PANGKOWILHAN II Letjen TNI Widodo atas nama Presiden kemarin pagi menyematkan Bintang Gerilya kepada Brigjen TNI Purnawirawan H. Mochammad Bachrun (63 tahun) di ruang serbaguna Makowilhan II Jl Reksobayan Yogya.
H. Moch Bachrun, ketika pensiun berpangkat Brigadir Jendral tahun 1959 semasa menjadi Hakim Perwira pada Pengadilan Tentara Tinggi. Setahun kemudian ia menjadi Sekretaris Militer Presiden. Tahun 1960-1966 menjadi anggota MPRS.
Pengalaman-pengalamannya di bidang militer ia mulai tahun 1943 ketika menjadi Cudanco Daini Deidan. Dua tahun kemudian selama setahun ia menjabat Komandan Resimen 15, dengan pangkat Letkol. Tahun 1946-1948 Komandan Resimen 16, tahun 1948-1949 Komandan STC Banyumas merangkap Komandan WK I.
Pada tahun 1950-1951 Kepala Staf Territorium IV. Pangkatnya naik Kolonel. Tahun 1951-1956 menjabat Panglima Territorium IV. colonel M Bachrun tahun 1957-1958 Direktur CIAD (Corps Intendans Angkatan Darat). Setahun kemudian dengan pangkat Brigjen pensiun.
Brigjen TNI (Purn) H.M. Bachrun mempunyai seorang istri dan 7 anak. Yang bungsu sudah berumur 29 tahun lebih.
Pada penyematan Bintang Gerilya itu, Letjen TNI Widodo menyatakan walaupun seorang gerilya tidak mengharapkan bintang jasa di saat ia mengabdikan kepada perjuangan. Namun pengakuan negara atas perjuangannya itu jelas menyentuh rasa haru.
Dikatakan, pengalaman gerilya menegakkan Proklamasi Kemerdekaan dengan taruhan jiwa dan raga, di saat hampir seluruh tanah air berada di bawah pendudukan pasukan-pasukan Kolonial Belanda, adalah suatu peristiwa unik yang tak akan terulang lagi.
Integrasi
Pangkowilhan II menyatakan, dua masalah pokok yang menjadi pusat perhatian kita dewasa ini adalah lebih memantapkan lagi integrasi nasional dan memanfaatkannya sebagai wahana mencapai kesejahteraan rakyat.
Integrasi nasional menurut Letjen Widodo, secara structural dapat dinilai sudah kukuh. Yang perlu kita perhatikan ialah integrasi nasional secara fungsional. Dalam arti setiap unsur dari kehidupan kebangsaan kita melaksanakan fungsi dan peranannya menurut misinya masing-masing secara harmonis dalam satu hidup kebangsaan yang dinamis.
“Integrasi nasional yang fungsionallah yang dapat menjaga agar gerak seluruh potensi nasional berlangsung secara sehat, minimal tidak saling menghambat, maksimal saling menunjang satu sama lain. Hal ini hanya mungkin terlaksana bila kerangka referensi serta potensi seluruh nasional tetap sama.” Demikian Pangkowilhan II Letjen TNI Widodo.(KR)
- Sumber Berita : Harian Kedaulatan Rakyat, 21 Oktober 1977
- Lihat Profil Lengkap Brijen H. M. Bachroen di sini
Comment here