Jadilah orang tulus dan bertakwa. Ilmu murni (ilmu laduni) berasal dari langit. Bersamanya ada cahaya. Tetapi permata itu tetap perlu dicari. Prosesnya seperti yang kita lihat pada alam fisik. Hujan turun dari langit. Dari air hujan yang turun di berbagai tempat itu, menimbulkan beragam hasil. Di satu tempat tumbuh taman yang indah, di tempat lain tumbuh duri dan semak-semak. Tetesan hujan yang masuk sampai di dasar laut bisa memunculkan mutiara yang sangat berharga.
Apabila bumi tidak layak alias tandus, maka hujan yang turun di atasnya pun tidak bisa mendatangkan manfaat. Bahkan sebaliknya, bisa menimbulkan bahaya dan kerugian.
Karena itu, cahaya langit turun. Ia ingin menerangi hati manusia. Maka bersiap-siaplah untuk menerima dan memanfaatkannya. Sehingga jangan sampai kamu seperti bumi yang tidak mempunyai kemampuan menyerap air hujan, dan membuatnya itu sia-sia. Jangan sampai, meskipun ada cahaya, kamu masih tetap berjalan dalam kegelapan. Kamu tersandung dan jatuh ke dalam sumur yang gelap hingga binasa. Allah Ta’ala mengasihi manusia. Kasih sayang-Nya kepada manusia melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya. Allah tidak menghendaki makhluk-Nya binasa. Dia membukakan jalan petunjuk dan cahaya kepadamu. Tetapi untuk berjalan di atasnya, manfaatkanlah akal dan jiwa yang suci.
Sebagaimana bumi, selama belum dibajak, tidak mungkin bisa ditaburi benih di atasnya. Demikian pula, selama kita belum melakukan mujahadah dan riyadhah untuk penyucian jiwa, maka ilmu murni (ilmu laduni) tidak mungkin bisa turun dari langit.
Allah Ta’ala menurunkan karunia yang besar pada zaman ini. Untuk mendukung agama-Nya dan nabi yang mulia Muhammad saw., Allah Ta’ala mengutus seorang insan yang sedang berbicara denganmu (Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, pent.), agar mengundang orang-orang menuju cahaya itu. Seandainya pada zaman ini tidak ada perselisihan dan fitnah, tidak ada berbagai macam upaya untuk menghapuskan agama, maka tidak akan ada kekacauan. Tetapi kini kamu melihat, tidak sedikit umat dari sisi kanan dan kiri yang sibuk berpikir bagaimana melenyapkan Islam. Aku ingat, aku juga telah menyebutkan dalam buku Barahin-i- Ahmadiyyah bahwa telah ditulis dan diterbitkan enam puluh juta buku yang menentang Islam. Hal yang aneh, jumlah orang Islam di Hindustan enam puluh juta, jumlah buku yang menentang Islam juga sama dengan itu. Jadi, lawan kita telah memberikan kepada setiap seorang muslim satu buku.
Seandainya tidak ada perhatian khusus dari Allah Ta’ala, dan janji-Nya bahwa Dia sebagai Penjaga Quran atau Islam (15:9) tidak benar, tentu Islam sudah lenyap dari dunia hari ini, dan tak berbekas. Tetapi tidak, tidak mungkin terjadi demikian. Tangan rahasia Allah tentu menjaganya.
Aku menyayangkan dan merasa sedih, pada orang yang disebut muslim tetapi tidak memikirkan dan tidak peduli sama sekali pada Islam. Kebetulan aku sering membaca, bawa para wanita Kristiani pada waktu sebelum wafat mewasiatkan sejumlah uang untuk keperluan penyiaran agama Kristen. Bahkan mereka menghabiskan usia hidupnya untuk penyiaran Kristen. Kita melihat setiap hari, ribuan misionaris wanita berjalan keliling ke rumah-rumah lewat jalan-jalan kecil. Kita tidak melihat dari antara umat Islam melakukan seperti itu. Kita tidak menyaksikan sebelum wafat mereka mau mewasiatkan sebagian hartanya untuk penyiaran Islam. Ya, untuk hajatan pernikahan dan tradisi duniawi mereka sangat boros. Mereka tidak takut berutang, kemudian membelanjakannya dengan boros, untuk hal-hal yang tidak begitu perlu sekalipun. Tetapi mereka enggan mengeluarkan uang untuk Islam.
Sentuhan Rohani oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Disarikan dari Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 2, hlm. 64-66