PONDOK PESANTREN MINHADJURRAHMAN
Berdiri pada
11 Juli 2014 M/
14 Ramadhan 1435 H
Pimpinan Pondok
Mulyono, S.Ag
Sekretariat & Asrama
Kompleks Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI)
Jl Kemuning No 14 Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta
Saluran Donasi
BRI 1531-0100-0026-565
a.n. Pondok Pesantren Minhadjurrahman
Yuk, cek update kegiatan para santri Pondok Pesantren Minhadjurrahman di IG dan FB di bawah ini
Pondok Pesantren Minhadjurrahman diselenggarakan dalam semangat untuk mengejawantahkan sifat kasih sayang dan kemurahan Tuhan dalam diri setiap orang atau setiap pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, di dalam penyelenggaraannya.
Visi
Terciptanya manusia yang sukses, santun, dan mulia, yang didasari oleh kecintaan kepada Allah Ta’ala dan segenap makhlukNya.
Misi
Mendidik santri untuk memiliki jati diri yang santun dan mulia, sesuai dengan tuntunan Qur’an Suci dan Sunnah Nabi Suci Muhammad saw., sehingga dapat berkiprah dengan apa yang ia bisa, sesuai dengan tuntutan zamannya.
Pondok Pesantren Minhadjurrahman menyelenggarakan kegiatan untuk anak didik/santri setingkat SMA/K dan Mahasiswa.
Selain berkewajiban untuk menempuh pendidikan formal di lingkungan sekolah Yayasan PIRI, para santri juga diwajibkan untuk menempuh pendidikan informal dan keagamaan (diniyah islamiyah) dan pengembangan kepribadian diri.
Materi kependidikan formal menyesuaikan dengan kurikulum di sekolah/kampus yang mereka tempuh. Sementara pendidikan diniyah ditentukan melalui kurikulum yang telah disusun oleh Pengurus Pondok.
Materi pendidikan diniyah bersumber dari dan bermuara pada Qur’an Suci, yang digali melalui metoda kajian dalam perspektif (tafsir) GAI, melalui alat bantu kajian yang bersumber dari berbagai referensi seperti kitab hadits, kitab fiqih, dan kitab-kitab lain yang dilahirkan oleh berbagai ulama lintas madzhab maupun agama.
Di samping itu, juga diterapkan pendidikan dan pengembangan kepribadian diri melalui berbagai metoda seperti AMT, training skill, dll.
Pondok Pesantren Minhadjurrahman didirikan oleh Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia (PB GAI). Pondok ini adalah perwujudan dari Program Kaderisasi Terpadu yang diinisiasi sejak lama, sebagai wadah bagi pendidikan kader-kader GAI.
Karena itu, secara kelembagaan, pondok ini berada di bawah naungan PB GAI. Tetapi dalam hal kepengelolaan, pondok ini diselenggarakan secara bersama oleh GAI dan Yayasan PIRI.
Nama pondok ini dinisbatkan kepada nama salah satu tokoh utama pendiri GAI dan PIRI, yakni Almaghfurullah Raden Ngabehi Haji Minhadjurrahman Djojosoegito. Hal ini sengaja dilakukan sebagai tanda penghormatan dan pengkhidmatan atas jasa besar beliau bagi kedua lembaga yang beliau dirikan itu.
Di samping itu, nama “minhadjurrahman” juga mengandung makna filosofis, yang menjadi dasar bagi proses penyelenggaraan pendidikan di pondok ini.
Istilah minhadjurrahman terdiri dari dua kata dasar: minhaj dan ar–rahman. Secara harfiah, minhaj artinya jalan, sedangkan ar-rahman adalah salah satu nama sifat tuhan, yang artinya Yang Maha Pemurah. Dengan demikian, Minhajurrahman dapat diartikan sebagai “Perintis Jalan Menuju Tuhan Yang Maha Pemurah”.
Hal ini mengandung makna bahwa pondok pesantren ini dirintis dengan maksud supaya menjadi jalan menuju dan atau menjadi sarana bagi terbabarnya kasih sayang dan kemurahan Allah Ta’ala, wabil-khusus bagi penyelenggara dan peserta, maupun bagi setiap orang yang memberi maupun memperoleh manfaat kepada dan dari Pondok ini.
Gagasan pendirian pondok ini sesungguhnya telah lahir sejak Eyang Joyosugito masih hidup. Bahkan ide itu muncul antara lain dari beliau secara pribadi, berbarengan dengan didirikannya sekolah-sekolah PIRI. Namun, sementara waktu berjalan, ide itu tak jua terlaksana, bahkan hingga jauh sesudah Eyang Joyosugito wafat.
Tahun 2003, dalam momentum Jalsah Internasional, Kompleks Baciro dicanangkan sebagai Episentrum GAI, dan Masjid PIRI dijadikan sebagai situs penanda pencanangan ini, ditandai dengan diberinya nama baru bagi masjid ini, yakni “Darussalam”. Peresmiannya dilakukan oleh Ketua Umum GAI saat itu, Prof. Ir. Fathurrahman Ahmadi, dan Amir AAIIL Pakistan, Dr. Abdul Kareem Saeed Pasha.
Dan dalam Jalsah Internasional 2003 itu pula, ide pendirian pondok pesantren kembali didengungkan. Bahkan, sebuah gedung tepat di sayap utara Masjid Darussalam dipersiapkan khusus sebagai pusat kegiatan kepesantrenan.
Namun, hingga dua periode kepengurusan Bapak Fathurrahman Ahmadi berlangsung, cita-cita tersebut belum dapat terlaksana. Barulah pada awal periode ketiga dari masa kepemimpinan beliau, kegiatan ini mulai didialogkan kembali secara intensif di tingkatan PB GAI. Hingga akhirnya, mulailah diinisiasi sebuah gerakan yang mencoba mendesak terwujudnya Pondok ini.
Sejak pertengahan tahun 2012, atas mandat Ketua PB GAI, Bapak Fathurrahman Ahmadi, dan Ketua Yayasan PIRI, Bapak Ir. Iwan Yusuf Bambang Lelono, tim khusus PB GAI, yang dipimpin oleh Bapak Mulyono, melakukan upaya penjajagan dengan cara mengunjungi beberapa daerah yang dianggap potensial dalam hal sumber daya kader, antara lain Wonosobo, Magelang, Kediri, Purwokerto, Purbalingga, dan Surakarta.
Dari penjajagan itu, sedianya pondok ini akan dimulai pada tahun ajaran 2013/2014, akan tetapi gagal terlaksana oleh karena terkendala berbagai hal. Barulah pada awal tahun 2014, PB GAI meneguhkan niat untuk memulai penyelenggaraan pondok, meski dengan persiapan apa adanya, dan bersiteguh memperjuangkannya dalam kondisi apa pun.
Pada Juni 2014, PB GAI melakukan roadshow dan bersilaturahmi secara berturut-turut ke dua cabang yang dianggap paling potensial, yakni Kediri dan Wonosobo. Kepada kedua daerah tersebut, PB GAI menyampaikan niatan itu, sembari meminta support dari kedua daerah tersebut.
Gayung bersambut, Pengurus Cabang Kediri maupun Wonosobo menyambut dengan sangat antusias. Sebab, mereka pun mengaku sudah cukup lama menanti-nanti program tersebut. Mereka pun segera mempersiapkan delegasi kader, yang diambil dari anak-anak warga GAI dari kedua cabang tersebut.
Dalam perkembangan berikutnya di masa pendaftaran santri, pengurus cabang dari Purbalingga dan Jakarta pun mengajukan diri untuk mengirimkan perwakilannya. Akhirnya, terkumpullah sejumlah 30 santri, yang berasal dari sanak kerabat warga GAI dari daerah perwakilan cabang.
Alhamdulillah, dari kerja keras semua pihak, akhirnya Pondok Pesantren Minhadjurrahman dapat mulai diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2015.
Secara resmi, Pondok Pesantren Minhadjurrahman mulai beroperasi sejak bulan Juli 2014, ditandai dengan serah terima Santri dari orangtua kepada Pengasuh Pondok, yang dilaksanakan pada Jum’at malam, 11 Juli 2014 M / 14 Ramadhan 1435 H. Tanggal inilah yang dijadikan hari lahir Pondok Pesantren Minhadjurrahman.
Mars Santri Remix by Santri Minhadjurrahman – BANG! GHULAM ft. Fia Fidiyarti
Official Lyric Video | Original by Yunan Helmi