Menjelang hijrah, rumah Rasulullah Muhammad saw. dikepung oleh kaum kafir Quraisy. Begitu keluar, pastilah Rasulullah saw. mereka bunuh. Tapi, di tengah malam itu, Rasulullah saw. keluar dengan selamat. Sebab, Tuhan telah membuat para pengepung itu terbius tidur.
Rasulullah saw. bersama Abu Bakar keluar dari Kota Mekah, jalan kaki di tengah padang pasir menuju Bukit Tsur. Mereka lantas masuk ke dalam gua yang ada di bukit itu, dengan lubang masuk yang amat sempit. Abu Bakar yang pertama merangkak masuk, disusul Rasulullah saw.
Setelah keduanya berada di dalam gua, segera Tuhan membuat ada tanaman berada di dalam lubang. Kemudian segera pula ada laba-laba membuat sarangnya secara amat rapat antara daun-daun tanaman dan dinding lubang. Sementara itu pula, sepasang merpati liar membuat sarang di pintu gua dan bertelur.
Di dalam gua, Abu Bakar mengalami demam panas. Sebab sewaktu hendak masuk, ada ular berbisa yang menggigit kakinya, dan membuatnya merasakan nyeri yang amat sangat. Bahkan kaki tangan Abu Bakar hampir lumpuh karenanya.
Rasulullah saw. berdoa, kemudian menggosok luka gigitan dengan sedikit ludah beliau. Seketika semua sakit Abu Bakar secara ajaib segera lenyap.
Hilangnya Muhammad membuat kaum Quraisy amat marah. Dibuatlah sayembara, barangsiapa yang dapat menemukan Muhammad kembali, akan diberi hadiah lima puluh ekor unta betina. Tak lama, para pencari jejak berhasil menemukan jejak kaki Rasulullah saw. dan Abu Bakar yang berujung di depan pintu gua Tsur.
Abu Bakar amat khawatir dengan nasib Rasulullah saw. “Ya Rasul, kita harus berbuat apa? Mereka banyak, kita hanya berdua,” demikian bisik Abu Bakar.
“Tidak, kita tidak berdua, tapi bertiga. Aku, kau, dan Allah,” jawab Rasulullah saw.
“Ya betul, ada Tuhan. Tetapi apakah kita tidak harus berbuat sesuatu?” timpal Abu Bakar.
“Lantas, engkau maunya berbuat apa?” tanya Nabi.
“Kita keluar dari gua, mengamuk sejadinya, kemudian lari”.
“Kalau menurutku, kita dapat keluar dengan selamat lewat lubang itu,” jawab Rasulullah saw. seraya menuding kepada dinding gua, dan dinding itu pun menjadi terowongan. “Atau lewat situ,” tunjuknya lagi ke di dinding seberang yang tetiba menjadi terowongan lain. “Tetapi tunggulah apa Kehendak Tuhan.” Selepas nabi berkata-kata, terowongan lenyap, dinding menjadi utuh lagi.
Ternyata Tuhan mempunyai rencana yang terbaik. Para pengejar menjadi amat ragu melihat keadaan pintu gua. Ummayya bin Chalaf berpendapat, “Tidak mungkin Muhammad lewat sini, sarang laba-laba ini umurnya lebih tua dari orang yang kita kejar. Dan lihat, telur-telur merpati itu masih utuh.”
Semuanya sependapat dengan Ummayya dan pergi. Tapi Abu Jahal merasa “Muhammad mengamati kita, kita disihir sampai tidak melihatnya.”
Setelah tiga hari, Rasulullah saw. dan Abu Bakar keluar dari gua dan meneruskan perjalanan hijrah ke Yatsrib, yang di kemudian hari dinamakan Madinah.
Itulah suatu pengalaman Rasulullah saw. dari sekian banyak pengalaman yang tercatat dalam sejarah Nabi, yang kita sebut sebagai KEAJAIBAN.
Bangsa Quraisy amat sengit memusuhi Rasulullah saw., yang mereka anggap sebagai musuh besar bagi berhala-berhala sembahan mereka, berupa patung-patung di sekitar Ka’bah yang jumlahnya ratusan. Pengikut Rasulullah saw. dikejar-kejar, dianiaya secara biadab, dibunuh, dan akhirnya terusir dari Mekah. Ada yang ke Abesinia, Ada yang ke Madinah.
Bangsa Quraisy ialah bangsa yang sakti, ahli perang dan ahli black magic. Tapi ajaibnya, semua peperangan yang kemudian terjadi antara kaum Muslimin dan kaum kafir selalu dimenangkan oleh kaum Muslimin. Hingga akhirnya, Rasulullah saw. dan tentara Muslimin memasuki kota Mekah sebagai pemenang akhir yang gilang gemilang.
Itu artinya, Rasulullah saw. lebih sakti dari kaum Quraisy dan lain-lain musuh beliau. Seluruh dunia hingga sekarang dapatlah menjadi saksi atas ini
Kesaktian Rasulullah saw. adalah berupa PERLINDUNGAN Tuhan, TUNTUNAN Tuhan, DITATA segala sesuatunya oleh Tuhan, dan apapun yang beliau perbuat Tuhanlah yang menjadi DALANG-nya.
Rasulullah saw. adalah uswatun hasanah, teladan yang sempurna. Maka rahasia yang perlu diteladani dari beliau adalah keberserahan diri beliau kepada Allah Ta’ala, kesucian beliau, percaya beliau ‘ada Allah semua bereslah’, dan merasa Tuhan Maha Dekat.
Itulah ASLAMA, KESUCIAN, IMAN, TAQWA, keadaan manusia yang FITRAH, rahasianya umat dahulu mengalami KEJAYAAN ISLAM. Maka, jika ingin terulang lagi kejayaan Islam, rahasianya ialah KEMBALI KEPADA FITRAH.[]
Oleh: Mardiyono Jaya S. Marja
Comment here