hati dalam mencari solusi untuk mengatasinya. Jangan sampai dia salah arah dan salah langkah.
Akhir-akhir ini, ada sebagian orang yang melepaskan beban batin mereka, meluapkan kesedihan dan kekecewaan hati mereka, dengan cara yang kurang bijaksana. Mereka kerap menggunakan media sosial (medsos), seperti whatsapp, facebook, facebook messenger, twitter, instagram, telegram dan sebagainya, sebagai ajang curhat (curahan hati). Mereka mengungkapkan dan menceritakan masalah personal yang sedang dialami lewat media sosial.
Bahkan dari antara mereka ada yang memanfaatkan media sosial untuk meluapkan kekecewaan dan amarah. Padahal sebenarnya media sosial itu bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam mencari informasi dan memperluas pertemanan.
Upaya menyalurkan emosi dan menuangkan segala isi hati (katarsis) memang diperlukan. Dengan pelepasan dan pencurahan berbagai emosi yang menjadi sumber stres mungkin memang berguna untuk meredakan ketegangan dan kekecewaan yang dirasakan, meskipun sifatnya sementara.
Tetapi bila curhat dan katarsis itu dilakukan lewat media sosial, dilakukan secara spontan, tanpa melalui proses memilih dan memilah kata-kata yang tepat, dan kemudian bisa diakses oleh orang banyak secara langsung; hal itu justru bisa berdampak buruk dan bisa menjadi bumerang.
Allah berfirman:
“Bukanlah Allah sudah cukup bagi hamba-Nya?” (Az-Zumar, 39:36).
“Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia adalah Pelindung terbaik.” (Ali ‘Imran, 3:173).
“Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku ini dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa tatkala dia berdoa kepada-Ku.” (Al-Baqarah, 2:186).
Allah adalah tempat curhat yang terbaik. Oleh karena itu, apabila seseorang ingin melepaskan tekanan dan kegelisahan batinnya karena berbagai beban masalah, hendaklah dia mengungkapkan kepada Allah.
Hendaklah dia mengutarakan semua kekecewaan, ketidakamanan, ketakutan, kebingungan, penyesalan, frustrasi, kesalahan, dan permohonannya kepada Allah SWT. Allah tentu akan meresponnya. Bagi Allah, tidak ada sesuatu apapun yang tidak bisa diatasi oleh-Nya.
Ada bermacam-macam motif seseorang melakukan curhat, antara lain: ingin mencari solusi, ingin mencari pengakuan atau respon positif, dan ingin mencari perhatian.
Curhat yang paling baik dan aman adalah curhat kepada Allah SWT. Terutama curhat kepada Allah yang dilakukan pada waktu salat Tahajud, yang dikerjakan pada sepertiga malam akhir.
Ketika seseorang sedang melakukan sujud, misalnya sujud terakhir sebelum tahiyat akhir, pada saat itulah setelah dia mengucapkan bacaan sujud, bisa melanjutkan dengan curhat, yakni menumpahkan segala masalah yang dirasakan ke hadapan Allah.
Dengan demikian, insya Allah ada banyak manfaat yang bisa dicapai.
Penulis: H. Yatimin AS
Comment here