Kolom

Menaruh Ikhlas Pada Maaf

woman in gray hijab covering her face with her hands

“Jo, maafin aku ya buat yang kemarin.” Paijo pun menghela nafas. “iya gapapa, Nem.”

Apakah minta maaf dan memaafkan cuma gitu aja? No baby. Kelihatannya minta maaf itu mudah ya. Tapi sebenarnya minta maaf itu gampang kok. Ketika kita ingin meminta maaf pada seseorang, kita harus ucapkan itu dari dalam hati.

Tapi jangan biarkan hatimu bicara sendiri, minta bantuan bibirmu untuk menyuarakan isi hatimu. Ungkapkan secara spesifik kesalahan apa yang ingin diungkapkan dan ingin itu dimaafkan. Jangan sampai orang yang dimintai maaf bertanya, “emang kamu salah apa?”.

Sebelum kita ungkapkan rasa salah kita, siapkan dulu hati yang tenang. Caranya, berdoa mohon pada Tuhan supaya hati kita ditenangkan, bibir kita dimudahkan untuk mengucapkan kesalahan kita. Dan ketika kata “minta maaf” terlontar, kita harus siap dengan segala konsekuensi dari doi yang kita mintakan maafnya. Dan kita juga harus siap untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di lain waktu.

Banyak juga yang salah paham dalam konsep memaafkan. “aku gapapa kok.” Seringkali kata itu kita ucapkan dalam rangka memaafkan. Padahal dalam hati gak ‘gapapa-gapapa’ banget. Di dalam hati kita masih menyimpan rasa gedek. Namanya memaafkan itu seharusnya dibarengi dengan keikhlasan.

Kita yang mau memaafkan juga harus siap dengan konsekuensi ke depannya. Apa konsekuensinya? Adalah disakiti lagi misalnya, dengan kesalahan yang sama atau kesalahan yang baru oleh si pelaku yang sama.

Memang tidak ada jaminan ketika kita memaafkan seseorang, kita tidak akan disakiti lagi. Kita harus siap dengan rasa sakit yang mungkin muncul lagi. Lalu untuk apa memaafkan kalua begitu?

Sebenarnya ketika kita memaafkan, itu untuk melegakan hati kita. Supaya hati kita lebih damai. Supaya kita siap untuk tetap menjalin tali persaudaraan dengan siapapun. Bahkan dengan yang menyakiti kita. Memaafkan itu tidak perlu menunggu sampai dianya minta maaf. Kita juga harus ikhlaskan hati kita untuk memaafkan.

Ketika hati memaafkan kesalahan seseorang, setidaknya kita di situ mau menjaga hubungan yang lebih baik. Memaafkan akan lebih baik apabila itu disampaikan langsung ke orang yang bersangkutan. Karena dengan begitu, siapa tahu, dia pun akan menyadari dan memulai hubungan yang baik lagi dengan diri kita.

Marilah kita menjadi insan yang selalu pemaaf. Tuhan pun Maha-pemaaf, Maha-pengampun. Siapkan stok maaf yang buanyak. Karena kita tidak pernah tahu kapan kita disakiti. Agar di saat itu, kita bisa memaafkan dengan ikhlas.[]

  • Penulis: Ibnu Ghulam Tufail | Angkatan Muda Ahmadiyah Lahore (AMAL), Yogyakarta
Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here