Berhubung dengan akal saja manusia tidak bisa mencapai tingkat keyakinan tertinggi, maka sangat diperlukan ilham yang membantu menerangi akal dalam kegelapan.
Inilah sebabnya, ahli filsafat (filsuf) besar tidak bisa menemukan Tuhan hakiki hanya dengan mengandalkan akal.
Ingatlah baik-baik. Untuk ketenangan, kepuasan dan kemantapan hati, sangat penting adanya ilham.
Pertama-tama gunakanlah akal. Ingatlah, bagi orang yang menggunakan akal, Tuhan (Allah) tentu akan terlihat. Karena nama-Nya tertulis dengan huruf yang sangat besar dan jelas pada daun-daun di pohon dan pada benda-benda di langit. Tetapi jangan hanya bergantung sepenuhnya pada akal, agar kekuatan ilham Ilahi tidak tersia-sia. Karena tanpa ilham itu tidak akan ada ketenangan sejati dan tidak mungkin tercapai akhlak mulia. Orang Brahma tidak bisa memperoleh kedamaian dan cahaya keselamatan sejati, karena tidak percaya pada pentingnya ilham dan menjadi budak akal. Dia menganggap tidak ada gunanya ilham itu.
Dalam Quran Karim, orang-orang yang menggunakan akal disebut ulul albab (orang yang mempunyai akal). Lebih lanjut Allah berfirman:
“Orang yang mengingat-ingat Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan (sambil berbaring) di atas lambung mereka.” (Ali ‘Imran, 3:190).
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan aspek yang lain, ulul albab (orang yang mempunyai akal sehat) adalah orang yang mengingat Allah Yang Maha Agung dalam posisi berdiri maupun duduk.
Janganlah dikira bahwa pengetahuan sebagai sesuatu yang tidak mungkin bisa diperoleh dengan ingat kepada Allah. Bahkan pengetahuan yang dalam yang sejati tidak mungkin diperoleh tanpa kembali kepada Allah Ta’ala. Karena itu dikatakan, takutlah pada seorang mukmin dengan pengetahuan yang dalam, karena dia melihat dengan cahaya Ilahi. Pengetahuan yang dalam yang sejati, tidak mungkin pernah diperoleh selama belum dicapai ketakwaan.
Apabila kamu ingin sukses, maka gunakan akal dan berpikirlah. Dalam Quran Karim terdapat penekanan berulang-ulang agar orang berpikir dan merenung (6:50, 7:169). Pikirkan tentang Quran Karim, dan jadilah orang yang mempunyai sifat atau watak bersih dan tidak bercela. Ketika hatimu bersih, kamu menggunakan akal sehat, dan berjalan di atas jalan takwa, maka dari kombinasi itu akan melahirkan kesadaran dalam hati, “Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan itu (langit dan bumi) sia-sia. Maha Suci Engkau! Selamatkanlah kami dari siksa neraka.” (3:190).
Pada waktu itu kamu akan mengerti bahwa makhluk itu tidak sia-sia. Bahkan makhluk itu menunjukkan dan membuktikan akan kebenaran Sang Khalik sejati. Sehingga terlihat jelas berbagai macam ilmu dan pengetahuan yang membantu agama.
Allah Ta’ala tidak hanya memuliakan orang Islam dengan anugerah akal, tetapi Dia juga menganugerahkan cahaya ilham. Orang Islam, janganlah berjalan di atas jalan yang diinginkan oleh ahli logika yang kering dan ahli filsafat. Orang-orang seperti itu menang dalam kekuatan lisan (berbicara), tetapi sangat lemah kekuatan ruhani mereka.
Lihatlah, dalam Quran Syarif, Allah Ta’ala dalam memuji hamba-hamba-Nya menyebutkan, “Yang mempunyai kekuatan dan peglihatan.” (38:45).
Dari firman Ilahi itu dapat diketahui bahwa Allah Ta’ala mencintai orang yang melihat karya dan kalam Allah dengan penglihatan lahiriah (jasmaniah) dan penglihatan batiniah (ruhaniah), dan kemudian mengamalkannya. Semua perkara ini tidak mungkin bisa dicapai kecuali dengan kesucian dan kekuatan jiwa (batin).
Jika kamu ingin memperoleh kebahagiaan serta keselamatan dunia dan akhirat, dan mampu membuka hati manusia, maka upayakan kesucian, gunakan akal, berjalanlah di atas petunjuk Ilahi, perbaikilah dirimu, dan tunjukkan contoh akhlak luhurmu pada orang lain, tentu kamu akan berhasil.[]
Sentuhan Ruhani Oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
Disarikan Oleh Yatimin AS dari Kitab Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 2, hlm. 60-61