ArtikelTabayyun

Nombre Ahmadiyya: Aku Bangga Menjadi Ahmadiyah!

*A menudo me preguntan porque nos llamamos ahmadies y si esto no es causa de vergüenza para nosotros ante la comunidad islámica mundial.*

Saya sering ditanya, mengapa kami menyebut diri sebagai Ahmadiyah? Apakah hal itu tidak membuat kami malu di hadapan umat Islam dunia?

*Mi respuesta siempre ha sido bien clara y firme: Estamos orgullosos de ser llamados y reconocidos como ahmadies, es en verdad un honor y nos obliga a actuar acorde a la sunna del santo profeta Muhammad (SAW).*

Jawaban saya selalu sangat jelas dan tegas: Justru kami bangga disebut dan diakui sebagai Ahmadiyah! Sungguh, sebutan itu benar-benar suatu kehormatan bagi kami. Sebab, sebutan itu mengharuskan kami untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan contoh teladan Nabi Muhammad SAW.

*En la gran Ummah del islam muchos se denominan como Malikis, Shafis, Hambalis o Hanafis y  nadie ve estas denominaciones con prejuicios o vergüenza?*

Di kalangan mayoritas umat Islam, banyak yang disebut Malikiyah, Syafi’iyah, Hambaliyah atau Hanafiyah, dan tidak ada yang menyandang denominasi atau mazhab ini dengan buruk sangka atau rasa malu.

*Entonces porqué debemos sentir vergüenza nosotros de identificarnos con el nombre de Ahmad?*

Lantas, mengapa kita harus merasa malu untuk mengidentifikasi diri kita dengan sebutan Ahmadiyah?

*Un nombre que aparece en el sagrado Corán y que tiene tan bello significado debe ser una razón de orgullo y satisfacción para todos los que se denominan como musulmanes y seguidores de la tradición del mensajero de Allah, el profeta Muhammad que la paz y las bendiciones de Dios sean con él.*

Terlebih, nama yang tertera dalam Al-Qur’an itu memiliki makna yang begitu indah, dan seharusnya menjadi kebanggaan dan kepuasan bagi semua orang yang menyebut dirinya sebagai Muslim yang meneladani sikap hidup Rasulullah Muhammad SAW.

*Durante unos doce años después de la fundación del Movimiento Ahmadiyya, no tenía nombre. Otros se referían a sus miembros a menudo como “Mirzaees” (o seguidores de Mirza).*

Selama kurang lebih dua belas tahun, Gerakan yang didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak bernama. Orang sering menyebut Gerakan ini sebagai “Mirzais” (pengikut Mirza).

*Cuando se iba a realizar el censo del año 1901, y Hazrat Mirza se enteró de que en el formulario del censo una persona podía indicar su secta además de su religión, emitió un anuncio dando a su movimiento el nombre de ‘Musulmanes de la Sección Ahmadía’.*

Hingga suatu ketika di tahun 1901, pemerintah melaksanakan sensus penduduk. Di dalam formulir sensus itu, setiap orang diharuskan mengisi golongan atau organisasi keagamaannya, selain agamanya tentu. Dan atas dasar itu, Ghulam Ahmad lantas memaklumatkan nama ‘Muslimin dari golongan Ahmadiyah’.

*El motivo de este nombre, explicó, era que ‘Ahmad’ era uno de los dos nombres principales del Santo Profeta (el otro nombre, por supuesto, era Muhammad). ‘Ahmad’ y ‘Muhammad’ representaron las cualidades del Santo Profeta que mostró en su vida en La Meca y en Madina, respectivamente.*

Kata ‘Ahmad’ ia nisbatkan kepada salah satu dari dua nama utama Nabi Suci Muhammad saw. Nama ‘Ahmad’ dan ‘Muhammad’ merepresentasikan kualitas hidup Nabi Suci, yang masing-masing ditampilkan di era Mekah dan di era Madinah.

*El nombre ‘Ahmad’ simboliza la belleza interior del Islam, y el nombre ‘Muhammad’ su gloria exterior.*

Nama ‘Ahmad’ melambangkan keindahan Islam, sedangkan nama ‘Muhammad’ melambangkan kemuliaan Islam.

*Mientras que en La Meca el Islam carecía de dominio político y se difundió por medio de la pura predicación, en Medina los musulmanes poseían poder físico y dominio, y vencieron a sus enemigos respondiendo a su agresión con la fuerza.*

Ketika di Mekah, Islam tidak memiliki dominasi politik dan menyebar melalui dakwah oral belaka. Sementara di Madinah kaum Muslim telah memiliki kekuatan dan dominasi politik, sehingga mampu menangkis agresi dan bahkan mengalahkan lawan.

*La condición de los musulmanes en la época actual y el camino a seguir para ellos, dijo Hazrat Mirza, correspondía a la vida del Santo Profeta en la Meca.*

Kondisi keadaan umat Islam di zamannya, menurut Ghulam Ahmad, sesuai benar dengan kondisi keadaan kehidupan Nabi Suci saw. di era Mekah.

*Por lo tanto, era apropiado que el Movimiento, que cree que la misión del Islam en la época actual es mostrar la belleza de sus enseñanzas mediante una predicación suave, mientras que está desprovisto de poder mundano, debe llevar el nombre del santo profeta Muhammad, Ahmad.*

Oleh karena itu, sudah sepatutnya Gerakan yang meyakini bahwa misi Islam di zaman sekarang ini adalah menampilkan keindahan ajarannya melalui dakwah yang penuh keindahan, tanpa tergantung pada kekuatan duniawi, harus menyandang nama Nabi Suci Muhammad saw., yakni Ahmad.

*Por esta razón somos ahmadis o ahmadies.*

Untuk alasan inilah, kami bangga disebut sebagai Ahmadi!

Oleh Ali Ocbany Leon Lopez – Spanyol

Disadur oleh Asgor Ali, berkat bantuan google translate

Sumber tulisan dari WA Grup AAIIL

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here