Pustaka

Sang Mubaligh: Biografi Singkat Mirza Wali Ahmad Baig

  • Judul Buku : Sang Mubaligh: Biografi Singkat Mirza Wali Ahmad Baig
  • Penulis : Nanang RI Iskandar
  • Editor : Asgor Ali
  • Penerbit : Darul Kutubil Islamiyah Gerakan Ahmadiyah Indonesia
  • Terbit dalam versi digital Oktober 2023

Seperti dimaklumi bahwa Islam berkembang di dunia ini adalah berkat jasa-jasa perjuangan para muballigh. Mereka mengenalkan nilai-nilai Islam dengan pengorbanan yang luar biasa. Waktu, tenaga dan pikiran mereka hanyalah untuk Allah, dan yang mereka harapkan hanyalah ridho Allah semata-mata.

Biasanya bekal utama yang dibawa muballigh adalah ilmu dan sifat-sifat nabi Muhammad saw, yakni amanah, shiddiq, fathonah dan tabligh. Ke mana-mana muballigh pergi, selalu menganjurkan agar menjadi orang yang beriman dan bertaqwa, dan selalu menganjur-kan agar menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya.

Sifat kritis seorang mubaligh harus selalu berkembang dalam suasana diskusi dan dialog sehingga nilai-nilai Islam akan makin terlihat indah.

Dalam kesempatan ini, penulis mengetengahkan seorang muballigh dari Pakistan, yang mengenalkan Islam dengan pemikiran-pemikiran yang baru. Di antara pemikiran yang diketengahkan adalah mengenai Mujaddid, Masih dan Mahdi.

Namanya adalah Mirza Wali Ahmad Baig, mubaligh Ahmadiyya Anjuman Isha’ati Islam Lahore (Gerakan Penyiaran Islam – Ahmadiyah Lahore), yang berkedudukan di Pakistan. Beliau datang ke Indonesia untuk menyiarkan Islam bersama dengan Maulana Ahmad.

Sementara Maulana Ahmad hanya bertahan selama 3 bulan karena sakit, Mirza Wali Ahmad Baig berada di Indonesia hampir 16 tahun lamanya.

Islam yang dikenalkan oleh Mirza Wali Ahmad Baig adalah Islam yang bersikap menjunjung tinggi agama melebihi dunia, Islam yang menegakkan Kedaulatan Allah di atas segala-galanya. Di samping itu, beliau turut pula mengabarkan kedatangan seorang Mujaddid abad 14 Hijriyah, yang juga mengaku bergelar Al-Masih dan Al-Mahdi.

Di bawah ini kami tuliskan sekelumit riwayat dari kegiatan syiar Islam yang telah dilaksanakan oleh Mirza Wali Ahmad Baig, yang kemudian tidak terlepas dari sejarah berdirinya Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) pada 10 Desember 1928 di Yogyakarta.[]

 

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »