DiskursusPustaka

Pangkal Perpecahan Ahmadiyah

  • Judul Buku : Pangkal Perpecahan Ahmadiyah
  • Judul Asli : Ikhtilâf-i Silsilah-i Ahmadiyyah
  • Penulis : Amir Aziz Al-Azhari bin Abdul Aziz
  • Penerjemah : Yatimin A.S.
  • Penerbit : Pedoman Besar Gerakan Ahmadiyah Indonesia
  • Cetakan Pertama Februari 2016

Keyakinan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tentang berakhirnya kenabian pada diri Rasulullah Muhammad saw. telah beliau nyatakan berulang-ulang dalam berbagai kesempatan. Demikian pula berbagai bantahan atas tuduhan banyak orang bahwa beliau mengaku sebagai nabi, terus-menerus beliau sampaikan, bahkan hingga saat-saat terakhir hidup beliau. Rekaman atas pernyataan dan bantahan itu, hingga hari ini masih bisa dibaca dalam sejumlah buku karya beliau.

Tetapi anehnya, meski dalam nada dan pretensi yang berbeda, tuduhan bahwa beliau mengaku sebagai nabi itu dimunculkan  kembali jauh hari setelah beliau wafat, justru oleh sebagian kalangan yang mengaku menjadi pengikut beliau sendiri. Inilah pokok pangkal perkara yang menyebabkan Ahmadiyah, Gerakan Pembaharuan dalam Islam yang dibangun oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, terbelah ke dalam dua faksi, yakni Ahmadiyah-Qadiyan dan Ahmadiyah-Lahore.

Padahal, dalam konsepsi Islam, hanya ada dua pilihan sikap yang bisa dilakukan orang kepada seorang nabi, yakni menerima (iman) atau mengingkari (kufur). Oleh karena itu, jika seseorang meyakini Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, dia bukan hanya berarti telah membongkar segel penutup kenabian pada diri Nabi Muhammad saw. (khâtaman-nabiyyîn), tetapi juga berimbas pada sikap takfîrul-muslimîn, karena pasti akan menganggap kaum muslim lainnya yang tidak beriman pada kenabian beliau sebagai kafir. Sikap yang tidak saja bertentangan dengan akidah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sendiri, yang berulang kali secara tegas menyatakan bahwa seseorang yang telah mengucapkan dua kalimah syahadat adalah muslim, tetapi bahkan menjadi penyebab utama hancurnya kesatuan dan persatuan umat.

Karya terjemah Yatimin A.S. dari buah pena Amir Aziz Al-Azhari dalam Bahasa Urdu ini berusaha memaparkan fakta-fakta teologis maupun historis yang menjadi pokok pangkal perpecahan di dalam Ahmadiyah. Dalam hemat kami, buku ini menjadi amat penting bukan hanya karena terutama mengungkap fakta-fakta tersebut, melainkan karena sekaligus juga sebagai upaya Penulis dalam menegakkan salah satu pokok asasi keyakinan Islam, mengenai kesempurnaan kenabian pada diri Rasulullah Muhammad saw.

Sebagaimana disempurnakannya wahyu risalah pada Al-Qur’an mengandung arti tidak ada kitab suci sesudahnya, demikian pula disempurnakannya agama pada Islam mengandung arti tidak ada agama sesudahnya, maka demikian juga dengan disempurnakannya kenabian pada diri Nabi Muhammad saw., ini juga mengandung arti bahwa tidak akan ada atau tidak akan datang lagi seorang nabi pun sesudah beliau, baik nabi lama maupun nabi baru. Inilah pokok keyakinan Ahmadiyah-Lahore, yang dengan alasan ini pula Ahmadiyah-Lahore menegaskan eksistensinya.

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comments (3)

  1. Bahwa maqom tertinggi setara khalifah n sebagai khalifah itu 1.imam mahdi ra/as(muhammad ibn abdulloh dzuriyyatur rosuul) n yg lain tentu dibawahnya dan atau mengikutinya=2.imam masih isabnu maryam as/ra 3 imam hidhri ra/as

  2. Bahwa yg disalib diserupakan pd mereka selain (judas iskariot)nabi isa n menurut ahmadiyah disalib itu pingsan n disembuhkan n ke india kashmir jadi yg pasti kuburan makam dikashmir(judas iskariot)si jesus bukan nabi isa as melainkan yg diserupakan selain nabi isa yaitu jesus yg judas iskariot bukan isa as

  3. Hadist=lau kaana ba”diy nabiyyun lakaana umaro ibnu khaththob sabda rosul jika ada nabi setelahku ialah umar ibnu khaththob=jelas tiada nabi setelah muhammad saw

Comment here

Translate »