Artikel

Islam adalah Agama Alam Semesta — KH. S. Ali Yasir

KH. S. Ali Yasir

Bismillahirrahmanirrahim

Nahmaduhu wa nusholli ‘ala rasul karim khatamin nabiyyin

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ikhwan wa akhwat rahimatulullah

Dalam kesempatan yang baik ini, kita akan membicarakan Islam agama alam semesta. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah subhanahu wa ta’ala lewat junjungan kita yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wasallam Allah berfirman

?????????? ?????? ??????? ?????????? ??????? ???????? ???? ??? ??????????? ??????????? ??????? ?????????? ??????????? ???????????? (Qs 3:83)

Apakah mereka mencari yang lain selain agama Allah dan kepada-Nya berserah diri siapa saja yang ada di langit dan di bumi dengan sukarela atau dengan paksa dan kepada-Nya mereka akan dikembalikan

Ikhwan wa akhwat rahimatulullah.

Di sini ada kata-kata ?????? ??????? yang biasa diartikan agama Allah. Perlu kita ketahui bahwa, kata diin mempunyai tiga arti selain agama, bisa berarti pembalasan atau kepatuhan.

Dengan demikian maka, dalam ayat ini bisa ke-2 arti agama atau kepatuhan. Dalam arti yang terakhir ini kepada Allah lah berserah diri siapa saja atau apa saja yang ada di langit dan di bumi dengan sukarela ataupun dengan terpaksa sebagaimana diterangkan di tempat lain ????????? ???????? ???? ??? ??????????? ???????????  ??????? ?????????? (Qs 13:15)

Dan kepada Allah lah bersujud apa saja yang ada di langit dan di bumi dengan sukarela atau dengan terpaksa.

Jadi, ketundukan atau kepatuhan dan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala itu ada dua macamnya yakni secara sukarela dan yang ke-2 secara terpaksa.

Ketundukan secara sukarela adalah ketundukan atau ketaatan kepada hukum syariah yang diwahyukan kepada para nabi utusan Allah dari berbagai bangsa. Sedangkan ketaatan secara terpaksa adalah ketaatan atau ketundukan kepada hukum alam.

Nah, kepada ke-2 hukum ini semua ciptaan Allah senantiasa tunduk, selain manusia, ketundukannya adalah secara terpaksa. Sedangkan pada manusia itu bisa dua macam. Secara terpaksa sepanjang itu berkenaan dengan masalah-masalah jasmaniah. Dia harus tunduk kepada hukum alam. Sedangkan secara terpaksa, berkenaan dengan hukum syariat sehubungan dengan masalah ini di tempat lain surat Al Ahzab ayat yang ke 72 Allah menyatakan

Sesungguhnya Kami menawarkan amanat kepada langit dan bumi dan gunung, tetapi mereka menolak untuk tak setia kepada itu dan merasa takut terhadap itu dan sebaliknya, manusia tak setia kepada itu sesungguhnya manusia itu senantiasa lalim, bodoh.

Nah, di sini ada kata-kata Hamalaha, Amanat yang artinya tak setia kepada amanat Tajul ‘arus menjelaskan kata yahmil naha dalam arti mereka tak setia kepada amanat itu dan menjelaskan kata wahama lahal insan dalam arti manusia tak setia kepada amanat itu. Tak memikul amanat berarti mereka menolak amanat itu dan setiap orang yang tak setia kepada amanat, ia disebut orang yang memikul beban atau amanat itu.

Adapun arti ayat ini ialah alam semesta setia kepada hukum yang menyebabkan alam melangsungkan evolusinya, tetapi manusia tak setia kepada hukum, yang kebahagiaan hakiki manusia itu bergantung kepada kesetiaan mereka melaksanakan hukum yakni hukum syariat. Jadi, manusia diberi kebebasan bisa dan boleh tidak taat dan juga bisa, atau boleh menaatinya. Jika ia menaati kepada hukum syariat, ia akan memperoleh kebahagiaan. Sebaliknya, jika mereka tidak menaatinya sudah barang tentu ia harus menanggung resikonya.

Maka dari itu, ayat ini diikuti dengan satu pernyataan yang menjelaskan hal itu agar Allah menjatuhkan siksaan kepada kaum munafik pria dan kaum munafik wanita dan kaum musyrik pria dan kaum musyrik wanita dan kembali kasih sayang Allah kepada kaum mukmin pria dan kaum mukmin wanita dan Allah senantiasa yang Maha pengampun yang Maha pengasih. Orang-orang munafik dan musyrik, merekalah yang memilih untuk tidak taat kepada hukum syariat, yang mengakibatkan ia memperoleh siksaan. Sebaliknya, kaum mukmin, baik pria, maupun wanita, ia mereka memilih untuk menaati hukum syariat maka dari itu, mereka mendapatkan ganjaran dari sisi Tuhannya memperoleh kehidupan surgawi, sejak sekarang di dunia ini maupun sampai di akhirat nanti. Jadi, ketaatan kepada hukum Allah subhanahu wa ta’ala itu menyebabkan orang memperoleh kebahagiaan hidup bukan hanya di akhirat tapi sejak di dunia ini.

Sebab, menurut Alquran diungkapkan bahwa

???????? ????? ??????? ??????? ????????? (Qs 55:46)

Dan kepada orang-orang yang takut kepada Tuhannya dikaruniai dua surga. Dua surga itu adalah surga di dunia dan surga di akhirat nanti

Ikhwan wa akhwat rahimatulullah.

Jadi atas dasar surat Ali Imran, ayat yang ke-83 ini, Allah bertanya kepada kita apakah mereka mencari yang lain selain agama Allah dan kepada-Nya kepada Allah berserah diri siapa saja atau apa saja yang ada di langit dan di bumi dengan sukarela atau dengan terpaksa dan kepada-Nya mereka akan dikembalikan. Jelas sekali bahwa Islam—bukan hanya agama yang diajarkan oleh para nabi dari berbagai bangsa di dunia saja, akan tetapi— agama alam semesta mulai dari alam ma’addini alam nabati alam hewani alam insani dan juga alam ruhi. Namun, perlu diingat bahwa bagi selain manusia ketaatan kepada Allah kepada agama Allah kepada undang-undang Allah, itu berbeda dengan manusia.

Perbedaannya, kalau manusia itu dengan penuh kesadaran. Jadi, menaati-Nya ataupun tidak menaati-Nya itu secara aktif maka itu mendatangkan pahala atau siksaan. Sedangkan selain manusia, termasuk malaikat, meski mereka itu taat dan patuh kepada Allah. Ketaatan dan kepatuhannya adalah secara pasif. Maka dari itu, tidak mungkin ada neraka atau pembalasan karena memang tidak mempunyai kemampuan tidak dikaruniai kemampuan untuk itu.

Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semuanya

Akhirul kalam wa billahi taufiq wal hidayah

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here