Artikel

Jihad Ruhani, Perjuangan Sunyi di Jalan Allah

woman wearing hijab dancing

“Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan pada perdagangan yang akan menyelamatkanmu dari siksaan yang pedih? Berimanlah kepada Allah dan Utusan-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan Allah dengan hartamu dan jiwamu, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Dia akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukan kamu ke surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, dan tempat tinggal yang baik di surga yang kekal; itulah keberhasilan yang besar.” (QS Ash-Shaff, 61:10-12).

Dalam kehidupan, kita selalu dihadapkan pada tuntutan untuk memilih, termasuk memilih kegiatan atau perbuatan yang akan kita prioritaskan.

Alangkah bijaksananya kita, bila dalam memilihnya kita mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh nabi kita Muhammad saw.

Dalam sabda Nabi Muhammad saw. disebutkan yang intinya, perbuatan yang paling dicintai oleh Allah adalah: Salat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad di jalan Allah (Sahih al-Bukhari 527).

Selanjutnya, juga disebutkan yang intinya, manusia yang terbaik adalah orang beriman yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya (Sahih al-Bukhari 2786).

Macam-macam Jihad

Secara global ada dua macam jihad (perjuangan). Pertama, jihad jasmani, yaitu perjuangan dengan fisik, seperti perang untuk membela dan mempertahankan diri, kebenaran, agama dan tanah air (negara) dari serangan lawan.

Jihad ini disebut juga jihad asghar (perjuangan kecil).

Jihad ini hanya berlaku pada waktu tertentu, yaitu ketika ada serangan dan kezaliman dari pihak lain yang merampas hak-hak manusia, yang mengancam keselamatan hidup manusia dan agama.

Kedua, jihad ruhani, yaitu perjuangan untuk memerangi atau menaklukkan hawa nafsu, membersihkan jiwa/hati dari sifat-sifat buruk seperti sombong, ujub, dengki, iri hati, dendam, zalim, rakus, bakhil, buruk sangka, serta melawan perasaan dan pikiran negatif yang muncul di dalam diri sendiri.

Jihad ini disebut juga jihad akbar (perjuangan besar).

Jihad ini berlaku terus di sepanjang zaman dan di semua tempat. Di mana saja dan kapan saja manusia wajib memerangi hawa nafsunya, memerangi sifat-sifat buruknya, memerangi perasaan dan pikiran negatifnya, sehingga mendapatkan ridha Allah SWT.

Keistimewaan Jihad Ruhani

Nabi Muhammad saw. bersabda: Afdlalul jihaadi an yujaahadar-rajulu nafsahu wa hawaahu. “Jihad yang paling utama adalah jihad seseorang melawan dirinya dan hawa nafsunya.” (HR. Ibnu An-Najjar).

Kebanyakan manusia lebih condong dan lebih mudah melakukan suatu perbuatan yang dapat dilihat oleh orang lain daripada perbuatan yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Mereka juga sangat antusias melakukan perbuatan yang bisa menghasilkan harta, jabatan dan popularitas. Karena jika mereka bisa mencapai kekayaan, kedudukan yang tinggi dan ketenaran, mereka akan menjadi orang yang sangat dihormati di mata masyarakat. Masyarakat akan memerhatikan, mengagumi dan memuji mereka.

Sebaliknya, jihad ruhani merupakan perjuangan atau perbuatan yang tidak terlihat oleh orang lain. Perjuangan melawan perasaan dan pikiran negatif diri sendiri termasuk jihad ruhani.

Ketika seseorang melakukan jihad ini, tidak ada orang lain yang bisa melihat bahwa dia benar-benar sedang berjuang mengubah hal-hal yang negatif dalam dirinya menjadi positif.

Saat orang lain melakukan kesalahan dan kezaliman padanya, demi Allah dia cenderung memaafkannya. Dia tidak membiarkan kepribadiannya dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang ada di sekitarnya. Dia dapat diibaratkan seperti bunga teratai yang meskipun berada di lingkungan air yang kotor ia tetap bersih.

Ketika seseorang berjuang menyingkirkan pikiran yang negatif dan menegakkan pikiran yang positif di dalam batinnya, hal itu tidak terlihat oleh siapa pun di luar dirinya. Karena, hal itu merupakan perjuangan psikologis (perjuangan ruhani) yang dia lakukan pada dirinya sendiri dan terjadi dalam batinnya.

Perjuangan itu hanya terlihat oleh Allah SWT. dan dia mekakukannya demi Allah (lillahi ta’ala). Dia melakukannya agar bisa menjadi orang yang diridhai oleh Allah SWT.

Ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain, dia melakukannya semata-mata demi Allah, tidak ada motivasi untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi, ketenaran, kehormatan dan pujian dari orang lain, maka perbuatan itu sangat bagus di mata Allah dan menyenangkan bagi Allah. Itulah sebabnya jihad ruhani sangat dihargai dan sangat istimewa di mata Allah.

—————-
Di atas adalah inti ceramah oleh H. Yatimin AS yang disampaikan pada Pengajian Minggu Ketiga GAI Cabang Yogyakarta, yang dilaksanakn pada Ahad, 17 Juli 2022.

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »