Sentuhan Rohani

I’tiba Rasulullah Muhammad saw.

Melalui amaliah sunnahnya, Rasulullah Muhammad saw. telah menunjukkan kepada kita bahwa hidup dan mati beliau seluruhnya dipersembahkan untuk Allah Ta’ala semata.

Lain halnya dengan umat Islam sekarang ini. Bagaimana mungkin mereka dapat dikatakan  ber-i’tiba (meneladani) Rasulullah saw? Sementara, kebanyakan dari mereka mempersembahkan hidup dan matinya untuk dunia. Dunialah orientasi mereka. Dunialah yang  mereka cintai, mereka butuhkan dan mereka cari. Dan tatkala mereka ditanya, “apakah kamu muslim?”, mereka menjawab, “ya, kami muslim”.

Padahal, seharusnya seorang muslim, yang telah mengikrarkan kalimah syahadat, semestinya mempersembahkan hidupnya semata untuk Allah saja.

Menjadi seorang muslim, yang berserah diri kepada Allah, tidaklah mudah, dan jangan dianggap mudah. Janganlah kalian merasa puas sebagai seorang muslim, selama belum bisa mewujudkan ketaatan pada Rasulullah saw.

Sebab, tanpa meneladani Rasulullah saw. sepenuhnya, seseorang hanya mungkin bisa disebut muslim secara kulit luar belaka. Sementara, mereka yang senang dengan kulit luar semata, bukanlah orang yang bijaksana adanya.

Seorang muslim berkata pada salah seorang Yahudi, “Kamu, jadilah muslim!” Si Yahudi menjawab, “Kamu, jangan merasa gembira dengan nama belaka. Aku memberi nama Khalid (artinya kekal) pada anakku yang baru lahir, tapi ternyata sebelum matahari terbenam  dia mati dan dikuburkan!”

Oleh karena itu, carilah hakikatnya, jangan senang hanya bersandingkan nama. Sungguh memalukan, disebut umat Nabi Muhammad saw., tapi melangsungkan kehidupan seperti kaum kafir. Perlihatkanlah teladan Muhammad Rasulullah saw., dan wujudkanlah keadaan itu dalam kehidupan kalian. Sebab, jika teladan itu tak ada dalam kehidupan kalian, maka sungguh kalian bukan pengikut Muhammad, melainkan pengikut setan.

Pahamilah dengan baik, manusia seharusnya mengorientasikan hidupnya untuk menjadi kekasih Allah. Karena selama kita belum menjadi kekasih Allah dan tidak mendapatkan cinta Allah, kita tidak bisa melangsungkan kehidupan yang sukses. Dan kita tak akan pernah menjadi kekasih Allah selama kita belum benar-benar menaati dan meneladani Rasulullah saw. (Q.S. 3:31)

Rasulullah saw. telah menunjukkan melalui perbuatannya bagaimana berserah diri yang sesungguhnya itu. Oleh karena itu, realisasikan keberserahan diri kalian melalui i’tiba Rasul, sehingga kalian akan menjadi kekasih-kekasih Allah.

– Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Malfuzat Ahmadiyyah, jilid 1, hlm. 160-161 –

Penerjemah: Yatimin A.S.

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »