The following notes are the response from the Lahore Ahmadiyya Indonesia to Winai Dahlan's notes regarding the relation between his father (Erfan Dahlan, a son of KH Ahmad Dahlan) and the Lahore Ahmadiyya. Written by Basharat Asghar Ali and posted to
SelengkapnyaPersoalan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) masih terus dibicarakan orang. Walaupun KH. M. Sahal Mahfudz telah berusaha sekuat-kuatnya menjelaskan, namun tidak berhasil menenangkan masyarakat, bahkan MUI-pun menjadi sasaran guyonan masyarakat banya
SelengkapnyaThe following notes were written by Dr. Winai Dahlan, a son of Irfan Dahlan or a grandson of KH Ahmad Dahlan, as a response to the information regarding the relation between his father and the Lahore Ahmadiya. The notes were originally posted to my f
SelengkapnyaDi bawah ini adalah tulisan Ibu/Saudari Diah Purnamasari Zuhair mengenai hubungan Irfan Dahlan (Eyang beliau) dengan Ahmadiyah (Lahore). Kami sudah meminta izin kepada beliau melalui akun facebook Saudara Najib Burhani. Dalam akun tersebut, juga terd
SelengkapnyaSIAPA sangka, bila penyebaran Islam di Thailand, yang mayoritas penduduknya beragama Budha, ternyata ada andil keturunan KH Ahmad Dahlan, pendiri ormas Islam terbesar Muhammadiyah yang juga pahlawan nasional Indonesia. Jawa Pos National Network (JPNN
SelengkapnyaPada masa awal kepengurusan SWB Arifin, terbentuklah desa-desa binaan sebagai basis GAI di daerah sekitar Sungai Konto, di antaranya Desa Sekuning, Wangkalan, Jaban dan desa Pusuh. Kegiatan yang rutin diselenggarakan adalah Pengajian Tafsir Qur’an, b
Selengkapnya“Kongres Serikat Islam 26/26 Januari 1928 di Yogyakarta memperingati hari SI. 15 tahun. Sebagai dimaksudkan dahulu itu, diadakanlah juga Majelis Ulama itu, tetapi Muhammadiyah tidak mau turut duduk di Majelis itu sebenarnya Majelis SI. adanya, jadi d
SelengkapnyaDalam uraiannya tentang gerakan Ahmadiyah, Almanak Muhammadiyah yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah Bagian Taman Pustaka di Yogyakarta tahun 1346 H (1926 M) menyebutkan antara lain: “Baru saja Mujadid buat abad yang ke-14 itu berdiri, maka yang perta
SelengkapnyaTetapi pro dan kontra terhadap fikiran-fikiran Ahmadi, dengan asumsi pertama bahwa dari mereka banyak bisa diambil hal-hal yang elok, menunjukkan kedudukan ajaran ini dalam sejarah pemikiran Islam di Indonesia. Sesudah masuknya kitab-kitab dari Timur
Selengkapnya“Bukan onderbouw apa-apa. Kami ini muslim, dan menjadi muslim juga tidak berarti kami onderbouw Arab. Jadi kami memang tidak organisasi-sentris, tapi lslam-sentris. Kapan saja tidak diperlukan menyebut organisasi, dan cukup Islam saja, itupun bagi ka
Selengkapnya