Edisi KemerdekaanTokoh

Soedewo Parto Koesoemo (1906-1971)

Lahir di Jember pada Februari 1906, dan wafat di Jakarta pada bulan Ramadhan, 22 November 1971. Disemayamkan di Bogor.

Sedari kecil, Soedewo dididik dalam suasana pendidikan Belanda. Pendidikan yang ditempuh: HIS (1919), Kwekschool (1923), Hogore Kweekschool (1926) dan Hoofdakte (1934). Beliau juga mengajar di HIS Muhammadiyah Yogyakarta dan sekolah-sekolah lain. Sebagai pengajar, beliau mencapai jabatan tingkat tertinggi sampai pada masa pensiun sebagai Inspektor Sekolah Rakyat.

Di Yogyakarta inilah beliau berkenalan dengan Ahmadiyah, melalui Mirza Wali Ahmad Baig. Mulanya, Soedewo menemui MWAB untuk menanyakan koplet-koplet puisi dalam bahasa Inggris. MWAB menawarkan kepadanya sebuah puisi yang “lebih megah dan indah” dari lainnya. Pada perjumpaan berikutnya, MWAB memperlihatkan sebuah kitab, yakni The Holy Qur’an karya Maulana Muhammad Ali. Berikutnya, Soedewo bersama dengan beberapa sahabatnya dari HIS Muhammadiyah, seperti Moehammad Irshad, Raden Syam (Syamsurizal) dan lainnya, belajar mendalami Qur’an Suci sembari berlatih bahasa Inggris di bawah bimbingan MWAB.

Demi ketertarikannya kepada Qur’an, dalam usia 28 tahun Soedewo telah berhasil menyelesaikan karya terjemah The Holy Qur’an ke dalam bahasa Belanda bertajuk De Heliege Qur’an. Kitab ini menjadi rujukan kaum intelektual pada masa itu, dan tersebar luas di penjuru Nusantara, bahkan sampai Nederland dan Suriname. Setelah itu menyusul terjemahan buku-buku yang lain, seperti De Reliege van den Islam, terjemah dari The Religion of Islam karya Maulana Muhammad Ali.

Sedari muda, Soedewo aktif dalam berbagai organisasi perjuangan. Pada 1 Januari 1925, beliau mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) dan menjadi Wakil Ketua mendampingi Syamsurijal. Organisasi ini banyak menerbitkan buku hasil karya Soedewo dalam bahasa Belanda. Selain itu juga menerbitkan majalah Het Licht yang menjadi bahan diskusi kaum muda intelektual saat itu. Mewakili JIB, beliau hadir dalam Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.

Soedewo juga bergabung dalam organisasi Moeslem Broderschaap, yang didirikan oleh Djojosogito dan Moehammad Hoesni. Organisasi ini menerbitkan majalah bulanan Correspondentie Blad. Soedewo pun menjadi redaktur pelaksana dan rutin mengisi majalah ini.

Tahun 1928, Gerakan Ahmadiyah Indonesia berdiri. Soedewo diangkat menjadi sekertaris Pedoman Besar GAI, mendampingi Moehammad Hoesni sebagai Sekretaris Jenderal dan Minhadjurrahman Djojosoegito sebagai Ketua Umum. Soedewo aktif sebagai penulis dan menjadi redaktur Majalah As-Salam (bahasa Belanda), Risalah Ahmadiyah, dan Safinatu Nuh.

Soedewo sangat aktif menerjemahkan dan menulis berbagai buku, dalam bahasa inggris, bahasa belanda, dan indonesia. Dalam profesinya sebagai guru, Soedewo banyak juga mengarang buku-buku pelajaran sekolah, membuat atlas sekolah dan atlas sejarah. Terjemahannya Antara lain:

  1. Muhammad de Profeet
  2. De Leerstellingen van den Islam
  3. De Bronnen van het Cristendom
  4. Het Geheim van het Bestaan
  5. Het Nut van God
  6. De Geboorte van Jezus
  7. Mirza Ghulam Ahmad de Man
  8. De Boodschap van den Heiligen Profeet to Europa
  9. De Roep van der Islam
  10. De Islamitische Instelling van het Gebed,
  11. De Waarheid van den Heiligen Profeet
  12. Korte Schet van het Leven van den Heiligen Profeet
  13. De Inleiding tot de studie van den Qur’an

Karya tulis asilnya antara lain:

  1. Positive Leenshouding van den Islam
  2. Keur van de Qur’an Verzen
  3. Handleiding tot de studie van de Arabische Taal
  4. Gerakan Ahmadiyah
  5. Intisari Qur’an Suci
  6. Islam yang saya bela
  7. Islam dan Ilmu Pengetahuan
  8. Cara Mempelajari Qur’an
  9. Jesus tidak mati di kayu palang
  10. IShak atau Ismailkah yang dikurbankan?
  11. Masih hidupkah Nabi Isa dengan badan jasmaninya di langit?
  12. Mi’raj Nabi Muammad saw.
  13. Tuntunan Pelajaran Bahasa Arab
  14. Keesaan Ilahi (karya terakhir).

Pada masa perang kemerdekaan, beliau aktif bergerilya bersama tentara rakyat, Atas jasanya ini, beliau mendapat anugerah penghargaan dari Pemerintah RI berupa “Satya Lencana Karya” Kelas III.[]

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »