Eyang Djojosoegito adalah putera ketiga dari enam bersaudara. Kedua kakaknya adalah puteri, dan beliau juga mempunyai dua adik laki-laki dan satu adik perempuan.
Eyang Joyo lahir pada tanggal 16 April 1889, putera dari Kyai Mangunharso, penghulu naib dari Sawit, Boyolali.
Penelusuran silsilah Eyang Djojosoegito diawali pada waktu penulis memperoleh catatan dari Bp Susanto Djojosoegito, sekitar tahun 1989 di rumah beliau di Kompleks Dagri Cilandak, Jakarta.
Silsilah R. Ngb. H. M. Djojosoegito adalah sebagai berikut:
Bhre Kertabumi, yang bergelar Prabu Brawijaya V, berputera banyak dan diantaranya adalah Aryo Damar, Retno Pembayun Handayaningrat (Pengging), Raden Patah (Sultan Demak), Raden Bondan Kejawen, Bathara Katong, Sunan Lawu dan Hariyo Lembu Peteng.
Raden Bondan Kejawen berputera Ki Ageng Getas Pendowo, berputera Ki Ageng Selo, berputera Ki Ageng Enis, berputera Ki Ageng Pemanahan, yang berputera Raden Sutawijaya, yang bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Panembahan Senopati ing Ngalogo Mataram, wafat tahun 1601.
Raden Sutawijaya berputera Ki Ageng Panembahan Djuminah, berputera Pangeran Hariyo Manggolo, berputera Pangeran Tumenggung Balitar, berputera Pangeran Hariyo Baleter, berputera
Raden Hariyo Tirtokusumo, berputera Raden Hariyo Tirtowijoyo, berputera Kyai Pulangdjiwo, berputera Kyai Muh Rafingi, berputera Nyai Hasan Mustaram, berputera Raden Ngabehi Mangunharso.
Raden Ngabehi Mangunharso berputera Nyai Abdul Djalil, Nyai Djoyosuparto, Minhad, Kusno, Sapari dan Nyai Atmo Hartono.
Sewaktu muda, Eyang Djojosoegito bernama Soeseno, namun jarang digunakan. Beliau justru dipanggil dengan nama Minhad. Mungkin itulah sebabnya, setelah beliau menunaikan ibadah haji, kemudian beliau bernama Minhadjurrahman Djojosoegito.
Eyang Joyo menikah dengan Eyang Soemaryati dan berputera dua belas, namun ada satu yang wafat, sehingga yang ada adalah sebelas anak. Mereka adalah Susatya Djoyosugito, Susmoyo Djoyosugito, Suyatno Djoyosugito, Susanto Djoyosugito, Daryatmo Djoyosugito, Wiryawan Djoyosugito, Siti Aisyah Iswari Djoyosugito, Ahmad Muhammad Djoyosugito, Siti Rochmaniyah Djoyosugito, Sayidati Fathimah Djoyosugito, dan Fathurrahman Ahmadi Djoyosugito.
Eyang Soemaryati wafat pada tanggal 23 Oktober 1936 dan kemudian dimakamkan di Malang.
Eyang Djoyosugito menikah lagi untuk yang kedua kali dengan Eyang Koestirin dan dikaruniai lima anak, yakni Siti Nuraniyah binti Djoyosugito, Hidayatullah Al-Muqtadir Djoyosugito, Mujtahid Ahmad Djoyosugito, Syarifah Parwati binti Djoyosugito, dan Siti Rochmah Wijayanti binti Djoyosugito.
Sebelum menikah, Eyang Koestirin telah mempunyai tiga puteri dari pernikahannya dengan Marto Joewono, yakni Ibu Sri Koeshartini, Sri Koeshartati dan Sri Koesdiyati.
Dengan demikian keseluruhan putera-puteri Eyang Djoyosugito adalah 18, namun telah gugur 2 orang, sehingga jumlahnya yang ada hingga dewasa adalah 16.
Sumber Silsilah
- Catatan Eyang Djojosoegito pribadi, yang diberikan kepada Puteranya, Soesanto Djojosoegito
- Layang Kakancingan dari Bapak Slamet Saubary
- Layang Kakancingan dari Kantor Tepas Darah Dalem 16 Juni 1974, milik Ibu Koesdiyati Soepomo
Dikutip dari tulisan Nanang Rahmatullah Ibnu Iskandar Ismullah, cucu Djojosoegito, dalam buku “Mengenang Perjuangan Raden Ngabehi Haji Minhadjurrahman Djojosoegito (16 April 1889 – 21 Juni 1966)”, souvenir acara Silaturahmi Akbar Keluarga Djojosoegito, 24-26 April 2015 di Yogyakarta.