Perkenankan dalam khutbah di minggu pertama tahun baru 1445 hijriyah ini, saya kutipkan untuk kita semua, nasehat Imam Ali ibnu Abi Thalib karramallâhu wajhah.
Man kaana yawmuhu khoyron min amsihu fahuwa raabihun. Wa man kaana yawmuhu mitsli amsihu fahuwa khoosirun. Wa man kaana yawmahu syarrun min amsihu fahuwa maghbuun.
Barang siapa yang hari ininya lebih baik dari hari kemarinnya, maka ia adalah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ininya sama dengan hari kemarinnya, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ininya lebih buruk dari hari kemarinnya, maka ia adalah orang yang celaka.
Berkenaan dengan wejangan Sayyidina Ali di atas, cara terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup kita pada tahun 1445 Hijriyah ini adalah dengan kembali bercermin dan meneladani ruh dan makna hijrah itu sendiri.
Hijrah menurut bahasa memiliki dua arti. Pertama secara zhahiriy, yaitu perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Dan kedua secara ma’nawiy, yaitu perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik.
Kedua makna hijrah ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw bersama para sahabatnya, dalam momentum hijrah dari Mekkah Al-Mukarramah ke Madinah al-Munawwarah, yang kini kita peringati sebagai awal kalender hijriyah.
Lalu bagaimana berhijrah pada konteks kekinian?
Hijrah adalah sebuah etos dan spirit yang harus terus dirawat dalam kehidupan. Hijrah adalah sebuah ikhtiar keras (jihad) untuk memperbaiki kualitas hidup yang berisi dan menuju kepada kebaikan dan perbaikan, dalam bingkai ibadah atau pengabdian kepada Allah.
Allah Swt Berfirman dalam surah an-Nisaa’ ayat 100, sebagaimana telah saya bacakan di mukadimah khutbah, yang artinya:
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat/cita-cita yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dengan berusaha keras agar kehidupan kita, keluarga kita, masyarakat serta bangsa kita berjalan pada koridor yang diridhoi oleh Allah SWT, sesuai dengan tuntunan serta panduan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw kepada kita, sebagaimana yang diwarisi dan diajarkan oleh para ulama.
Inilah satu-satunya cara, yang bila cara tersebut ditempuh, maka garansinya adalah suatu perubahan menuju kepada situasi dan kondisi kehidupan yang lebih baik dan beradab, sebagaimana yang telah Allah janjikan kepada kita pada ayat di atas.
Dalam berhijrah, secara lebih spesifik, Rasulullah berwasiat kepada kita: Wal muhaajiru man hajara maa nahiyallaahu ‘anhu. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang telah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. (HR. Imam Al-Bukhari)
Wasiat Rasulullah di atas senada dengan apa yang telah Allah wajibkan dalam surah al-Muddatstsir ayat 5, “War-ruj-za Fahjur”, dan dari segala perbuatan dosa, maka berhijrahlah.
Memperkokoh niat dan mengoptimalkan daya upaya untuk menaati segala perintah dan larangan Allah, inilah esensi dari kewajiban hijrah.
Semoga, di awal tahun baru 1445 Hijriyah ini, kita dapat bermuhasabah, mengintrospeksi diri atas segala langkah yang telah kita ayunkan pada tahun yang lalu, untuk kemudian mengoreksinya dan menjadikannya sebagai modal guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup kita, kualitas ibadah atau pengabdian kita, sehingga tidak menjadi orang yang merugi, apalagi celaka.
Marilah kita ingat-ingat selalu nasehat Rasulullah saw dalam sabdanya, Khoirun-Naasi man thoola ‘umruhuu wa hasuna ‘amaluhu. Wasyarrun-nnasi man thoola ‘umruhuu wa suu’i ‘amaluhu. Bahwa sebaik- baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya, tetapi buruk amal perbuatannya.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Hakim).
Wallaahu a’lam bishowab.
Intisari Khutbah Jumat Oleh Asgor Ali di Masjid Margi Utami, Pare, Kediri pada 21 Juli 2023 M / 3 Muharram 1445 H
Comment here