Allah sangat marah melihat seseorang atau suatu kaum yang kata-katanya tak selaras dengan tindakannya (lihat QS 61:3). Adakalanya, Dia lantas meminjam tangan orang kafir untuk menghukum kaum itu.
Memang, di satu sisi, Allah Maha Pemurah dan Pengasih. Tetapi di lain sisi, Dia juga Maha Kuasa dan Maha Memberi hukuman.
Orang yang melek sejarah tentu tahu, berulang kali kaum muslimin musnah di bawah pedang kaum kafir. Ambil contoh kehancuran kaum muslimin di tangan Jenghis Khan dan Hulagu Khan. Peristiwa semacam itu sering terulang dalam sejarah umat Islam.
Meskipun Allah Ta’ala telah menjanjikan perlindungan dan dukungan kepada umat Islam, tapi tetap saja mereka dikalahkan. Sebabnya, Allah melihat mereka menyerukan kalimat tauhid (laa ilaaha illallaah), tetapi hati mereka berpaling ke hal lain. Tindakan mereka terpusat dan terpaku pada perkara duniawi. Karena itulah Allah menunjukkan kemarahan-Nya.
Ketika Allah telah menubuatkan kemenangan Nabi Suci di dalam Perang Badar, beliau tetap saja berdoa dan menangis di hadapan Allah. Karenanya, Abu Bakar bertanya, apa perlunya berdoa, jika kemenangan sudah dijanjikan? Nabi Suci menjawab, “Siapa tahu, ada syarat-syarat tersembunyi, supaya janji Allah Yang Maha Kaya itu terpenuhi.”
Ketakwaan seseorang bisa terlihat dari kesesuaian antara perkataan dengan perbuatannya. Jika kata-kata dan tindakannya tak selaras, maka tentulah Allah akan murka kepadanya. Meskipun kata-kata itu indah, tapi bila keluar dari hati yang tidak tulus, maka itu tiada akan ada harganya di mata Allah, bahkan justru akan mengobarkan kemarahan-Nya.
Allah Yang Maha Kaya tidak akan memedulikan setiap kata yang lahir dari hati yang kosong. Karena itu, hendaklah setiap orang merenungkan bagaimana keadaan jiwanya, bagaimana keadaan batinnya. Sebab, bila apa yang ada di lisanmu berlainan dengan apa yang ada di hatimu, maka buah yang dihasilkannya tidak akan baik.
Perhatikanlah selalu, seberapa jauh ketakwaan dan kesucian kita meningkat. Jadikanlah Quran Syarif sebagai standarnya.
Salah satu tanda dari antara tanda-tanda orang bertakwa, sebagaimana telah Allah Ta’ala tunjukkan dalam Quran Syarif, adalah bebasnya seseorang dari kekotoran dan keburukan dunia, sehingga amal perbuatannya menjadi jaminan baginya.
Allah Ta’ala memberi jalan keluar atau jalan kebebasan dari setiap musibah atau kesulitan kepada orang yang bertakwa. Tidak hanya itu, Dia bahkan juga memberikan rezeki baginya, dari jalan yang tidak ia ketahui dan ia bayangkan.
Allah berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, Dia akan memberi jalan keluar baginya. Dan Dia memberi rezeki kepadanya dari arah yang tak dia sangka-sangka.” (Ath-Thalaq, 65:2-3).
Tanda lain orang yang bertakwa adalah dia tak membutuhkan perkara-perkara yang tak bermanfaat. Allah akan menjadi pelindung baginya, dan menyelamatkannya dari hal yang memaksanya melawan kebenaran.
Ketahuilah, manakala seseorang meninggalkan Allah, maka Allah pun akan meninggalkannya. Dan ketika Allah Yang Maha Pemurah meninggalkannya, sudah pasti setan-lah yang akan menjalin persekutuan dengannya.
Jangan sekali-kali kau anggap lemah Allah Ta’ala. Sungguh, Dia adalah Zat Yang Maha Kuat. Ketika engkau mempercayai-Nya mengenai suatu perkara, Dia pasti akan membantumu dalam perkara itu.
Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah sudah cukup baginya.” (Ath-Thalaq, 65:3).
Maka, barangsiapa mencurahkan segenap pikirannya dalam perkara agama dan memercayakan urusan duniawi mereka kepada Allah, niscaya Allah akan menyertai mereka dan menjadi pelipur lara bagi mereka.
(HM Ghulam Ahmad, Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah jld. 2, hlm. 26-28).
Comment here