Pustaka

100 Tahun Ahmadiyah, 60 Tahun Gerakan Ahmadiyah Indonesia

  • Judul Buku : 100 Tahun Ahmadiyah, 60 Tahun Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia
  • Editor : S. Ali Yasir & Drs. Yatimin AS
  • Terbitan Khusus Media Komunikasi GAI No. 02 Tahun 1989
  • Penerbit PB GAI Bagian Tabligh dan Tarbiyah

 

Untuk menyambut Muktamar Gerakan Ahmadiyah-Lahore Indonesia (GAI) ke-12 tahun 1989, yang salah satu acaranya ialah Hari Ulang Tahun (HUT) ke-100 Ahmadiyah, Media Komunikasi GAI nomor 02/1989 ini menerbitkan “100 TAHUN AHMADIYAH, 60 TAHUN GERAKAN AHMADIYAH LAHORE INDONESIA.” Bahan-bahannya diedit dari tafsir Qanun Asasi GAI dan berbagai karangan serta informasi, sekedar untuk mengenang sejarah dan perjuangan Ahmadiyah dan GAI dalam membela dan menyiarkan Islam dalam abad penaburan benih Ahmadiyah.

Seratus tahun atau satu abad telah lewat. Suatu jangka waktu yang kelewat panjang, jika dibandingkan dengan umur rata-rata manusia Indonesia. Tetapi belum berarti jika dibandingkan dengan perkembangan Ahmadiyah, yang telah ditakdirkan Ilahi mencapai tujuannya: liyudz-hirahuu ‘alad-diini kullih, memenangkan Islam atas semua agama (QS 9:33; 48:28; 61:9).

Pendiri Gerakan Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, telah menubuatkan bahwa abad pertama Ahmadiyah adalah abad penaburan benih. Tepat seabadnya ialah tanggal 22 Maret 1989 yang lalu. Abad keduanya, mulai tanggal 23 Maret 1989 yang lalu, merupakan abad pertumbuhan dan perkembangan Ahmadiyah, yang akan berlangsung sampai tanggal 22 Maret 2089 yang akan datang.

Sedangkan abad ketiganya, mulai tanggal 23 Maret 2089 dan seterusnya sampai Hari Kiamat, merupakan abad kemenangan Ahmadiyah, yang notabene adalah kemenangan Islam itu sendiri, karena Gerakan Ahmadiyah adalah pelayan Islam semata-mata.

Alhamdulillah, Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GAI) telah mampu menghadapi dan mengatasi segala rintangan dalam abad penaburan benih yang berpuncak di abad ini, sejak sepuluh tahun yang lalu, bertekad keluar dari sarang dengan perjuangan keras melaksanakan jihad kabir: menaburkan benih lewat dakwah dengan lisan dan tulisan yang berupa buku-buku dan brosur-brosur, teristimewa karya terjemahan: Islamologi (Diinul Islaam) terjemahan dari The Religion of Islam dan Quran Suci terjemahan The Holy Qur’an karya monumental Maulana Muhammad Ali, M.A. LL. B. rahimahumullah, sahabat Imamuzzaman Hazrat Mirza Ghulam Ahmad radliyallaahu anhu.

Memasuki abad kedua Ahmadiyah ini, GAI mempersembahkan kepada bangsa dan Negara Republik Indonesia terjemahan A Manual of Hadith (Hadis-Hadis Pegangan); Dengan demikian GAI telah ambil bagian dalam melaksanakan wasiat Nabi Suci Muhammad saw.: “Aku tinggalkan untukmu dua perkara, yang apabila kamu berpegang teguh dengannya niscaya tidak akan tersesat dari jalan yang benar selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya” (H.R. Imam Malik dari sahabat Abi Hurairah r.a.).

Selanjutnya, marilah kita renungkan lukisan firman Ilahi: nashrum-minallaahi wafat-hun qariib, wa basysyiril mu’miniin, pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat; dan berilah kabar baik kepada kaum mukmin (61:13). Lukisan ini jelas mengenai kita kaum Muslimin, Ahmadiyah Lahore khususnya. Lihatlah pertanda zaman! Satu persatu muncul memberikan kesaksian.

Akhirnya, hanya kepada Allah sajalah kita bertawakkal dan mohon pertolongan-Nya.

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »