Pada bulan Mei 1947 GAI aliran Lahore dalam Muktamar di Purwokerto antara lain memutuskan: “Menambah langkah dan tugasnya menyiarkan Islam dan mempertahankan kebenaran Islam dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah.”
Anggota GAI yang ada di Yogyakarta berniat mempelopori realisasi putusan Muktamar itu mendirikan sekolah. Dengan semangat penyiaran Islam yang menyala-nyala dalam dada dan dengan keyakinan akan kebenaran Islam yang ditanamkan oleh Mujadid abad ke XIV H, anggota GAI di Yogyakarta yang tidak banyak jumlahnya yang dipimpin oleh almarhum Bapak H. Minhajurrahman Djojosugito mengadakan rapat persiapan membentuk panitia.
Setelah bertukar pikir bersama dengan para anggota GAI dan para simpatisan GAI sebagai panitia pendiri sekolah, akhirnya disepakatilah nama “Perguruan Islam Republik Indonesia” yang disingkat PIRI untuk sekolah-sekolah yang akan didirikan.
Untuk pertama kali pada 1 September 1947 dibukalah SMP PIRI bertempat di SMP Negeri I Terban Taman pada sore hari.
Pada bulan Oktober 1947 SMA PIRI Bagian A dan B sore dibuka pula dengan menggunakan gedung SMA Negeri di Terban Jln. Pakem 2. Pada tahun ajaran 1948/1949 karena melimpahnya murid SMA PIRI, maka SMA PIRI Bagian B ditempatkan di SPG Negeri Jln. Jati sedang SMA Bag. A tetap menempati gedung SMA A Negeri Jln. Pakem 2.
Pada permulaan tahun ajaran 1948/1949 GAI al. Lahore membuka SGA dan SMA Pendidikan kelas I bertempat di SKP Negeri Lempuyangan wangi Yogyakarta pada sore hari dan SMP kelas I bertempat di SR Negeri Lempuyangan wangi pula.
SGA dan SMA Pendidikan mendapat bantuan dari Pemerintah masing-masing Rp. 654 dan Rp. 700 tiap bulan, sedangkan SMA Bag. A dan B PIRI yang lebih dahulu berdiri mendapat bantuan Pemerintah sebesar Rp. 3.345 tiap bulan.
Pada bulan Desember 1948 karena serbuan Belanda ke Yogyakarta sekolah PIRI ditutup. Setelah Yogyakarta kembali ke tangan Republik Indonesia dibukalah kembali pada 1 Agustus 1949 SMA Bag. A dan B PIRI, ditempatkan di SMA/A Negeri Jln. Pakem 2, SGA/SMA Pendidikan ditempatkan di SKP Negeri Lempuyangan, SMP dibuka di SR Lempuyangan.
Pada tgl. 1 Nopember 1950 SMA PIRI bagian A dan B di Jalan Pakem 2 dipindahkan ke jalan Serayu 4 menempati SMP V Negeri pada sore hari. Pada tahun ajaran 1952/1953 SMA Pendidikan disatukan de¬ngan SMA PIRI. Pada bulan Maret 1959 SMA PIRl dipindahkan ke Baciro menempati gedung milik PIRI pada sore hari.
Dengan Surat Keputusan Menteri PP dan K tgl. 6-11-1950 no. 83065/B, mulai tahun ajaran 1956/1957 SMA PIRI mendapat subsidi sebesar Rp. 10.400. Mulai 1959 pelajaran pada SMA PIRI ditingkatkan pagi dan sore hari.
Dengan meminjam pendopo Mangkukusuman di jalan Pugeran 15A pada tgl. 1 Agustus 1950 SMP dan SGB PIRI dibuka untuk pagi hari. SMP terdiri dari 5 kelas dan SGB 3 kelas. SMP sore yang ada di SR Lempuyangan Wangi disatukan dengan SMP pagi yang baru dibuka.
SGA PIRI dengan meminjam bangunan darurat dan bangku STM Negeri Jetis pada tgl. 13 Oktober 1950 SGA PIRI dibuka dengan menerima pelajaran pagi hari. Dengan SK Menteri PP dan K tgl. 4-10-1950 no. 89/BI mulai 1 Agustus 1950 SGB PIRI diberi bantuan sebesar Rp. 600 tiap bulannya dan mulai tahun ajaran 1951/1952 dengan Sp. tgl. 18-6-1951 no. 29050/Subs bantuan pada SGB PIRI oleh Pemerintah ditingkatkan menjadi subsidi.
Dengan Sp. tgl. 18-6-1951 no. 2006/BI mulai 1-8-1950 SMP I PIRI Jln. Pugeran 15A diberi bantuan sebesar Rp. 400,— tiap bulannya. Kemu¬dian mulai tahun ajaran 1953/1954 dengan Sp. tgl. 12-4-1954 no. 15732/ Subs bantuan pada SMP I PIRI ditingkatkan menjadi subsidi.
Begitu pula SGA PIRI mendapat bantuan mulai 1 Nopember 1950 dengan Sp. tgl. 8 Maret 1951 no. 715/BI sebesar Rp. 840 tiap bulan, kemudian mulai 1 Agustus 1951 dengan Sp. tgl. 19-2-1952 no. 906/Subs SGA PIRI mendapatkan subsidi dari Kementerian PP dan K sebesar Rp. 5.900 tiap bulan.
Dengan Sp. tgl. 5 Pebruari 1951 no. 279/BI para siswa SGB PIRI mendapat tunjangan ikatan dinas mulai 1 Agustus 1950 sebesar Rp. 75 tiap siswa untuk tiap bulan. Begitu pula SGA PIRI dengan Sp. tgl. 22-5-1951 no. 1656/BI para siswanya mendapat tunjangan ikatan dinas dari Kementerian PP dan K sebesar Rp. 90 tiap bulan untuk tiap orang.
Pada tahun ajaran 1951/1952 SGB PIRI dipindahkan dari pendopo dalam Mangkukusuman ke pendopo dalam Pujokusuman dan tahun itu juga SGA PIRI mendapat bantuan guru negeri sebagai Kepala Sekolah.
Mulai tahun ajaran 1951/1952 SGA PIRI yang menempati ruang darurat STM Negeri di Jetis pindah ke gedung SGA Negeri di Cemorojajar yang menerima pelajaran sore hari. Tiga bulan kemudian setelah mendapat rumah yang cukup besar di Kometiran Lor no. 3 SGA PIRI dipindahkan ke rumah itu.
Pada tahun ajaran 1952/1953 SGB PIRI Yogyakarta berkembang lagi dengan menempati pendopo dalam Brontokusuman. Waktu itu SGB PIRI Bersubsidi Yogyakarta telah mempunyai kelas I, II dan III sebanyak 11 kelas, terdiri dari 5 kelas I, 3 kelas II dan 2 kelas III dengan jumlah murid 468 orang yang menempati pendopo dalam Pujokusuman dan pendopo dalam Brontokusuman.
Sesuai dengan peraturan pemerintah, para siswa SGB PIRI yang mendapat ikatan dinas pemerintah diasramakan. Dengan Sp. tgl. 31-12-1952 no. 50625/Subs mulai Juli 1952 asrama SGB PIRI itu mendapat bantuan Pemerintah sebesar Rp. 500 tiap bulan.
Pada tahun 1953/1954 dengan menempati rumah yang dipakai SGA PIRI di Kemetiran Lor no. 3 dibuka pula SGTK PIRI yang menerima pelajaran pagi hari dengan murid sebanyak 33 orang anak untuk kelas I. Pada tahun itu juga untuk memenuhi kebutuhan agama disekolah-sekolah, PIRI didirikan pula sekolah, Sekolah Guru Agama Islam PIRI (SGAI PIRI).
Pada tahun ajaran 1953/1954 dibuka pula SR VI PIRI yang bertempat di SGB PIRI Brontokusuman pada sore hari sebagai latihan mengajar murid-murid SGB PIRI. Kemudian SR VI PIRI itu dipindahkan ke Baciro yang juga menerima pelajaran pada sore hari.
Pada 1 Agustus 1954 SGA PIRI Bersubsidi Kemetiran Lor no. 3 Yogyakarta dipindahkan ke Baciro menempati gedung PIRI yang baru. Begitu pula sekolah Guru Agama Islam dipindahkan dari Kemetiran Lor no. 3 ke Baciro menempati gedung baru bersama SGA PIRI.
SGA PIRI menerima pelajaran pada pagi hari sedang sekolah Guru Agama Islam PIRI pada sore hari. Sekolah Guru Agama Islam PIRI pada tahun 1958 bubar karena tidak mendapat murid. SMP Islam PIRI yang didirikan dengan harapan dapat memasukkan murid lulusannya ke sekolah Guru Agama Islam PIRI pun mengecewakan karena lulusan SMP Islam PIRI melanjutkan ke sekolah lain.
SMP Islam kemudian dijadikan SMP PIRI III, bertempat di Baciro Yogyakarta dengan jumlah 14 kelas yang menerima pelajaran pagi dan sore. Yang sekarang dalam taraf permohonan menjadi SMP PIRI Bersubsidi.
Pada tahun ajaran 1954 1955 mulai 1 Agustus di rumah bekas tempat SGA PIRI Bersubsidi, dibukalah SGB Putri PIRI sebanyak 3 kelas. Setahun kemudian SGB tersebut mulai 1 Agustus 1956 mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp. 4.570 tiap bulan (Sp. tgl. 29-1-1957 No. 10796/B).
Dengan akan hapusnya SGB ditanah air kita maka SGB Putri PIRI dialihkan menjadi SMP Putri PIRI, mulai 1 Agustus 1958 SGB Putri PIRI menerima untuk SMP Putri PIRI. Dengan Sp. Menteri PP dan K tgl. 25 Agustus 1960 no. 724/BII mulai 1 Agustus 1959 status SGB Putri dari sekolah perbantuan dinaikkan menjadi sekolah bersubsidi.
Tahun ajaran 1959/1960 SMP Putri PIRI telah mengadakan ujian akhir bersama dengan SGB Putri PIRI yang pada tahun itu tinggal kelas 4.
Dengan Sp. Menteri PP dan K tgl. 31 Juli 1958 no. 71313/BI mulai tahun ajaran 1964/1965 SGP Putri PIRI beralih menjadi SMP Putri PIRI Bersubsidi. Mulai tahun ajaran 1964/1965 SMP Putri PIRI di¬jadikan sekolah campuran yang menerima murid-murid pria dan wanita. Dan dirubah menjadi SMP PIRI II bersubsidi sampai sekarang.
Dengan makin banyaknya murid SGTK PIRI maka pada tahun ajaran 1955/1956 SGTK PIRI dipindahkan dari Kemetiran Lor no. 3 ke pendopo dalem Mangundipuro. Tetapi karena permohonan subsidinya ditolak oleh pemerintah dan keinginan untuk memasuki SGTK digabungkan dengan SGA PIRI yang terus berkembang sampai sekarang menjadi SPG PIRI.
Atas nasehat Bagian Subsidi Kementerian PP dan K Jakarta agar PIRI membuka juga sekolah kejuruan, PIRI bersiap-siap membuka sekolah kejuruan. Pada tanggal 1 Januari 1967 dj Yogyakarta dibukalah STM PIRI Bagian Mesin dan Listrik.
Animo untuk masuk STM PIRI besar sekali. Dengan Sp. tgl. 4-6-1968 no. E.971/Set. II/B STM PIRI tersebut mendapat bantuan Guru Negeri dan oleh PIRI diserahi tugas pimpinan. Dengan Sp. tgl. 15-7-1970 no. 8585/Biku/Subs/70 STM PIRI Mesin dan Listrik berstatus subsidi.
Setelah usaha mendirikan SKKA PIRI pada tahun 1967 gagal maka pada 10 Pebruari 1968 dengan keinginan yang menyala-nyala PIRI membuka SKKA yang tahun demi tahun mengalami perkembangan, dan juga pada tahun 1975 telah berstatus berbantuan yang sebelum itu dengan Sp. Menteri PP dan K tgl. 20 Pebruari 1970 no. E.0063-/Sp/Set/70 mulai 1 Januari 1970 SKKA PIRI telah mendapat bantuan Guru Negeri.
Bersama dengan membuka SKKA PIRI usaha membuka SMEA PIRI pun dilaksanakan pada tahun ajaran 1967/1968 dengan memakai tempat di pendopo Mangkukusuman yang juga dipakai SMP I PIRI pagi hari. SMEA memberikan pelajarannya pada sore hari.
Sekolah-sekolah PIRI yang dibuka sore hari seperti SMP PIRI sore yang menempati bangunan SMP I PIRI di pendopo Mangkukusuman SMP PIRI di Kemetiran Lor no. 3 dan SMA II PIRI sore karena ku¬rangnya murid akhirnya sekolah sore itu digabung dengan sekolah-seko¬lah pagi yang telah mendapatkan subsidi.
Sekolah PIRI Purwokerto
Atas saran Bapak Djojosugito, Ketua GAI aliran Lahore, agar putusan Muktamar GAI aliran Lahore untuk mendirikan sekolah dilaksanakan di Purwokerto.
Bapak R. Sumardi Somodihardjo Pengurus Cabang GAI Purwokerto setelah dengan susah payah pada tahun 1952 berhasil mendirikan SGB PIRI dengan memakai tempat SGB Putri Negeri Purwokerto. Pada tahun ajaran 1952/1953 dapat menerima murid sebanyak 75 orang anak dan ditampung dalam 2 kelas.
Pada tahun itu juga SGB PIRI Purwokerto untuk mendapatkan ikatan dinas bagi muridnya dipindahkan ke Yogyakarta disatukan dengan SGB PIRI Yogyakarta, sehingga SGB PIRI Yogyakarta menjadi 6 kelas I.
Pada tahun itu juga didirikan lagi SGB PIRI di Purwokerto dengan murid 75 orang anak yang juga memakai tempat di SGB Putri Negeri.
Mulai tahun ajaran 1953/1954 dengan Sp. tgl. 15-4-1954 no. 16263/ 565 SGB PIRI Purwokerto mendapat bantuan Pemerintah sebesar Rp. 1.400 dan pada tahun ajaran 1959/1960 dengan Sp. Menteri P dan K tgl. 26-8-1960 no. 72465/B SGB PIRI Purwokerto berstatus subsidi.
Dengan akan ditutupnya seluruh SGB oleh Pemerintah, maka mulai tahun ajaran 1957/1958 SGB PIRI Purwokerto secara berangsur-angsur mulai 1 Agustus 1957 menerima murid kelas I SMP sehingga akhir tahun ajaran 1959/1960 SMP PIRI PERALIHAN SGB PIRI Purwokerto mempunyai dua kelas 1 satu kelas 2, dua kelas 3 disamping masih adanya satu kelas 4 SGB.
Dengan Sp. Menteri PP dan K tgl. 26-8-1961 no. 3937/B mulai 1 Agustus 1961 SGB PIRI dialihkan menjadi SMP PIRI Bersubsidi yang berkembang sampai sekarang.
Selanjutnya sekolah-sekolah PIRI terus berkembang. Pada tahun ajaran 1978/1979 memperlihatkan data-data sebagai berikut :
No | Nama Sekolah | Tahun Berdiri | Status Sekolah | Jumlah Guru | Jumlah Pegawai | GTT | ||||
GN | GTY | Semua | PN | PTY | Semua | |||||
1 | TK | 1955 | Bersubsidi | — | 1 | 1 | — | — | — | — |
2 | SD | 1955 | Bersubsidi | 14 | 1 | 15 | — | — | — | — |
3 | SMP I | 1947 | Bersubsidi | 24 | 1 | 25 | 8 | 2 | 10 | 4 |
4 | SMP H | 1958 | Bersubsidi | 11 | 5 | 16 | 7 | 3 | 10 | 17 |
5 | SMP III | 1960 | Bersubsidi | 1 | 4 | 5 | 3 | 5 | 5 | 23 |
6 | SMEP | 1960 | Bersubsidi | 4 | 3 | 7 | 1 | 1 | 2 | 9 |
7 | SPG | 1951 | Bersubsidi | 11 | — | 11 | 12 | — | 12 | 1 |
8 | SMA | 1947 | Bersubsidi | 9 | 3 | 12 | 7 | 4 | 11 | 17 |
9 | STM I | 1967 | Bersubsidi | 4 | 9 | 13 | 1 | 8 | 9 | 41 |
10 | SKKA | 1968 | Berbantuan | 1 | 3 | 4 | — | 3 | 3 | 12 |
11 | SMEA | 1968 | Swasta | — | 4 | 4 | — | 1 | 1 | 14 |
12 | STM II | Swasta | — | 1 | 1 | — | 2 | 2 | 19 | |
13 | SMP Purwokerto | 1957 | Bersubsidi |
GN = Guru Negeri | GTY = Guru Tetap Yayasan | PN = Pegawai Negeri | PTY = Pegawai Tetap Yayasan | GTT = Guru Tidak Tetap
Sumber Artikel : Buku Kenang-kenangan Usia 50 Tahun (Golden Jubile) Gerakan Ahmadiyah-Lahore Indonesia (GAI) | Disusun oleh Ibu Djojosoegito (Ketua Yayasan) & Bapak Zainal Mujiharjo ( Sekretaris Yayasan), tertanggal 20 Maret 1979.
Comment here