Artikel

Shalat sebagai Penambah Harapan Hidup

Alloh, Tuhan Yang Maha Esa itu, bersifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Dia yang mencukupi dan menyediakan segala kebutuhan ciptaanNya agar mencapai kesempurnaannya.

Jadi setelah nenciptakan segala sesuatu, Allah tidak membiarkan mereka terlantar begitu saja, tetapi dipelihara dan dicukupi kebutuhannya. Tumbuh-tumbuhan dicukupi kebutuhannya, binatang dicukupi segala kebutuhannya, demikian pula manusia.

Manusia adalah ciptaan Alloh yang paling mulia dan sempurna. Ia diciptakan oleh Alloh terdiri dari dua unsur yang tidak bisa dipisahkan yaitu Jasmani dan Rokhani.

Untuk mencukupi kebutuhan jasmani Alloh telah menyediakan alam semesta, udara, sinar matahari, air, tumbuh-tumbuhan, binatang dan sebagainya (yang kami sebut alam semesta), semua itu disediakan oleh Alloh untuk mencukupi kebutuhan jasmani manusia.

Untuk menggunakan alam semesta itu Alloh nenganugerahi manusia dengan akal yang mampu berpikir. Dengan akal manusia dapat menjakau apa yang tidak dapat dilihat oleh mata, menjangkau apa yang tidak dapat didengar oleh telinga dan menjangkau apa yang tidak dapat dicium oleh hidung.

Berkat kecerdasan pikiranya itu manusia dapat mencapai kemajuan yang pesat baik dibidang kebudayaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Akan tetapi kemajuan yang telah dicapai oleh manusia itu belum dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

Sebab kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi itu hanya membuat manusia mampu menguasai alam semesta untuk memenuhi kebutuhan jasmani hukan kebutuhan Rokhani.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi tidak dapat menghilangkan rasa takut, rasa kuatir, kesedihan dan duka cita. Rokhani manusia sangat membutuhkan rasa damai, tentram, salam dan bahagia, bebas dari rasa takut dan kuatir.

Untuk nencukupi kebutuhan itu Alloh Yang Maha Pemurah menurunkan Petunjuk atau pedoman hidup yang disebut Agama. Agama di wahyukan kepada seseorang yang terpilih diantara hamba-hambanya yang disebut Nabi dan Rosul.

Para Nabi dan Rosul inilah yang menyampaikan nengajarkan sekaligus memberi contoh kepada sesama umat manusia agar mencapai keluhuran budi pekerti dan kesucian rokhani, sehingga manusia nencapai kedamaian, ketentraman, salam dan bahahia bebas dari rasa takut dan kuatir.

Dengan petunjuk dan pedoman hidup ini, umat manusia memperoleh tatanan kehidupan sesuai dengan tuntunan Agama Islam yang dibawa Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.

Peserta jalsah yang kami hormati,
Menurut syariat Islam kewajiban yang nomor satu dan paling utama bagi setiap orang Islam adalah kewajiban menjalankan perintah shalat. Shalat merupakan kewajiban pertama yang diperintahkan kepada Nabi suci Muhammad SAW dan perintah shalat adalah perintah yang paling banyak diulang dalam kitab suci Al-Qur’an.

Ibadah shalat menduduki posisi yang paling penting dan paling tinggi. Dengan shalat manusia akan mencapai derajat yang mulia karena akan mampu menghindarkan diri dari perbuatan keji dan buruk (QS Al-‘Ankabut ayat 45) sehingga nengantarkan manusia mencapai tingkat keluhuran Budi Pekerti dan kesucian Rokhani.

Meskipun saat ini umat manusia di belahan dunia tak terkecuali negara kita tercinta sedang ditimpa wabah atau pageblug Covid-19, justru makin meningkatkan kualitas shalatnya sehingga terhindar dari rasa takut dan kuatir, tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Pada suatu diklat yang pernah saya ikuti, salah satu materi adalah “Harapan Hidup Lebih Panjang”. Untuk hidup sampai usia lanjut banyak faktor yang mengaruhi, antara lain: pola hidup sehat, tidak minum-minuman beralkohol, tidak merokok, tidak stres, dll masih banyak lagi.

Tetapi yang ingin saya garis bawahi adalah tidak stres. Jadi untuk mencapi usia lanjut, jalani hidup di tengah yang serba sulit dan tidak menentu karena Covid-19 ini hindari stres. Semakin sering stres semakin memperpendek usia kita, itu teori untuk mencapai usia lanjut.

Bagi umat Islam, wabil-khusus anggota Ahmadi, yang betul-betul menjalankan shalat lima waktu dengan sebaik-baiknya dengan khusuk tumakninah, dan menjalankan shalat-shalat sunnah, termasuk melaksanakan shalat sunnah Tahajjud pada malam harinya.

Dari titik inilah hidupnya mencapai keluhuran budi pekerti dan kesucian rohani sehingga akan dijauhkan dari rasa takut kuatir kesedihan dan duka cita, tidak terpengaruh oleh riuhnya kehidupan dan dinamika politik.

Hidupnya secara totalitas berserah diri sepenuhnya hanya kepada Alloh SWT dan hanya mimiliki satu sandaran kepada-Nya: “ALLOH SUDAH CUKUP BAGI KAMI DAN IA ADALAH PELINDUNG YANG MULIA” (QS Ali Imron ayat 173).[]

Oleh: Subahim | Ketua GAI Cabang Wonosobo

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »