Ahmadiyah merupakan kelompok keagamaan minoritas di Indonesia yang sering menjadi sasaran kekerasan, penolakan, pelarangan dan diskriminasi di berbagai daerah Indonesia. Dalam hal ini MUI (Majelis Ulama Indonesia) menolak, dan memproduksi fatwa sesat serta memberikan himbauan kepada masyarakat agar menjauhi paham Ahmadiyah.
Problem empirik penelitian ini adalah masih adanya generalisasi terhadap dua kelompok Ahmadiyah, antara Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadian di masyarakat dan juga masih adanya stigma mengenai Ahmadiyah yang dianggap sebagai kelompok tertutup (eksklusif).
Problem akademik penelitian ini adalah belum optimalnya literasi dan pengetahuan sebagian masyarakat mengenai adanya dua jenis organisasi Ahmadiyah yang berbeda di Indonesia, yaitu JAI (Jemaah Ahmadiyah Indonesia [Ahmadiyah Qadian]) dan GAI (Gerakan Ahmadiyah Indonesia [Ahmadiyah Lahore]).
Argumen penelitian ini adalah adanya stigma yang beranggapan bahwa Ahmadiyah merupakan kelompok yang eksklusif, dan sebagian masyarakat beranggapan bahwa Ahmadiyah itu satu jenis, telah memunculkan adanya Teologi Humanitarianisme pada organisasi GAI dalam konstruksi sosial keagamaannya.
Dari latar belakang tersebut menimbulkan pertanyaan penelitian: Apa akar teologis GAI dalam humanitarianisme? Bagaimana upaya internalisasi Teologi Humanitarianisme dalam Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) untuk merespon stigmatisasi?
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan kesadaran dan penguatan terhadap kemanusiaan berbasis agama di ranah sosial. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang berjenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara, dan observasi.
Sumber utamanya adalah tujuh orang warga GAI serta buku-buku karangan mereka yang dijustifikasi oleh warganya. Data pendukungnya berdasarkan jurnal, majalah, tesis, disertasi, buku-buku, kliping, media online dan lainnya sebagai pembantu dalam mengelola data yang dipaparkan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Konstruksi Sosial. Teori tersebut untuk melihat sejauh mana konstruksi keagamaan GAI di masyarakat Yogyakarta. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi, pendekatan ini digunakan untuk menganalisa warga GAI dari kacamata sosial.
Hasil penelitian ini menunjukan proses internalisasi nilai-nilai organisasi GAI menjadi mekanisme pertahanan utama dalam menghadapi tantangan. Melalui proses internalisasi yang efektif, anggota dapat memperkuat identitasnya, meningkatkan resiliensi, dan menjaga komitmen terhadap nilai-nilai organisasi.
Kemudian akar teologis humanitarisme pada GAI sangat kuat dan terintegrasi dengan seluruh aspek ajaran mereka. Komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi landasan bagi berbagai aktivitas sosial yang mereka lakukan.
Dengan demikian, Gerakan Ahmadiyah tidak hanya sekedar sebuah gerakan keagamaan, tetapi juga merupakan gerakan sosial yang aktif berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.[]
- M. Guntur Sandi Pratama, NIM.: 22205021004 (2024) TEOLOGI HUMANITARIANISME SEBAGAI BASIS KONSTRUKSI SOSIAL GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
- Link Unduh di Sini
Comment here