Kenapa Allah membiarkan atau menjadikan kehidupan seperti yang kita lihat sekarang ini? Kenapa ada bangsa-bangsa yang Allah biarkan mereka seperti itu, dan dijadikannya pelajaran bagi bangsa lain? Kenapa Bani Israil Allah tutup pintu hatinya, dan mereka tetap dengan kengeyelannya kepada Allah?
Kenapa Allah jadikan ini, itu dan semuanya? Apakah Allah tidak kuasa? Katanya Allah Maha Kuasa. Apakah Allah tidak adil? Apa yang sebenarnya yang diinginkan Allah?
Bermula dari banyaknya pertanyaan itu, Aku mencoba terus merenungi. Aku coba membaca alam. Dan inilah sedikit prasangkaku terhadap Allah. Akan kuutarakan isi hati dan pikiranku dalam tulisan kecil ini.
***
Allah Sang Pencipta telah membuat skenario besar bagi kehidupan ini. Dia memang Sutradara dari sutradara. Banyak adegan-adegan dalam filmnya yang tak diduga, dan bahkan membuat kita bertanya-tanya, kenapa harus seperti itu adegannya. Aku mencoba menarik pola-pola kehidupan. Aku menelisir skrip yang diberikan Allah. Menghubungkan tiap titik-titik kejadian.
Sebetulnya kalau Allah mau, kita bisa saja dijadikan satu umat (QS. Al-Maidah : 48). Sang Sutradara bisa saja membuat semua pemain berperan yang sama. Tapi apa jadinya bila dalam sebuah film, semua pemain hanya memainkan satu peran yang sama?
Setiap pemain pastinya mendapat jatah perannya masing-masing. Bukan tidak lain agar cerita yang dirancang oleh Sang Sutradara berisi dan bermakna. Sang Sutradara ingin agar cerita-Nya berjalan dengan indah.
Tentu kita tahu dalam sebuah film pasti ada pemeran antagonis dan protagonis, ada sebuah konflik, ada permulaan cerita, alur cerita yang belum bisa kita tebak, dan ada klimaks dari cerita itu. Kehidupan ini adalah skenario yang telah dirancang oleh Allah. Cerita yang dibangun Allah tidak begitu saklek. Tentu para pemain tetap bisa berimprovisasi.
lalu kenapa di dunia ini masih ada orang yang tidak dapat menerima Islam? Masih banyak yang bertahan dengan keyakinannya meski sudah disampaikan kabar baik ini. Ya, urusan hidayah adalah haknya Allah (QS. Al-An’am : 125). Allah sengaja memberikan hidayah hanya ke beberapa pemain. Dia ingin film arahan-Nya berjalan baik. Dia sedang membuat sebuah film yang bernilai tinggi.
Dalam skenario-Nya, setidaknya Allah membuat 2 cabang peran bagi para pemainnya. Cabang pertama adalah orang-orang yang mendapat hidayah dan yang satunya tidak. Orang-orang yang mendapatkan hidayah ini adalah orang-orang yang telah menerima kebenaran atau mempelajarinya. Dan orang-orang yang tidak diperkenankan oleh Allah mendapat hidayah, mereka dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mendapat hidayah.
Mereka sengaja dibuat seperti itu. Pemain yang mendapat hidayah ini yang dituntut berperan aktif dalam film. Mereka ditugasi untuk menyampaikan pesan-pesan kebenaran kepada semua orang. Bisa jadi, surga dan neraka itu hanya diperuntukkan bagi pemain yang mendapat hidayah.
Qur’an adalah spoiler cerita dari film ini. Dia beberkan sedikit tentang alur ceritanya seperti apa, dari awal hingga akhir. Tapi tentu saja yang namanya spoiler tidak akan berbicara detail dari film. Kita sendiri, para pemain, yang harus terus menggali ceritanya. Kita jalani cerita ini sampai tuntas. Dibantu dengan spoiler yang telah diberikan Allah. Di dalam spoiler ini, kita diberi petunjuk bagaimana menjalani cerita ini dengan baik, bagaimana kita berperan baik sampai akhir cerita.
***
Di dalam Qur’an dinyatakan bahwa bangsa Israel melebihi sekalian bangsa di dunia ini. Mereka dikaruniai kecerdasan luar biasa. Tapi dibalik itu, mereka adalah bangsa terngeyel. Sudah banyak Nabi diutus kepada mereka, mereka tolak bahkan hingga dibunuh. Dan ternyata, Allah membiarkan mereka seperti itu terus hingga sekarang.
Kenapa begitu? Ya inilah skenario-Nya, itulah peran mereka dalam film ini. Bani Israil dijadikan pelajaran bagi para pemain yang mendapat hidayah. Apakah dengan begitu mereka akan masuk ke dalam neraka? Belum tentu. Kita lihat saja, bangsa Israel juga banyak berjasa bagi dunia ini, seperti di bidang teknologi yang sekarang banyak dimanfaatkan oleh orang di seluruh dunia.
Apakah Allah setega itu memasukkan mereka ke neraka hanya karena perkara keimanannya kepada Allah?
Surga dan Neraka itu adalah hasil dari perbuatan-peruatan kita di dunia. Dan itu tentu hanya hak Allah untuk menentukan apakah orang ini layak masuk Surga atau Neraka. Kita tidak bisa mencampuri urusan Sang Sutradara. Bukan tidak mungkin mereka bisa masuk Surga.
Semua kisah yang ada di dalam Qur’an, sebetulnya adalah sebuah pelajaran bagi yang mempelajarinya. Agar yang sudah tahu dan mengerti tidak menirukan peran mereka. Cukuplah kita dengan peran kita saat ini.
Sang Sutradara pun juga tidak segan-segan untuk mengubah peran kita nanti. Bisa jadi saat ini kita berperan A, besok atau lusa kita bisa berperan B. Bisa jadi orang-orang yang hari ini tertutup hatinya, entah kapan mereka bisa terbuka hatinya. Dan kita yang mendapat peran penting dalam film ini jangan mudah lelah dan menyerah dengan keadaan pemeran-pemeran yang lainnya.
Kita menjadi pembantu Sutradara di film ini. Di sinilah letak keunikan cerita yang dibuat oleh Allah. Tidak ada film yang seindah Film Karya Allah.
Comment here