Koran SINDO – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) baru akan berlangsung 1 Juli mendatang. Tapi sekolah sudah mulai bersiap menyambut calon siswa baru. Sekolah pun mengatur strategi agar dapat menarik minat calon siswa. Salah satunya dengan memamerkan potensi unggulan yang dimiliki sekolah. Seperti yang dilakukan 16 sekolah negeri dan swasta di ruang display Taman Pintar. Sebanyak 16 sekolah yang terdiri dari enam SLTA, dua SLTP, tiga SD, dan lima TK ambil bagian dalam pameran pendidikan di lokasi tersebut mulai 26–30 Mei 2015.
Salah satu sekolah yang tampil dengan potensinya adalah SMK PIRI 1. Untuk menarik minat calon siswa, sekolah ini memajang becak tenaga surya hasil karya sekolah. Becak tenaga surya jadi andalan karena sudah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Riset dan Teknologi. Becak yang dilabeli antilelet, anti-BBM, dan antipolusi memang berbeda.
Yang paling mencolok tentu saja sumber tenaganya yang berasal dari tenaga surya. Tenaga dihasilkan melalui solar cell yang dipasang di atap becak. Tenaga disalurkan untuk mengisi empat buah baterai dengan kapasitas 26 AH. Dalam kondisi normal tanpa di-charger pada malam hari, becak tenaga surya bisa digunakan untuk menempuh jarak 40 kilometer. Kalau diisi ulang, jarak tempuh bisa tambah jauh hingga 60 kilometer.
Ketua Tim Pengembangan Teknologi SMK PIRI 1, R. Sunarto mengatakan, saat musim kemarau, pengguna becak listrik tenaga surya bisa tersenyum lebar karena suplai tenaga listrik tidak akan habis. Jangan khawatir kehabisan daya karena pengembang sudah menyiapkan sumber energi lain sebagai alternatif. Baterai bisa diisi dengan dicharge menggunakan saluran listrik di rumah.
Dengan begitu becak masih tetap bisa digunakan kapan pun dan di mana pun. Untuk memberi kemudahan pengguna, pengembang menambahkan beberapa fitur pendukung. Seperti dua unit lampu utama yang dipasang di sisi kanan dan kiri. Tak cukup di situ, becak masih dilengkapi lampu sein dan lampu rem.
Seperti kendaraan bermotor, becak ini dilengkapi takometer sebagai indikator kecepatan plus indikator daya yang masih tersimpan. Indikator daya ini untuk memberi petunjuk kapan penggunanya perlu membantu menggunakan pedal. Hebatnya lagi, beber Sunarto, ada fungsi maju mundur seperti kendaraan roda empat ditambah sistem pengereman yang sengaja dibuat dobel.
Modal memproduksinya hingga Rp18,5 juta. Cukup mahal memang karena beberapa komponen seperti aki dan motor listrik yang harganya cukup tinggi. Sekolah lain tak ingin kalah. Mereka tampil dengan keunggulannya masingmasing. Seperti SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta juga menampilkan unggulan mereka berupa robotik.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta Aman Yuriadhijaya mengatakan, pameran merupakan ajang sangat strategis bagi sekolah untuk menampilkan potensi unggulan kepada khalayak. Pameran juga jadi ajang promosi sekolah serta sosialisasi program.
Ia mengapresiasi pemilihan lokasi pameran yakni Taman Pintar. Lokasi ini strategis menyedot banyak pengunjung. Pengunjung Taman Pintar sekaligus menyempat diri menikmati pameran yang berada di ruang displaylantai dasar.
Aman berharap, dengan tema pameran yang diusung yakni Pendidikan Berkualitas, Inklusif dan Berkarakter menuju Persaingan Global mampu mengukuhkan predikat Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar yang berkualitas, inklusif, memiliki karakter, serta siap menghadapi persaingan global nanti.[]
Comment here