Kolom

Shalat Yang Khusyu’

Banyak sekali manusia Islam yang dengan susah payah mencari-cari untuk dapat bershalat yang khusyu’. Ternyata jawabnya sederhana, yaitu asal manusia ber-IMAN shalatnya pasti khusyu’, sebab Tuhan sudah menjamin “Qad aflahal mu’minûn, alladzînahum fî shalâtihim khâsyi’ûn” (Sungguh aflaha, sukses lahir batin di dunia dan di akhirat, mereka yang beriman, (yaitu) mereka yang shalatnya khusyu, QS 23:1,2).

Siapa saja dapat berkata dirinya beriman, namun jika shalatnya belum khusyu, berarti iman masih formal di bibir, belum di qalbu, sebagaimana petunjuk Tuhan, “Walammâ wadkhulil îmânu fî qulûbikum” (Dan iman belum masuk di qalbumu, QS 49:14).

Dan yang dapat menanamkan iman di qalbu hanyalah Tuhan, sebagaimana ayatnya “Ulâika kataba fî qulûbihimul îmâna wa ayyadahum birûhimminhu” (Itulah mereka yang Tuhan telah menggores iman di qalbu mereka dan menjaga meraka dengan Ruh daripada-Nya, QS 58:22).

Jadi mau tidak mau manusia haruslah berserah diri kepada Tuhan dengan mohon perkenan-Nya untuk dapat beriman di qalbu. Itulah maknanya ASLAMA, berserah diri kepada Tuhan. Dan itulah Islam, agama seluruh jagad raya, “Walahû ASLAMA man fissamâwâti wal ardli, thaw-‘awwa karhan” (Dan apa saja di langit dan di bumi aslama kepada-Nya, mau tidak mau, QS 3:83).

Iman di qalbu amat mulia dan amat berharga, bersama amal soleh menjamin KEJAYAAN umat Islam, berupa umat yang pilihan (QS 3:109), kesejahteraan yang melimpah (QS 42:26), umat yang memimpin (QS 24:55), bahkan pegang hegemoni dunia pada abad-abad sesudah datangnya Nabi Besar SAW, sehingga dikatakan berada di tempat-tempat yang tinggi, di dunia dan di akhirat (QS 34:37).

Jika manusia sudah beriman, maka insya Allah semua perbuatannya adalah amalan yang soleh, dan insya Allah bakal mengalami kejayaan sebagaimana ayat-ayat tersebut di atas.

Tanaman yang amat berharga haruslah disemaikan di tanah yang khusus dan terlindungi di rumah kaca. Maka insya Allah Tuhan berkenan untuk menanam iman di qalbu, jika qalbu sudah suci bersih dengan keadaan yang aslama, kemudian Tuhan sendiri yang bakal menjaganya (QS 58:22).

Doa pembersih qalbu yang efisien ialah ISTIGHFAR. Jika shalat belum saja khusyu’, maka iman belumlah berada di qalbu, sehingga qalbu masih saja kotor berkarat (QS 83:14), sehingga belum tuntaslah manusia beristighfar, dan belum sempurna manusia dalam aslama-nya.

Kesucian haruslah dimohon kepada Tuhan, sebab manusia suci bersih lahir batin berada melulu di Tangan Tuhan, sebagaimana ayat “Balillâhu yuzakkî mayyasyâ’ walâ yudz-lamûna fatîla” (Tidak, Allah-lah yang menyucikan siapa yang Ia kehendaki, dan mereka tidak diperlakukan tidak adil sedikitpun, QS 4:49).

“Walâkinnallâha habbaba ilaikumul îmâna wa zayyanahû fi qulûbikum” (Allah telah membuatmu cinta kepada iman dan membuatnya indah di hatimu, QS 49:7).

Jadi shalat yang sudah khusyu’ insya Allah disertai dengan cinta kasih yang mendalam di qalbu, dirasa sebagai keindahan yang tiada taranya, membuatnya terharu dan air mata mengalir keluar.

Itulah shalatnya Nabi Besar SAW dan para Waliyullah. Insya Allah juga mereka yang sudah terobsesi untuk liqaullah, menemukan Tuhannya memenuhi panggilan Tuhan “Yâ ayyuhal insânu innaka kâdihun ilâ rabbika kad-han famulâqîh” (Wahai manusia carilah Tuhanmu dengan sekuat tenagamu sampai liqaullah, QS 84:6).

Insya Allah semua rahmat dan berkah Tuhan yang telah disampaikan di atas dapat diawali dengan ASLAMA dan ISTIGHFAR yang telah dikerjakan sampai tuntas. Amin, ya Robbal Alamin.

 

Oleh: Mardiyono

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »