AkademikaPustaka

Buku Da’watul Amal : Karya Pimpinan Ahmadiyah-Lahore Yang Diterjemahkan oleh HOS Tjokroaminoto

  • Judul Buku : Da’watul ‘Amal (Pengajakan Bekerja)
  • Penulis : Maulana Muhammad Ali | Presiden Ahmadiyah Anjuman Isha’ati Islam Lahore
  • Penerjemah : H. Oemar Said Tjokroaminoto | Presiden Central Syarikat Islam Yogyakarta
  • Diterbitkan pertama kali oleh : Mirza Wali Ahmad Baig | Mubalighul Islam, Utusan Pergerakan Ahmadiyah, Yogyakarta
  • Diterbitkan kembali dalam versi digital oleh : Penerbit Darul Kutubil Islamiyah – Gerakan Ahmadiyah-Lahore Indonesia

Ulasan Buku

Di tahun 1931, Tjokroaminoto juga menerbitkan buku bertajuk Tarich Agama IslamRiwayat dan Pemandangan Atas Kehidupan dan Perjalanan Nabi Muhammad. Konon, buku ini menyadur begitu saja buku karya Maulana Muhammad Ali yang berjudul Muhammad The Prophet. Lewat buku ini, tulis Yudo Mahendro dalam Karya-karya HOS Tjokroaminoto, Tjokroaminoto ingin membangkitkan optimisme bangsa Indonesia, bahwa dengan menegakkan Agama Allah umat terdahulu diberikan kejayaan yang luar biasa.

Lalu, coba perhatikan juga buku Tjokro yang berjudul Islam dan Sosialisme, yang terbit jauh sebelumnya di tahun 1924. Buku setebal 104 halaman itu boleh jadi secara teknis-politis dilahirkan buat meng-counter pemikiran Sosialisme Marxian yang berkembang di tubuh anak-anak binaannya di SI Merah di bawah kepemimpinan Semaun, yang di kemudian hari bertransformasi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Tapi ide dan konsep yang terkandung di dalam buku ini sesunggguhnya jauh melampaui urusan teknis-politis itu.

Kalau kita baca secara seksama buku yang boleh dikata menjadi magnum opus-nya Tjokro ini, ada banyak kemiripan ide dan konsep tulisan-tulisannya di buku itu dengan ide dan konsep yang terkandung di dalam buku The Secret of Existence-nya Khawaja Kamaluddin dan Da’watul ‘Amal-nya Maulana Muhammad Ali.

Ketika, misalnya, Tjokro menyebut sosialisme yang berdasarkan Islam itu lebih baik, lebih elok, dan lebih mulia ketimbang sosialisme atau rupa-rupa isme yang berkembang di dunia kala itu, ini mirip sesuai atau senada seirama dengan ide-ide yang tertuang di dalam mukaddimah buku The Secret of Existence dan di bab pertama buku Da’watul ‘Amal.

Bagi Tjokroaminoto, tulis tirto.id dalam HOS Tjokroaminoto Memadukan Islam dan Sosialisme, Islam dan Sosialisme bukanlah dua kutub yang berseberangan dan menjadi pertentangan. Justru sebaliknya, keduanya bisa saling melengkapi dan menghasilkan perpaduan yang sangat apik. Ia lantas membagi ide sosialisme Islam itu menjadi tiga anasir yang bisa menyatukan umat Islam, yaitu kemerdekaan, persamaan, serta persaudaraan.

“Tetapi sosialisme hanyalah bisa menjadi sempurna,” tulis Tjokro di buku itu, “apabila tiap-tiap manusia tidak hidup hanya untuk dirinya sendiri saja sebagai binatang atau burung, tetapi hidup untuk keperluan masyarakat bersama, karena segala apa saja yang ada hanyalah berasal atau dijadikan oleh satu kekuatan atau satu kekuasaan, ialah Allah Yang Maha Kuasa.”

Bandingkan dengan tulisan Maulana Muhammad Ali, di bab pertama buku Da’watul ‘Amal. “Kewajibannya kaum muslimin dalam dunia ini bukan saja cuma memperbaiki dirinya sendiri,” tulis Muhammad Ali, “tetapi kewajiban kaum Muslimin yaitu: memperbaiki segenap peri-kemanusiaan, membawa umat daripada kegelapan sampai kepada penerangan, menyiarkan barang yang benar (hak), mengenyahkan segala perbedaan warna kulit dan perbedaan kebangsaan, menjadikan satu persaudaraan umum di segenap dunia, dan akhirnya menimbulkan satu perhubungan yang benar antara Tuhan dengan manusia.”

Lihat Artikel Selengkapnya DI SINI

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »