Sudah sepatutnya kita bersyukur atas limpahan rah{mat dan karuniaNya yang begitu indah dan luar biasa ini, tapi alangkah kurang ‘arif dan bijaknya penduduk bangsa ini jika di balik keanekaragaman yang dianugerahkan kepada Indonesia malah disalah-artikan dan difahami sebagai petaka atau bahkan dimanfaatkan dengan sesuka hati tanpa mengindahkan norma-norma kebersamaan dan keseimbangan, sehingga menimbulkan beragam masalah dan konflik-konflik baru yang sengaja diciptakan.
Tahun 2014 merupakan salah satu momentum pemilihan wakil-wakil rakyat secara langsung, isu suku, ras dan agama (SARA) merupakan salah satu sasaran empuk untuk membuat-buat konflik dan mencari perhatian serta dukungan di negri ini, sehingga frekuensi konflik SARA biasanya meningkat pada waktu-waktu seperti ini.
Sasaran utama mereka biasanya adalah kelompok-kelompok minoritas, dan Ahmadiyah merupakan salah satu kelompok minoritas yang dijadikan sasaran sejak beberapa tahun terahir di negeri ini. Hal ini dipicu karena beberapa hal yang berbeda dalam kelompok mereka dengan kelompok muslim lain.
Dalam hal ini, peneliti akan mencoba meneliti salah satu ritual keagamaan, yang biasa diperhatikan oleh khalayak umum, yaitu ibadah haji dalam bingkai keilmuan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Pada kesempatan penelitian kali ini membahas pemahaman serta tafsir ayat-ayat ibadah haji yang dilakukan oleh Ahmadiyah Lahore, kemudian dilengkapi dengan ritual ibadah haji yang dilakukan Ahmadiyah Lahore Yogyakarta mulai dari pendaftaran secara administratif, hak dan kewajiban yang mereka dapatkan di Indonesia dan Makkah-Madinah, sampai prosesi manasik haji yang mereka tunaikan, hingga mereka kembali pulang ke rumah mereka.
Ternyata dari hasil penelitian ini, pemahaman tafsir ayat-ayat ibadah haji Ahmadiyah Lahore yang tercermin dari Qur’an Suci Terjemah Dan Tafsir karya Maulana Muhammad Ali, serta manasik haji yang ditunaikan Jama’ah haji Ahmadiyah Lahore Yogyakarta, sama seperti yang di tunaikan dan diamalkan umat Islam lainnya.
Kalaupun ada perbedaan dalam pemahman tafsir Ahmadiyah Lahore, itu lebih pada corak sosial-politis yang melingkupi penafsiran pada saat pembuatan Qur’an Suci Terjemah Dan Tafsir waktu itu, dan masih dalam batas kewajaran.
Bahkan ditemukan beberapa informasi yang menyatakan bahwa buku tafsir Qur?an Suci Terjemah Dan Tafsir merupakan salah satu rujukan dan bahan bacaan pejuang Indonesia yang beragama Islam di masa penjajahan. Dan kemudian Qur’an Suci Terjemah Dan Tafsir bahasa Belanda sempat dijadikan rujukan Al-Qur?an dan Terjemahnya yang diterbitkan Departemen Agma Republik Indonesia edisi pertama.
- Skripsi disusun oleh Aan Arwani (2014)
- Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin & Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
- Unduh di sini http://digilib.uin-suka.ac.id
Comment here