ArtikelKlipingSejarah

Kader Mubaligh GAI Tahun 1975

Sejak berdirinya Gerakan Ahmadiyah-Lahore Indonesia (GAI) 50 tahun yang lalu, Gerakan ini belum mempunyai rencana kongkrit mengenai persiapan untuk mengadakan suatu angkatan yang akan berfungsi sebagai penerus Gerakan.

Walaupun secara insidentil ada usaha-usaha ke jurusan yang dimaksud, tapi tidaklah merupakan hal yang tertentu. Akibatnya ialah bahwa akhirnya sangat dirasakan perlu untuk mempersiapkan hal tersebut.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa para sepuh dan pinisepuh pasti akan mundur. Dan apabila tidak disiapkan pengganti-pengganti, ada kemungkinan Gerakan menjadi lumpuh total.

Memang pernah dibentuk di Jogja pada bulan Oktober 1965, beberapa hari sebelum G.30.S. meletus, suatu organisasi bernama: Angkatan Muda Ahmadiyah Lahore (AMAL), akan tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang yang berarti.

Bahkan di Cabang Kediri (Pare), timbul beberapa Angkatan, di antaranya: Angkatan Wanita Lahore (AWAL) dan Angkatan Tani Lahore (ATAL). Secara administratif, angkatan-angkatan tersebut masih ada, tapi tanpa ada kegiatan-kegiatan yang berarti.

Sehubungan dengan fakta-fakta tersebut di atas, maka timbul suatu gagasan untuk mendatangkan Muballigh dari Lahore. Pada prinsipnya gagasan tersebut dapat diterima oleh seluruh Cabang.

Persiapan-persiapan dilakukan dalam bidang tempat dan biaya. Perumahan secara sederhana disiapkan di dalam komplek PIRI, Jl. Kemuning no. 1 Jogja.

Untuk pembiayaan Muballigh dibentuk Fonds Muballigh sejak Muktamar GAI di Purwokerto pada tahun 1973. Surat menyurat dengan Lahore diadakan secara teratur. Segala persyaratan yang mereka kehendaki telah disetujui dan disanggupi.

Tapi rupa-rupanya semua recana itu tidak dapat terlaksana, karena soal-soal teknis dan politis. Alangkah kecewanya kita semua, karena rencana yang telah disiapkan itu ternyata gagal.

Dengan gagalnya rencana tersebut, maka GAI terpaksa mengambil langkah-langkah seperlunya, agar maksud pembentukan kader itu tetap terlaksana.

Akhirnya diputuskan bahwa GAI mengadakan pendidikan sendiri kepada beberapa remaja yang diwakili oleh semua Cabang yang mampu mengirimkan anggotanya.

Para calon Muballigh muda itu diasramakan di Komplek PIRI Jogya dengan menggunakan bangunan yang disediakan untuk Muballigh yang direncanakan dari Lahore itu. Kursus berjalan selama 6 bulan yang berakhir pada bulan Agustus 1975.

Adapun para pembimbing, pengasuh dan guru ialah terdiri dari anggota-anggota Ahmadiyah-Lahore senior yang mempunyai potensi dan kwalitas yang cukup dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah kursus selesai, maka para siswa kembali ketempat cabangnya masing-masing untuk melakukan tugasnya.

Tapi bagaimanapun baiknya kursur tersebut, Pedoman Besar GAI berpendapat bahwa tetap dipandang perlu untuk mengirimkan calon-calon Muballigh ke Lahore dengan dua maksud. Pertama memperdalam soal Keahmadiyahan. Kedua, mempelajari bahasa Urdu, agar dapat membaca, mengerti dan akhirnya menerjemahkan buku-buku berbahasa Urdu, terutama karangan-karangan Mirza Ghulam Ahmad.

Pada bulan Desember tahun 1977, GAI mengirimkan dua orang calon Muballigh, yaitu Saudara Iskandar dan Saudara Sardiman. Mereka diantar oleh Saudara Mansur Basuki, yang sekaligus mewakili GAI untuk menghadiri Jalsah Salanah di Lahore.

Di Lahore para calon Muballigh dari Indonesia itu mendapat sambutan dan rawatan yang baik sekali dalam segala bidang. Walaupun relatif cukup lama pisah dengan keluarga di negeri asing yang serba beda dan lain itu, tapi mereka itu cukup merasa kerasan.

Alhamdulillah, mereka tidak mengalami gangguan-gangguan fisik maupun psikis yang cukup berarti, sehingga misi mereka di Lahore boleh dikatakan berhasil.

Setelah mengikuti pendidikan selama dua tahun lebih, mereka kembali ke tanah air dengan selamat dengan pengharapan, semoga Allah SWT memberikan taufiq dan hidayah-Nya dalam melakukan tugas suci ini.[]

Sumber Artikel:
Buku Kenang-Kenangan Usia 50 Tahun (Golden Jubile) Gerakan Ahmadiyah-Lahore Indonesia (GAI), 28 September 1928 – 28 September 1979 (Diterbitkan oleh PB GAI, 1979)

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here