Nama AHMADIYAH dinisbatkan kepada nama lain daripada Nabi Suci Muhammad saw., yakni AHMAD, sebagaimana termaktub di dalam QS Ash-Shaaff (61) ayat 6, berkenaan dengan nubuat Nabi Isa al-Masih a.s. tentang beliau, sebagai berikut:

“Dan tatkala ‘Isa Bin Maryam berkata: Wahai anak keturunan Israil, sesungguhnya aku ini utusan Allah kepada kamu, yang membenarkan apa yang ada sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar baik akan seorang Utusan yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD. Maka setelah ia datang kepada mereka dengan tanda bukti yang nyata, mereka berkata: inilah sihir yang terang.”

Rasulullah saw. memiliki banyak panggilan, atau nama julukan. Tetapi beliau memiliki dua nama diri yang termasyhur, yakni AHMAD dan MUHAMMAD. Kedua nama itu berasal dari akar kata yang sama, yakni HAMD. Keduanya juga disebutkan dalam Qur’an Suci, dan disebutkan pula dalam berbagai Kitab Hadits, seperti Kitab Hadits Bukhari, Muslim, Fathul Bari dan lainnya.

Kata AHMAD mengandung arti “orang yang banyak memuji.” Sedangkan kata MUHAMMAD berarti “orang yang sangat terpuji.” Nama MUHAMMAD menunjukkan sifat Rasulullah saw. yang menunjukkan kebesaran, kemenangan dan kemuliaannya, yang lazim disebut SIFAT JALALI. Sedangkan nama AHMAD menunjukkan sifat Rasulullah saw. yang menampilkan keindahan, keelokan dan kehalusan budi pekerti, yang lazim disebut SIFAT JAMALI.

Gerakan Pembaharuan dalam Islam yang didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad di abad ini mengambil nama AHMAD, dengan tujuan agar setiap orang yang mendengar nama ini tergerak hatinya untuk menghayati aktivitas kehidupan Nabi Suci Muhammad saw. melalui SIFAT JAMALI  beliau sebagaimana disebutkan di atas, yakni keindahan, keelokan dan kehalusan budi pekerti.

Aktualisasinya, sebagai gerakan penyiaran (dakwah) dan pembelaan (difa’) Islam, Gerakan Ahmadiyah berpegang teguh pada cara-cara damai dalam menyiarkan dan membela Islam, dengan cara mengedepankan sikap taqwa dan tawakkal kepada Allah, berakhlakul karimah, dan menyelenggarakan syi’ar Islam dengan keindahan, keelokan dan kehalusan budi pekerti.

Empat syarat yang selalu dijunjung tinggi dan menjadi sendi dasar para penghayat GERAKAN AHMADIYAH dalam menyelenggarakan pembelaan dan penyiaran Islam adalah:

  1. kekuatan ilmu
  2. kekuatan bayyinah (tanda bukti) atau burhan (argumen)
  3. kekuatan taqwa (ketulusan pengabdian dan keteguhan iman)
  4. kekuatan rohani (keyakinan akan pertolongan Allah).