Akademika

Nuzul Isa Al-Masih dalam Pemikiran Abduh dan Ghulam Ahmad

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengkaji ayat-ayat al-Qur'an dan hadis yang menjadi titik tolak perbedaan pemahaman tentang Isa al-Masih.
  2. Mengkaji secara objektif untuk melihat secara rasional pemikiran Mirza Ghulam Ahmad dalam bukunya “Al-Masih al-Nashara fi al-Hindi" yang dalam edisi berbahasa Inggris berjudul "Jesus in India" dan pemikiran Muhammad Abduh dalam “Kitab Tafsir al- Qur'an al-Hakim as-Syahir bi Al-Manar" mengenai Isa al-Masih.
  3. Memberikan penjelasan persamaan dan perbedaan pemikiran antara kedua tokoh tersebut.
  4. Memberikan penjelasan tentang apa implikasi tologis dari konsep kebangkitan Isa al-Masih.

Penelitian ini bersifat komparatif-analitis. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penyusun akan memaparkan pandangan dan penafsiran kedua aliran tersebut terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, ayat-ayat Al-Kitab, dan Hadits-hadits Nabi yang membicarakan tentang Nabi Isa, kemudian menganalisis kedua pandangan dan penafsiran tersebut untuk mengetahui metode dan pemahaman serta perbandingan atas pemikiran keduanya.

Penelitan ini mengumpulkan argumentasi-argumentasi pemikiran keduannya dan mengkomparasikan untuk mendapatkan sintesa pemikiran yang rasional dan objektif-analitis tentang Isa al-Masih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  1. Ada persamaan pemikiran antara Mirza Ghulam Ahmad dan Syeikh Muhammad Abduh seputar proses kematian dan penyaliban Nabi Isa a.s dan kabar kembalinya ke dunia untuk kedua kali kelak di akhir zaman dengan misi khususnya
  2.  Di samping ada persamaan pemikiran antara kedua tokoh tersebut, namun ada pula sisi-sisi perbedaan pemikiran yang cukup krusial antara Mirza Ghulam Ahmad dan Syeikh Muhammad Abduh
  3. Implikasi teologis bagi yang mempercayai akan turunya Nabi Isa ke dunia tidak serta merta dianggap kafir, karena memang sebagian ulama membolehkan berhujjah dengan hadits ahad yang sahih. Adapun bagi yang tidak mempecayai hal tersebut tidak ada masalah baginya, karena memang tidak ada nash yang sharih, dan qath'iy yang mengharuskan untuk mempercayainya.
  4. Bahwa jalan keselamatan dunia dan akhirat hanya dengan mensucikan aqidah dari segala bentuk kemusyrikan, mensucikan hati dari segala macam kotoran sifat tercela, menghiasi diri dengan segala akhlaq yang mulia, dan menghindarkan diri dari segala akhlaq tercela, juga dengan menjalankan ajaran Agama sesuai syari'at dan tuntunan Rasulullah SAW.

 

  • AZIZ BASUKI (2009). ISA AL-MASIH DALAM TEOLOGI MUSLIM (Studi Komparatif Pemikiran Mirza Ghulam Ahmad dan Muhammad ‘Abduh).
  • Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  • Sumber Unduh : https://digilib.uin-suka.ac.id
Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »