Kita akan membicarakan masalah Ulil Amri seri yang ke 2. Jika yang pertama kita membicarakan tentang kewajiban seorang mukmin untuk menaati Ulil Amrinya, maka dalam seri yang ke-2 ini kita akan membicarakan siapakah Ulil Amri itu? Yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan di antara kamu itu.
Kalau kita perhatikan sejarah kemanusiaan, manusia yang sempurna, itu merupakan gabungan jasmani dan rohani yang kehidupannya pun terpola pada dua hal: Kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi atau rohani.
Maka dari itu ulil amri minkum, yang memegang kekuasaan di antara kamu itu juga ada dua macamnya. Yaitu yang pertama ulil amri di bidang jasmani atau duniawi dan Ulil Amri di bidang rohani atau ukhrawi.
Ulil Amri di bidang jasmani, adalah para raja para penguasa dunia. Tingkat yang tertinggi dalam satu negara bergelar raja atau presiden sampai kepada tingkat yang terendah yaitu tingkat RT rukun tetangga di masyarakat.
Nah, di manapun seorang mukmin itu berada harus menaati Ulil Amri tingkat rendah RT sampai kepada presiden sebagai warga masyarakat.
Tapi kalau dia sebagai anggota, misalnya saja sebagai guru ya sudah barang tentu harus taat kepada kepala sekolah, kepada kepala kantor wilayah, kepada menteri pendidikan, sampai kepada presiden. Kalau dia seorang perwira polisi atau militer misalnya, maka ia harus taat kepada komandan tingkat rendah sampai dengan kepala staf yang tertinggi yang berada di bawah presiden.
Ini penjabaran dari ketaatan kepada Ulil Amri secara jasmani.
Demikian pula ketaatan kepada Ulil Amri secara rohani. Siapa dia? Nah, karena masalah rohani ini manusia tidak diberi ilmu kecuali hanya sedikit menurut firman Allah dalam surat 17 (Bani Israil). Maka dari itu, untuk memahami masalah Ulil Amri secara rohani ini kita harus banyak berpegang kepada Quran Suci dan hadis nabi untuk menjelaskan ulil amri minkum yang dinyatakan dalam surat An-Nisa ayat 59 ini.
Berkenaan dengan ini Allah subhanahu wa ta’ala sudah menjanjikan kepada kita, orang-orang beriman di dalam surat An-Nur ayat yang ke 55 di sana Allah menyatakan:
Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan berbuat baik bahwa Ia pasti akan membuat mereka penguasa di bumi sebagaimana Ia telah membuat orang-orang sebelum mereka menjadi penguasa. Dan bahwa Ia akan menegakkan bagi mereka agama mereka yang telah Ia pilih. Dan bahwa Ia akan memberi keamanan sebagai pengganti setelah mereka menderita ketakutan. Mereka akan mengabdi kepada-Ku dan tak akan menyekutukan Aku dengan apapun. Dan barang siapa sesudah itu tidak berterima kasih, mereka adalah orang-orang yang durhaka (Qs 24:55).
Janji Allah untuk membangkitkan atau membuat penguasa bahasa Arabnya khalifah di bumi. Ini bisa berarti secara duniawi dan juga bisa berarti secara ukhrawi.
Secara duniawi, sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, di kalangan umat Islam senantiasa ada penguasa di bidang duniawi ini. Sampai hari ini Islam tetap berkuasa di berbagai belahan dunia ini. Ini merupakan pemenuhan janji Ilahi dalam surat An-Nur ini.
Akan tapi kalau ayat ini kita baca dari awal sampai akhir terang sekali bahwa yang dituju adalah khalifah atau penguasa secara duniawi. Sebab, penguasa itu mengemban beberapa amanat.
Pertama, Ia akan menegakkan bagi mereka agama yang telah Allah pilih yakni agama Islam. Kedua, Ia akan memberi keamanan sebagai pengganti setelah mereka menderita ketakutan.
Ketiga, mereka akan mengabdi kepada-Ku. Maksudnya umat Islam akan lebih khusyuk dan suka untuk senantiasa mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak menyekutukan Dia dengan suatu apapun berkat bimbingan khalifah yang dijanjikan itu.
Dengan demikian teranglah bahwa khalifah atau penguasa yang dijanjikan ini, selain penguasa duniawi terutama sekali adalah penguasa rohani. Mengapa demikian?
Karena sebagaimana umat terdahulu Allah sudah membangkitkan para penguasa, yang dituju oleh ayat ini, adalah para penguasa rohani yang lebih ditekankan. Sebab Rasulullah sudah bersabda:
Kaanat banuu israil tasuusumul anbiya, faidzaa halaka nabiyyun kholafahu nabiyyan. Wa ana khotamun nabiyyina laa nabiyya ba’di. Bahwa Bani Israil senantiasa dibimbing oleh para nabi ,jika wafat seorang nabi penggantinya seorang nabi pula dan aku adalah penutup para nabi (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Ibn Majah)
Mudah-mudahan ini memberikan pengertian kepada kita tentang siapa itu Ulil Amri.[]
- Dengarkan versi audio artikel ini di sini
Comment here