Pustaka

Mujaddid, Masih, dan Mahdi

Apa yang ada dalam buku ini sesungguhnya adalah sebuah upaya mengulas secara garis besar mengenai hal Mujaddid, Masih dan Mahdi, berdasarkan acuan kepustakaan yang ada.

Seperti dimaklumi bahwa pada umumnya pemahaman mengenai Mujaddid, Masih dan Mahdi belum dipahami dengan tuntas oleh masyarakat. Mungkin memang tidak menarik, namun bagi sebagian masyarakat, khususnya yang ingin mendalami hal-hal mengenai Mujaddid atau mengenai kemujaddidan atau mengenai pembaharuan, atau mengenai Masih Yang Dijanjikan, dan juga mengenai Mahdi, atau Imam Mahdi, buku ini dapat menjadi salah satu acuan bacaan.

Buku-buku yang menulis mengenai Zaman Akhir atau Akhir Zaman, atau Kebangkitan Islam, atau mengenai parousia, atau kedatangan Yesus yang kedua didunia, memang telah beredar dimasyarakat, namun tidak banyak. Pemahaman-pemahaman yang ada di buku ini semoga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan bagi para musafir rohani, dan seandainya masih belum mendapatkan pemahaman yang memuaskan, kiranya dapat ditelusuri kembali dalam kepustakaan-kepustakaan lain yang ada. Biasanya seorang musafir rohani akan terus mencari kepuasan hati dalam dirinya untuk mendapatkan kemantapan dalam hidupnya.

Untuk mengatasi tantangan zaman pada masa sekarang ini, sangat diperlukan pembaharuan pemikiran dan sekaligus juga dalam sikap-sikap kita untuk dapat mengatasinya. Dengan sikap yang tepat dalam menjawab tantangan kehidupan di zamannya, diharapkan seseorang akan lebih mantap dalam bertindak. Tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan selalu akan memberikan jawaban yang tepat terhadap semua tantangan pada zamannya. Insya Allah response yang diberikan terhadap tantangan tersebut akan dapat menambah kecerdasan di masyarakat.

Harapan kita semua tentunya bahwa masyarakat akan bertambah cerdas dan juga akan bertambah sejahtera. Kemudian sangat diharapkan bahwa kehidupan bermasyarakat pun akan lebih tertib, lebih cerah dan lebih indah. Dan sebaliknya apabila tak ada pembaharuan, pasti seseorang akan mengalami banyak hambatan dalam kehidupan di masyarakat oleh karena jawaban terhadap tantangan zaman tidak tepat.

  • Judul Buku: Mujaddid, Masih, dan Mahdi
  • Penulis: Nanang RI Iskandar
  • Penerbit: Darul Kutubil Islamiyah
  • Tahun Terbit: 2009
  • Unduh di sini : Mujaddid, Masih, dan Mahdi
Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comments (1)

  1. Kenapa yang di kedepankan atau di tonjolkan HMGA bukan Nabi Muhammad saw?

    Apakah ajaran2 HMGA berbeda atau sama dengan apa yang pratekan oleh Rasul?

    Kalau berbeda, pantaslah pengikut2 Ahmadiyah mengemukankan atau menonjolkan Nama HMGA kepada umat,bukan Nabi Muhammad saw.
    Kalau ada, apa beda ajaran HMGA dgn Muhammad saw?

    Kalau sama 100% mengikuti sunnah Rasul, tidaklah wajar menonjolkan nama HMGA dari pada Muhammad saw.

    Mengkrsimatikan atau mengagungkan HMGA dari pada Muhammad saw adalah perbuaaaatan syirik sebagaimana ALLAH peringatkan di QS 31:9.

    Mereka telah menjadikan orang2 ALIM nya sebagai tuhan,selain dari ALLAH…

    JADI agar umat tidak salah paham,saya anjurkan mari kita kemukankan saja nama Nabi Muhammad saw—

    Nabi Muhammad saw adalah seorang manusia biasa,hanya bertugas penyampaikan peringatan ALLAH kpd umat

    HMGA adalah manusia biasa, tapi tidak mendapat wahyu2 dari ALLAH…HMGA yaa seperti ulama2 biasa di Indonesia..Prof.DR Quraish Shihab, Gus Dur, Hamka dll…

    Kenapa harus belajar dari seorang ulama dari India?
    Apa beda atau siknifikannya HMGA itu di bandingkan dgn ulama2 NU,Muhammadiah Indonesia?

    Demikian krtikan saya tenang Artkel diatas itu

    With Love

Comment here

Translate »