Oleh: Mardiyono
Aura ialah Cahaya yang tidak kasat mata, dimiliki makhluk hidup maupun benda mati. Tidak kasat mata, namun dapat dilihat dan difoto dengan alat temuan KIRLIAN dari Rusia setengah abad lebih yang lalu. Kini alatnya dapat dikonstruksi sendiri. Di Amerika Serikat sejak lama alat itu dijual untuk umum.
Aura manusia menunjukkan karakter manusia, keadaan mental dan emosionalnya, kesehatannya, perkembangan rohaninya. Maka aura dapat dimanfaatkan untuk diagnosa penyakit, bahkan terapinya juga terhadap manusia, hewan maupun tanaman.
Aura benda mati dimanfaatkan untuk mencari tambang emas, perak, juga sumber air. Satelit pertambangan ada yang dirancang khusus untuk mencari tambang uranium dan minyak. Dimungkinkan demikian sebab semua tambang adalah “gudang” aura, sehingga dapat dideteksi. Karena itulah juga, tambang tertentu mempunyai daya tarik yang kuat sekali terhadap cahaya alam tertentu, seperti semua warna mempunyai daya tarik terhadap warna itu dari terangnya matahari.
Tambang emas menarik “ndaru” yang berwarna hijau kebiruan, dapat dilihat malam hari jika udara tak berawan. Seorang pangeran zaman dahulu bertapa di hutan kalau perlu dengan berpindah-pindah tempat sampai melihat ndaru. Tempat jatuhnya ndaru itulah tambang emas bagi kerajaan yang sang pangeran bakal bangun di kemudian hari. Maka kerajaan-kerajaan di pulau Jawa pasti mempunyai tambang emas.
Di alam terdapat “gudang-gudang” aura yang orang anggap dapat memberi kekayaan, jodoh, kecantikan, dan menjadi tempat “bertapa” bagi orang-orang yang ingin menggapai tujuan tersebut. Adapun Ka’bah ialah “gudang” aura yang membuat orang menangis-nangis karena merasa teramat dekat dengan Tuhan, membuatnya bahagia yang mendalam terbawa seumur hidup.
Radionic Computer dapat menunjukkan pribadi orang, yaitu fisik, mental, spiritual, rahasia-rahasia pribadinya, nasib yang bakal datang, karier suksesnya. Yang “diumpankan” kepada alat ialah tetesan darah atau rambut atau foto, alat memberi tahu apa yang diinginkan mengenai keadaan seseorang menurut auranya. Alat dapat mendiagnosa penyakit orang serta memberi terapinya.
Adapun penyembuhan dengan warna dinamakan kromoterapi. Pancaran aura manusia berubah-berubah menurut keadaan dirinya suatu ketika. Namun ada warna dasar yang konstan sebagai indikasi pribadi orangnya.
KUNING EMAS, manusianya berpandangan luas, pikiran dan perbuatannya ekspansif, berinteligensi yang sifatnya rohani, sehingga berbakat dalam analisa rohani yang dalam wayang dinamakan “ponandantya”, dimiliki Sri Krisna. Jika kuningnya amat muda, maka manusianya malas, tidak perdulian, atheis.
LEMBAYUNG TUA, manusianya berbakat paranormal, mental kreatif, sangat intuitif dalam soal-soal spiritual, kekuatan batin besar, karenanya leadership-nya besar, genius dalam ide-ide yang baru. Jika lembayungnya sangat muda, maka orangnya egois, destruktip, haus kekuasaan.
“Robbana, atmimlanaa nuurona waghfirlanaa, innaka ‘alaa kulli syai’in qodiir”, yaitu “Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami CAHAYA kami dan lindungilah kami, sungguh Tuhan Maha Kuasa atas segala-segalanya” (QS 66:8). Insya Allah maknanya “Ya Tuhan, sempurnakanlah AURA kami”.
Itulah doa manusia di Sorga, kiranya juga manusia yang masih hidup, tetapi yang sudah “Mati sakjeroning ngaurip”, atau “Mauta qobla mautikum” (mati sebelum mati), sebab sudah tiada lagi keinginan selain MANUNGGAL DENGAN TUHAN, sebagaimana yang telah diteladankan oleh Nabi Besar SAW.
Aura yang sempurna Insya Allah disertai dengan inteligensi, mental dan spiritual manusia meningkat drastis, diukur dengan radionic computer IQ, EQ dan SQ amat tinggi. Warna tertentu memberi pengaruh tertentu. Umpama merah membuat orang lapar, sehingga rumah makan Cina yang kuna hiasan ruang makan adalah serba merah. Warna ruang yang kuning emas meningkatkan daya pikir orang, hijau memberi damai, biru memberi kekuatan.
Adapun aura manusia yang sempurna merangsang orang-orang lain untuk mendekat kepada Tuhan. Maka Tuhan menghendaki “Sibghotalloh” (QS 2:138), yaitu “Warna Tuhan, (buatlah milikmu)”, yang berarti “Sifat-sifat Tuhan buatlah milikmu”. Itulah Nabi Besar SAW yang rahmatan lil alamin, yaitu rahmat bagi siapapun dan apapun di seluruh semesta alam.[]
Comment here