ArtikelKliping

Imam Mahdi

Beserta dengan persangkaan yang keliru tentang nuzulnya Nabi Isa a.s. itu, adalah pula satu persangkaan yang berlaku di antara kaum Muslimin, satu persangkaan yang juga tak beralasan, dan merugikan bagi perkaranya Islam.

Adalah satu kepercayaan umum bahwa betul pada kalanya Masih akan turun dari langit, bakal ada timbul juga seorang Imam Mahdi, dan kedua-duanya Masih dan Imam Mahdi itu bakal bergandengan tangan bersama-sama memerangi orang-orang yang tidak Islam. Mereka itu hendak menyiarkan Islam dengan luas-luasnya di penjuru-penjuru dunia, dan tiap-tiap orang yang tidak suka memeluk Islam, akan diserangnya dengan pedang.

Sungguh inilah satu fikiran yang pincang, sama sekali bersalahan dengan sebenar-benarnya ialah satu penistaan terhadap kepada pelajaran mulia yang dinyatakan oleh Quran tentang perkara itu.

Laa ikraaha fiddiin: tidak ada paksaan dalam agama.” Begitulah pelajaran Kitab Suci, dan sungguh pun begitu, masih juga orang berani mempertahankan kepercayaan bahwa Imam Mahdi dan Masih akan menyiarkan Islam dengan pucuknya pedang.

Lagi, Kitab Suci ada meluluskan perangan hanya terhadap kepada mereka orang-orang yang mendahului menyatakan perang kepada kaum Muslimin, tegasnya ialah perangan guna melindungi diri. “Wa qaatiluu fii sabiilillaahilladziina yuqaatiluunakum: Dan berperanglah pada jalannya Allah bermusuhkan mereka yang memerangi kamu.”

Inilah perintah yang nyata-nyata di dalam Quran yang Suci, dan sungguh pun begitu, pelindung-pelindung Islam pada zaman belakangan ada dianggapnya pergi dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dengan melakukan perangan untuk keperluan Islam, bermusuhan orang-orang yang tidak bersalah.

Sudah barang tentu saja hadits-hadits tentang bakal timbulnya Imam Mahdi dan perbuatan-perbuatannya dalam perkaranya Islam itu adalah jauh daripada sahih. Hadits-hadits yang tersebut itu telah ditolak benar-benar dalam kitab-kitab yang menunjukkan fikiran yang tertajam tentang hadits-hadits.

Bukhari dan Muslim tidak berisi sesuatu hadits pun yang serupa itu. kedua-duanya itu tidak menjelaskan dari halnya Mahdi dan kelakuannya hendak menumpah-numpahkan darah dalam pada menyiarkan Islam itu.

Nyatalah satu kesalahan besar pada fihaknya kaum Muslimin menyisihkan satu perintah yang nyata dalam Quran yang Suci itu dengan beralasan satu hadits tidak sahih yang demikian itu. Bukan saja mereka itu telah berlalai memandang harganya hadits-hadits tadi dalam penerangannya Quran yang Suci, tetapi mereka telah melupakan juga menyelidiki betapa jauhnya pemandangan yang serupa itu ada diperteguhkan oleh kelakuan penghidupannya Nabi yang Suci.

Tidak ada satu contoh boleh disebutkan buat mempertunjukkan bahwa Nabi yang Suci sekali-kali pernah melakukan paksaan pedang terhadap kepada seorang-orang, apalagi terhadap kepada segenap rakyat, akan memeluk Islam. Barang apa tidak boleh diluluskan dalam halnya Nabi yang Suci, tiadalah boleh dilakukannya dalam sesuatu perbuatan atas nama dan untuk keperluannya Nabi yang Suci, walaupun ia ada seorang Mahdi atau seorang Masih.

 

_________________

Dinukil dari Da’watoel-‘Amal (Pengajakan Bekerja) oleh Maulana Muhammad Ali, Presiden Ahmadiyah Anjuman Isha’ati Islam, Lahore (Hindustan). Disalin oleh Oemar Said Tjokroaminoto, Presiden Central Sarikat Islam Yogyakarta (Jawa). Diterbitkan oleh Mirza Wali Ahmad Baig, Muballighul-Islam, Utusan Pergerakan Ahmadiyah, Yogyakarta (Jawa). Tanpa Tahun Terbit. Hal. 31-33.

 

 

Yuk Bagikan Artikel Ini!

Comment here

Translate »