TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Peternak ikan tak jarang alami kerugian lantaran tak dapat mengawasi air di kolamnya tiap saat. Prihatin atas keadaan itu, siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta ciptakan alat pengatur permukaan air otomatis. Selain dapat mengontrol permukaan air, alat ini juga dapat menguras kolam tanpa harus ditunggui.
Dalam beternak ikan, takaran air yang ada di kolam wajib diperhatikan. Sebab jika terlalu sedikit atau kolam kekurangan air, maka apabila terkena sinar matahari akan terlalu panas. Hal itu menyebabkan ikan lekas mati. Sementara jika kelebihan air, ikan akan mudah keluar dari kolam.
Menengok keadaan itu, siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta yang terdiri dari Wahyu Syahrul Gunawan dan Yogi Fatmawan membuat alat pengatur ketinggian permukaan air otomatis. Diharapkan dengan adanya alat ini, peternak ikan tidak akan lagi mengalami kerugian yang disebabkan kurang atau lebihnya air di kolam.
Penggagas alat ini, Yogi Fatmawan menuturkan, alat ini terinspirasi oleh keadaan di daerah asalnya yakni Wonosobo, dimana peternak ikan terkadang alami kerugian karena tak bisa selalu mengawasi kolamnya.
Prihatin dengan keadaan itu dan menginginkan peternak ikan membuahkan hasil yang memuaskan, dia mengajak teman sekolahnya untuk membuat alat pengatur ketinggian permukaan air otomatis.
“Di Wonosobo, daerah saya, airnya kan melimpah. Banyak peternak ikan di sana. Tapi, terkadang banyak ikan-ikan pada mati karena airnya kelebihan atau kekurangan. Makanya saya menciptakan alat ini,” ucap Yogi, sapaan akrabnya saat ditemui Tribun Jogja di Lippo Mall Plaza, Minggu (11/10/2015).
Untuk cara kerja alat itu sendiri, lanjut dia, sebelumnya kolam diberi pengapung sebagai indikator air sedang alami kekurangan atau kelebihan. Jika kolam bocor atau air di dalamnya alami penguapan, maka secara otomatis air yang sebelumnya berada di menara air akan turun mengisi kolam. Begitu sebaliknya.
“Jika air kelebihan, otomatis kan pengapung ikut naik. Pada kondisi itu kolam yang sebelumnya sudah diberi kran, krannya akan terbuka. Kran akan tertutup kalau air di kolam sudah pas sesuai indikator,” imbuhnya.
Tak hanya itu. Di menara air juga terdapat bola pingpong yang setengahnya sudah diisi dengan air sebagai indikator menara itu sedang kekurangan air atau sudah pas.Jika bola pingpong itu menunjukkan bahwa air di menara mau habis, maka pompa air akan menyala dan mengambil air dari sumur.
“Kami buat semua proses di alat pengatur ketinggian permukaan air ini serba otomatis. Ini untuk mempermudah peternak ikan. Supaya kalau kelupaan tidak memonitor, tetap tidak alami kerugian,” jelas Yogi.
Sementara itu anggota tim lainnya, Wahyu Syahrul Gunawan menambahkan dalam pembuatan alat ini, pihaknya hanya membutuhkan waktu satu minggu. Meski alat ini hanya dikerjakan oleh mereka berdua, tanpa ada bantuan guru. Pun pembuatan alat ini tak memakan banyak biaya.
“Modal untuk membuat prototype memakan biaya Rp 525 ribu. Sebelumnya ketika kami melakukan ujicoba di rumah guru, waktu itu biayanya Rp 1 jutaan. Kami membuat prototypenya supaya masyarakat paham cara kerja alat ini,” kata Wahyu.
Dia pun megungkapkan, alat ini juga dapat menguras air di dalam kolam secara otomatis. Pemilik hanya tinggal memencet tombol, maka kolam akan terkuras dan terisi dengan sendirinya. Wahyu berharap, ke depan dapat mengkomersilkan alat ini.
“Kami baru membuat alat ini dua minggu yang lalu. Tanggapan guru sangat positif. Kami berharap ke depan dapat dikomersilkan supaya masyarakat dapat menikmati,” tukasnya.[]
Comment here