Sentuhan Rohani

Didik Agama Anak Sejak Dini

Banyak orang, termasuk yang disebut pemimpin bangsa, tidak bisa mengerti tanda (isyarat) bahwa ilmu-ilmu baru akan bermanfaat bila diniatkan untuk pelayanan agama, dan mengambil faedah dari pergaulan serta persahabatan dengan hamba Allah yang suci hatinya, yang memiliki kearifan samawi.

Keyakinanku, penyebaran faham ateis materialis disebabkan oleh serangan jahat yang penuh dengan racun ateisme, dari para ahli ilmu alam, ilmu fisik, ilmu filsafat, atau ilmu falak terhadap Islam. Untuk menandingi atau menjawab mereka, Islam dan cahaya langit dianggap tidak berdaya. Kemudian digunakanlah penipuan yang rasional serta argumen yang hipotetis dan spekulatif. Akibatnya, jauh dari maksud dan tujuan Quran Karim, dan ateisme yang tersembunyi dalam kerahasiaan turun di hati. Selanjutnya, seandainya Allah Ta’ala tidak menurunkan rahmat-Nya, pada suatu waktu orang akan berjubah ateisme dan materialisme. Ateisme dan materialisme akan mewarnai hatinya dan menyebabkan dia hancur.

Dewasa ini, datang satu bencana lagi pada orang-orang berpendidikan. Yaitu mereka tidak mengikuti sepenuhnya ilmu agama. Kemudian ketika seseorang ahli ilmu falak atau ahli ilmu filsafat menyampaikan kritikan, maka timbul keraguan mereka terhadap Islam, lalu mereka menjadi orang Kristen atau ateis. Dalam kondisi seperti itu, mungkin kedua orang tua mereka sangat zalim kepada mereka, karena tidak memberikan waktu pada mereka untuk memperoleh ilmu agama. Sejak awal orang tua itu memasukkan mereka dalam kabut dan kekacauan, dan meniadakan agama suci untuk mereka.

Masa kanak-kanak sangat cocok untuk mendapatkan ilmu agama. Hal ini layak dipikirkan. Ketika telah keluar jenggot (sudah tua) akan tidak mudah menghafal (kata Arab) dhoroba – yadhribu (memukul).

Daya ingat pada masa kanak-kanak sangat tajam. Daya ingat seperti itu tidak pernah ada pada tahap lain kehidupan manusia. Aku ingat sekali, hingga sekarang aku tetap ingat beberapa hal yang terjadi pada masa kanak-kanak. Tetapi aku tidak ingat sebagian besar dari apa yang terjadi lima belas tahun yang lalu. Sebabnya, pada usia awal, betapa kuat pengalaman dan ilmu itu terukir dalam pikiran, sehingga tidak bisa hilang lagi.

Pendek kata, dalam metode pendidikan, hendaklah ada perhatian khusus bahwa pendidikan agama dimulai sejak usia dini. Inilah keinginanku sejak awal dan sekarang. Semoga Allah Ta’ala mengabulkannya.

Bila umat Islam tidak memperhatikan pada pendidikan anak-anak mereka, maka pada suatu saat anak-anak itu akan lepas dari tangan mereka.
Telah terbukti bahwa benih-benih pengaruh berasal dari percakapan (ceramah), kemudian persahabatan.

Apabila kamu tidak ingin menyelamatkan anak-anamu dari (pengaruh negatif) persahabatan dengan orang Kristen, Arya atau yang lain, maka ingatlah bahwa kamu tidak hanya menzalimi kamu sendiri, tetapi juga umat dan Islam. Kamu melakukan kesalahan besar. Artinya seakan-akan bagimu tidak ada kebanggaan sedikit pun pada Islam, di dalam hatimu tidak ada rasa hormat kepada Nabi yang mulia, Muhammad saw.

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad | Disarikan dari Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 2, hlm. 63-64).

Yuk Bagikan Artikel Ini!