Kolom

Akhirat

Oleh : Mardiyono

|| Banyak sekali orang-orang yang memikirkan tentang nasib hari depannya. Mereka mencari rejeki sebanyak-banyaknya, kedudukan yang setinggi-tingginya, mengurusi nasib anak-anaknya dengan sebaik-baiknya. Itu semua dianggap wajar oleh masyarakat, asal tidak merugikan siapapun. Tetapi sangat tidak banyak orang yang memikirkan hari depannya yang namanya AKHIRAT.

Semua orang sangat berusaha agar supaya jasmaninya beres, yaitu sehat, segar bugar, awet muda, hati lapang, pikiran cerah, potensi tinggi. Namun pada waktunya mau tidak mau jasmani akan KEMBALI KE TANAH. Adapun yang bakal meneruskan keberadaan manusia di akhirat ialah NAFS atau JIWA- nya.

Tuhan menghendaki dengan serius, agar supaya manusia juga perduli terhadap keberesan nafsnya, sehingga menurunkan ayat “Dan sesungguhnya tempat tinggal di Akhirat itulah Kehidupan (yang sebenarnya). Sekiranya mereka tahu” (QS 29:64).

Persiapan sekarang yang sukses memberi jalan ke SORGA, persiapan yang gagal berarti NERAKA. Semua orang tahu, namun tidak semua orang serius menanggapinya. Dengan akibat kehidupan baru di akhirat haruslah diawali dengan “proses peralihan yang intensif”, itulah NERAKA. Di neraka manusia dibenahi, diberesi, kata Qur’an dibakar api. Seberapa lama?  “Selama langit dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Tuhan” (QS 11:107). Maka insya Allah Neraka tidak “abadi”.

Manusia berdoa “Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina adabannar” (QS 2:201) (Ya Tuhan, berikanlah kami yang terbaik di dunia ini dan yang terbaik di akhirat nanti dan lindungilah kami dari panasnya api neraka). Namun Tuhan mencela “Tetapi kamu lebih menyukai kehidupan di dunia ini, padahal Akhirat lebih baik dan lebih kekal” (QS 87:16,17).

Nabi Besar SAW memberikan solusinya “Urusilah Akhirat seperti mau mati besok, urusilah Dunia seperti mau hidup selama-lamanya”. Sehingga diharapkan manusia berada dalam keadaan “SIAP AKHIRAT” setiap saat, perkara dunia tidah usah tergesa-gesa, sebab waktunya masih lama. Namun banyak manusia Islam yang berpendapat “Hidup selama-lamanya memerlukan banyak bekal, maka carilah sebanyak-banyaknya”, sehingga ternyata  untuk SIAP AKHIRAT waktunya sudah habis.

Logikanya ialah “AKU jasmani” SIAP KUBUR, sedangkan yang SIAP AKHIRAT ialah diri manusia yang bakal pindah ke akhirat, yaitu NAFS atau JIWA-nya. Jasmani menyempurnakan diri untuk dapat menggeluti keduniaan dengan baik. Maka  supaya dapat “menggeluti akhirat” dengan baik ialah nafs yang sempurna. Maka Tuhan bersumpah, “Demi nafs dan kesempurnaannya, Ia mengilhamkan kepadanya jalan sesat dan jalan taqwa, AFLAHA (sukses lahir batin di dunia dan di akhirat) mereka yang MENUMBUHKANNYA, Gagallah ia yang menguburnya” (QS 91:7-10). Adapun rahasia Nafs tumbuh  sempurna ialah dengan Shalat yang khusyuk, “AFLAHA mereka yang beriman, yaitu yang salatnya khusyuk” (QS 23:1,2). Jadi shalat yang khusyuk insya Allah berarti Nafs sedang tumbuh menjadi sempurna, maka dari itu bersama-sama memperoleh Aflaha. Kesempurnaan lahiriah ruhaniah berada melulu di Tangan Tuhan, manusia hanyalah dapat bersyukur “Maha Berkah Allah, sebaik-baik Dzat yang menciptakan” (QS 23:14).

Maka insya Allah manusia mengalami, bahwa NAFS tumbuh tanpa batas karena doanya: “Ya Tuhan, sempurnakan cahaya kami dan kami ISTIGHFAR, sungguh Tuhan Maha Kuasa atas segala-galanya” (QS 66:8).[]

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here