Kolom

Keajaiban

cliffs in sea near coast at sunset

Nabi-nabi sebelum Muhammad SAW mengalami keajaiban-keajaiban yang dikabarkan oleh Kitab Suci masing-masing, diteruskan generasi ke generasi sebagai dongeng. Lain dengan Nabi Besar SAW yang mujizat-mujizat yang beliau alami semuanya telah tercatat sebagai RIWAYAT Nabi SAW, sehingga bernilai historis.

Ternyata keajaiban bukanlah monopoli Nabi, siapapun dapat diberi oleh Tuhan pengalaman keajaiban. Umpama yang telah dibagikan kapada Guru PIRI oleh Bapak Pembina, tulisan mengenai keajaiban-keajaiban yang telah dialami oleh seorang bernama Yudo setelah diludahi mukanya oleh ndoro Purbo, yang kemudian Yudo mengalami keberuntungan-keberuntungan yang ajaib selama satu tahun.

Kejadian lain. Ada seorang Dr. Ateliogatti yang adalah dokter mempunyai hobi keluar masuk pedalaman benua Afrika dengan pengalaman-pengalaman yang ia tulis dalam bukunya “Mystique Africa”. Salah satu pengalamannya adalah berikut ini.

“Aku dengar bahwa di pedalaman akan ada pengobatan oleh seorang dukun. Saya sebagai dokter ingin melihatnya, kubuat suatu ekspedisi ke lokasinya. Ada gubug, sang dukun berada di dalamnya. Di depan gubug ada seorang pribumi yang menabuh tamtam, kiranya untuk memanggil penduduk di sekitarnya yang mau berobat.

Orang-orang datang dan duduk atau berdiri membuat lingkaran. Suatu ketika dukun keluar dari gubug berjubah putih. Tamtam berhenti. Sang dukun duduk bersila dan menoleh kekanan kekiri, pandangannya berhenti pada seorang ayah yang menggendong anaknya  yang ia panggil dengan lambaian tangan.

Orang tua maju dan saya sebagai dokter tahu bahwa anaknya adalah pasien yang paling parah di antara semua pasien yang hadir. Anak ditidurkan di depan dukun, dukun mengangkat kedua tangannya setinggi dada, bibirnya bergerak-gerak, ia berdoa. Kemudian ia mengambil pisau di dekatnya, ia angkat tinggi-tinggi, kemudian ia tancapkan kedalam dada anak “cragg”. Kemudian dada dibelah sampai perut.

Dukun memasukkan kedua tangannya ke dalam dada, dikeluarkan lagi dengan memegang barang hitam yang ia masukkan kedalam air kuwali di sampingnya. Ia cuci bersihkan menjadi berwarna merah, ternyata adalah jantung si anak. Ia masukkan kembali kedalam dada, kemudian dada sampai perut ditutup kembali, satu kali tangan sang dukun diusapkan diatas luka, luka menutup.

Dukun mengangkat tangan lagi untuk berdoa, anak membuka mata, meloncat berdiri, melihat keliling, menemukan ayahnya, ia senyum dan lari ke ayahnya, ia sudah sembuh. Aku belajar dokter tujuh tahun, dan sampai sekarang masih belajar terus, tetapi penyembuhan ini saya tak dapat menerangkan.

Peristiwa berikut dialami oleh Raden Saleh, seorang pelukis naturalis yang amat terkenal, tetapi “nakal” yang jenaka.

Di warung makan ia diam-diam melukis seekor lalat pada sepotong kertas, begitu yang punya warung tidak melihat, kertas diletakkan di atas nasi wakul. Begitu yang punya warung melihat, “lalat” digusah dengan tipas, membuat mereka yang sedang jajan di warung ketawa “gerrr”.

Saat lain ia melukis sebuah pintu yang terbuka pada sebuah dinding dengan “di luar” pintu ada kebun tanaman bunga, orang mau “keluar” melalui pintu masuk kebun, terbentur dahinya pada dinding.

Suatu hari Saleh ingin “menggoda” pamannya Ki Ronggowarsito yang konon adalah seorang wali. Sore hari ia berkunjung ke rumah paman, yang ada Nyi Ronggo. “Paman sedang ke pasar, nanti kan ia oleh-oleh  yang enak-enak. Saya ke belakang dulu membuat minuman”.

Kebetulan bagi Saleh untuk observasi keadaan ruang. Di suatu sudut yang gelap ada rak dengan berdiri tombak-tombak pusaka, ditutup dengan selubung kain hitam. Saleh cepat-cepat melukis seekor kupu pijer diatas kertas, kemudian ditempelkan pada kain hitam, ia sendiri sembunyi di sudut lain.

Ki Ronggo datang masuk ruang dan berseru “Lo Buné, sepertinya ada tamu”, “Ya, Saleh ada di ruang depan”. Saleh menampakkan diri, memberi salam kepada paman dan bersama-sama  duduk untuk bercakap-cakap perkara macam-macam.

Suatu ketika Saleh bertanya “Bagaimana paman tadi tahu kalau ada tamu”. “Itu kan ada pijer”. Kepercayaan orang, bahwa ada pijer itu ada tamu, sama dengan jika ada burung prenjak berkicau di depan rumah akan ada tamu, jika “tiirrr”-nya panjang tamu akan bawa oleh-oleh.

Saleh menjawab “Itu bukan pijer, paman”. “Lo, jelas pijer, kamu bagaimana sih”. “Bukan paman”. Ki Ronggo menyandak sapu lidi di dekatnya, kain hitam digepyak dengan sapu, ajaibnya “pijer” lukisan Saleh sungguh-sungguh terbang, membuat Saleh terkesima dan jongkok bersungkem kepada Ki Ronggo dengan keyakinan, bahwa ia berhadapan dengan seorang yang sakti.

Bangsa Indonesia telah mengalami keajaiban dengan terusirnya Belanda dari Indonesia untuk selama-lamanya, setelah usainya clash dengan tentara Belanda antara tahun 1945 dan 1950. Pejuang Indonesia bersenjata kuno direbut dari tentara Jepang yang telah menyerah kepada Sekutu, tentara Belanda terlatih untuk berperang, bersenjata modern dan lengkap, punya kapal terbang, tank, dan dana yang tak terbatas serta didukung oleh negara-negara yang adidaya.

Panglima perang seorang jendral Spoor, ahli perang yang berwibawa, sebaliknya pejuang Indonesia dipimpin oleh jendral Sudirman, yang kesehatannya tidak prima dan kesana kemari naik kuda atau disunggi.

Ada perbedaan yang besar, yaitu pejuang Indonesia semangat tempurnya “ngedap-edapi”, sebaliknya tentara Belanda sekadar berperang tanpa dilandasi suatu ideologi dan sudah jenuh dengan kesengsaraan sewaktu perang dunia kedua dijajah oleh Jerman, apalagi setelah jendral Spoor gugur di dekat Wonosobo, yang membuktikan bahwa di Indonesia ada pelawanan terhadap Belanda yang mau menjajah kembali.

Keajaiban lain yang dialami bangsa Indonesia ialah penumpasan pemberontakan PKI tahun 1965. PKI telah masuk dengan kuat sekali kedalam semua angkatan, telah masuk dengan kuat kedalam semua jawatan, telah mempengaruhi dengan kuat rakyat jelata, bersenjata modern kiriman negara-negara Komunis, telah membunuh sejumlah jendral TNI di Lubangbuaya.

Tetapi dalam SATU HARI seluruh dunia tahu, bahwa PKI telah tertumpas, meskipun sesudah itu masih ada benturan-benturan senjata antara TNI dan angkatan PKI,  namun kemudian terlucuti semua. Mungkin sekarang sisa-sisa PKI masih ada, tetapi tak ada gejala PKI dapat bangkit kembali.

Kiranya di antara kita ada yang telah mengalami keajaiban, umpama sembuh total dari suatu penyakit yang dokter sudah angkat tangan, atau “rejeki nomplok” yang sama sekali tak terduga, atau pengalaman yang dahsyat yang tak terlupakan seumur hidup sewaktu berdikir.

Ada orang-orang yang sepulang dari ibadah haji dapat cerita tentang keajaiban yang mereka alami sewaktu naik haji.

Semua pengalaman itu membuat orang BERSYUKUR kepada Tuhan, bertakbir kepada Tuhan yang tiada habisnya. Sementara perlu diyakini bahwa IMAN dan TAQWA dapat memberi kepada manusia WORDPOWER berupa keajaiban untuk dapat menegakkan kembali KEJAYAAN ISLAM.

Namun ada awalnya, yaitu ASLAMA serah diri total kepada Tuhan, dan ISTIGHFAR mencari untuk suci bersih.[]

Penulis : Mardiyono

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »