Kolom

Manusia Yang Selalu Bersama Tuhan

top view of person praying

Setiap manusia dapat memberi suasana tertentu di tempat ia berada: di rumah, di masjid, di rumah sakit, di tempat kerja, di mana pun. Ada yang hadirnya dapat memberi rasa tentram dan aman kepada orang lain. Ada pula yang sebaliknya: membuat orang lain gelisah, tidak nyaman, tidak aman, dengan kehadirannya.

Anak yang dibesarkan di rumah yang bersuasana ”surga,” akan lain dengan yang dibesarkan dalam suasana rumah “neraka”.

“Home Sweet Home” berpengaruh amat positif bagi anak dalam pertumbuhan pribadinya dan dalam cara ia menghadapi hari depan. Maka, jangan sampailah orang tua membuat suasana yang “Broken Home”, sebab akibatnya bisa fatal bagi tumbuh kembang dan masa depan anak.

Keadaan suatu bangsa yang dijajah oleh bangsa lain, tentu akan berubah setelah mereka merdeka. Bangsa yang “under-developed” akan amat berbeda dengan bangsa lain yang sudah maju.

Demikianlah Umat Islam adanya. Pada awalnya mengalami kejayaan: menjadi sejahtera, menjadi bangsa pilihan, menjadi mercusuar bagi umat-umat lain dalam ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, akhlak, kebudayaan dan peradaban.

Umat Islam zaman sekarang jahiliah kembali. Maka tak dapat tidak ia menghindarkan dirinya dari krisis-krisis yang teramat berat dan bencana alam bertubi-tubi yang dahsyat.

Itulah tandanya iman dan amal soleh umat Islam zaman sekarang sudah tidak murni lagi.

Tapi Tuhan menjamin, “Jika umat berubah, nasibnya juga akan berubah” (QS 13:11). Berubah seperti apa? Manakala mereka berteladan kembali kepada Rasulullah SAW., sebagai uswatun hasanah, teladan yang sempurna.

Teladan Nabi Agung Muhammad SAW, yang kita kenal sebagai Sunnah Rasul, adalah manifestasi Qur’an Karim. Sehingga umat Islam mempunyai pegangan hidup yang teramat jelas, yaitu membentuk diri lahir batin menurut Qur’an Karim yang sudah diteladankan oleh Sang Rasul.

Nabi SAW setiap saat bersama Tuhan. Dan dalam apapun yang beliau kerjakan, beliau membiarkan diri didalangi oleh Tuhan. Maka begitu besarlah perbawa Nabi SAW, sehingga ia disebut sebagai RAHMATAN LIL ALAMIN, rahmat untuk seluruh semesta alam, bahkan sampai akhir zaman.

Maka semua ibadah manusia Islam yang ingin meniru Nabi SAW tidak bakal sempurna jika tidak berhasil menjadi “manusia yang selalu bersama Tuhan,” dan telah memenuhi panggilan-Nya, “Wahai manusia, carilah Tuhanmu dengan sekuat tenagamu sampai kamu menjumpai-Nya” (QS 84:6).

Dan tidak bakal manusia dapat menjumpai Tuhannya jika ia tidak berada dalam FITRAH-nya: keadaan seperti anak kecil yang berserah diri dan percaya sepenuhnya kepada kedua orang tuanya; keadaan seperti anak kecil yang indah dilihat karena kepolosannya, dan selalu berasa aman karena nuansa cinta kasih dan rasa dekat dengan orang tuanya.

Maka, seorang bayi meninggal dikata langsung masuk surga. Karena yang menjamin surga ialah hidup yang FITRAH, hidup dalam aslama, kesucian, iman, taqwa.

Demikianlah halnya manusia fitrah, yang berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan, karena ia berada dalam ASLAMA, KESUCIAN, IMAN DAN TAQWA.

Maka dengan begitulah kita baca doa sapu jagat, “Robbanaa aatina fid-dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa adzazban-naar” (QS 2:201), bisalah kita artikan doa itu secara singkat, “Ya Tuhan, karuniai kami SURGA di dunia ini dan di akhirat nanti.” []

Penulis: Mardiyono Jaya S. Marja

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »