ArtikelOpini

Relasi Antara Pancasila dan Surat Al-Fatihah

Beruntunglah kita menjadi bangsa Indonesia, karena mempunyai Pancasila sebagai dasar falsafah negara yang sangat dikagumi oleh bangsa-bangsa lain.

Pancasila menjadi dasar falsafah tidaklah terjadi secara kebetulan. Hal ini terjadi berkat kodrat dan iradat Ilahi Rabbi. Mengapa demikian ? Karena terbukti bahwa ternyata ada keselarasan antara Pancasila dengan Ummul kitab, Al-Fatihah.

Ummul-kitab atau Al Fatihah, Menurut Rasulullah saw. dibagi menjadi dua bagian, yakni dialog antara Tuhan dengan hamba-hamba-Nya. Dialog keduanya kata berjawab gayung bersambut.

Di tiga ayat pertama surat Al-Fatihah, Allah memperkenalkan diri sebagai:

  • Allah (uluhiyah)
  • Rabb (rububiyah)
  • Ar-Rahman (rahmaniyah)
  • Ar-Rahim (rahimiyah)
  • Maliki Yaumiddiin (Malikiyah).

Kemudian di ayat-ayat berikutnya, manusia datang menjawab sembari bersembah sujud

  • iyyaaka na’budu (ibadah)
  • wa iyyaaka nasta’in (isti’anah)
  • ihdinash-shirathal-mustaqim (hidayah)
  • shirathalladzina ‘an amta alaihim  (in’amah)
  • ghairil-maghduubi alaihim waladl-dlaalliin (salahiyah).

Dan keselarasan Ummul-kitab dengan Pancasila adalah sebagai berikut :

  • Uluhiyah – Ibadah – Sila ke-1 : Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Rububiyah – Isti’anah – Sila ke-2 : Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Rahmaniyah – Hidayah – Sila ke-3 : Persatuan Indonesia
  • Rahimiyath – In’amah – Sila ke-4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
  • Malikiyah – Salahiyah – Sila ke-5 : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Apabila kita bandingkan dengan bangsa-bangsa lain, biasanya dasar falsafah mereka adalah sekitar Liberty, Fraternity, dan Egalitee. Atau Justice, Democracy, Liberty, dlsb-nya.

Indonesia justru telah mengakui  Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Sila ke-1 dasar negara. Atau dengan perkataan lain, kita mengakui Allah sebagai pencipta Liberty, Democracy, Justice dan lain sebagainya itu.

Ada pula negara lain yang mempunyai simbol matahari, sedangkan matahari adalah ciptaan Tuhan. Ketuhanan Yang Maha Esa, atau dipahami berarti Tuhan, Allah SWT adalah pencipta semesta alam, pencipta matahari, pencipta jagad raya.

Penduduk Indonesia, yang mayoritas muslim, tentu sangat memahami dirinya sebagai hamba Allah, dan menyembah hanya kepadaNya. Sedangkan bangsa lain mungkin hanya mengagungkan salah satu dari sifat Allah saja.

Siapapun pasti sangat heran, apa sebabnya bangsa Indonesia yang mempunyai dasar negara yang terindah di dunia, namun dalam pencapaian rasa aman dan kesejahteraan nampaknya tertinggal dengan bangsa lain?

Kemungkinan besar, sadar atau tidak sadar, kita telah meremehkan, atau bahkan melecehkan Pancasila, sehingga kita tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Iman (Ketuhanan Yang Maha Esa)
  • Jujur (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
  • Benar (Persatuan Indonesia)
  • Adil (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan)
  • Sabar (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

Sebagai implementasi Pancasila, mari kita bangkit, bangun,  kerja keras, kerja cerdas guna mempersiapkan generasi yang akan datang, dimulai dari sekarang, dengan niat suci, membersihkan diri sendiri, tanpa pamrih, dengan sabar dan tujuan adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, hanya untuk ridha Allah semata-mata.

Bila pimpinan dan segenap warganegara melaksanakan Pancasila dengan pemahaman yang sungguh-sungguh dan dilaksanakan dengan tepat, insya Allah tidak ada bangsa manapun juga yang akan melecehkan Indonesia

Bekerja dan berjuanglah selalu dengan pedoman Panca – Sila : Iman, Jujur, Benar, Adil dan Sabar.

 

Penulis : Nanang RI Iskandar

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »